Fools

12.1K 1K 76
                                    

Dalam hidup ini pasti kita pernah melakukan kesalahan, kan?

"Jk." Taehyung mundur selangkah.

Satu hal yang Taehyung akan selalu ingat, 'Jangan pernah membiarkan kesadaran dan akal sehatmu hilang'.  

Flashback on

Setahun yang lalu tepat tiga hari sebelum Taehyung terbang ke Korea.

Ada masa saat kau berada di titik terlemah bukan? Taehyung merasakan itu. Banyak masalah yang memenuhi otaknya; tentang keluarga, kehormatan, martabat, norma, cinta, dan perasaan.

Saat itu Taehyung sedang minum di sebuah bar sampai kepala terasa melayang dan kesadaran nyaris hilang, tapi pikiran-pikiran itu tak kunjung enyah. Ia hanya ingin beristirahat sehari saja. Melepas semua itu. Melupakan segalanya. 

Diteguknya kembali segelas cocktail disusul menjatuhkan kepala di atas meja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Diteguknya kembali segelas cocktail disusul menjatuhkan kepala di atas meja.

"Are you alone? You look so done." Seru suara asing dari sosok tidak dikenal.

Bukannya menjawab. Taehyung hanya berguman tidak jelas sambil mempoutkan bibir tanpa membuka mata. Mengabaikan sosok yang duduk di kursi samping sembari meneguk cocktail.  

Di lain sisi, sosok itu mengulum senyum tipis. "Beautiful. I want you. What's your name, sweety?"

Taehyung yang menumpu kepala di atas meja merasakan usapan di rambutnya. Bukannya menolak, ia malah merasa nyaman. "Ngh, Taehyung."

"I'm Jk. You're Korean, aren't you?"

"Hm."

"Me too." Ungkap si lawan bicara.

Sontak saja Taehyung membuka mata antusias

"Benarkah? hahaha. Eomma, Tae menemukan teman korea." Gumannya sambil menepuk-nepuk bahu pria yang baru dikenal.

"Aku tak berniat untuk menjadi temanmu, Taehyung-ssi." Dan setelah itu Taehyung merasakan bibirnya yang basah. Tidak, bukan karena ia ngiler. Tapi ada benda kenyal asing yang melumat bibirnya.

Bukannya disaat seperti ini Taehyung merasa marah?

Bukannya seharusnya ia merasa dilecehkan?

Bukannya dia harus mengelak?

Tapi--

Lengan Taehyung malah mengalung ke leher Jk. Ini bukanlah ciuman pertamanya, namun ia menyukai perasaan ini. Saat sosok lain mendominasi ciuma. Apa dirinya sudah gila?

"Eumhh--ahh. mm."

Entah sejak kapan Taehyung sudah duduk di pangkuan Jk dan mengaitkan kakinya di pinggang Jk. Ciuman mereka berlangsung cukup lama dan panas. Bartender yang ada di hadapan mereka hanya tersenyum dan kembali menyibukkan diri.

Benang saliva terjulai panjang diantara mereka, Taehyung mengambil nafas sebanyak-banyaknya sembari menatap bibir merah pria yang baru dikenal.

'Manis/Manis' 

Bibir Taehyung dikecup singkat sehingga ia mengalihkan atensi tepat pada manik onyx memikat,. 

Netra mereka terkunci begitu lama. Tanpa ada suara dan kata, Taehyung mengangguk. Malam itu, ia hanya ingin bebas dan lepas. 

Katakan Taehyung bodoh. Dirinya memang sudah gila. Disepanjang perjalanan, ia memeluk lengan Jk dan mengecupi biseps yang masih tertutup kemeja itu.

Kurang.

Taehyung beralih mengecupi leher Jk. Sabuk pengaman? Jangan pikirkan itu disaat seperti ini. Dia menjilati potongan leher Jk bak seekor anak anjing.

"Kau sudah tidak sabar,hm?" Jk mengelus pipi Taehyung dengan satu tangan.

"Jk."

"Yeah, sweety."

"Ah.. daddy."

Jk bersmirk kecil, "Ne, babby. Sebentar lagi kita akan sampai."

.

.

.

Tidak memakan waktu lama sampai akhirnya mereka berada di sebuah kamar hotel. Bahkan tubuh keduanya sudah dalam keadaan telanjang sempurna.

Seperti dalam mimpi basah pertama kali. Taehyung kembali merasa didominasi oleh sosok pria berkulit putih. Oh bahkan suara rendah dan beratnya nyaris sama.

"Aa--ahh. daddy. anghh. disana. disana. yah. eungghh-- ngahh." Lenguh Taehyung yang mengalungkan kedua kaki di pinggang Jk.

"You're so tight, baby."

"Am.. I.. ss.. ah. pretty, daddy..?"

"Yeah.. argh. you're so pretty and beautiful, baby."

Pujinya Jk disusul menunduk dan memagut bibir merah Taehyung. Mereka saling melumat dengan panas. Suara penyatuan kulit keduanya sampai-sampai memenuhi kamar hotel itu.

Tidak hanya sekali. Mereka selalu berganti posisi dan entah berapa kali mereka keluar bersamaan. Malam itu, Taehyung benar-benar melupakan segala pikiran yang sering memenuhi otaknya.

Flashback end

"Nice to see you again, Taehyung-ssi."

Taehyung yang berdiri kaku, kembali mundur selangkah dan hampir terjatuh karena lemas.

"Kenapa kau seperti melihat hantu?" Jeongguk mendekat.

Taehyung ingin mundur tapi kaki begitu lemas dan ia hanya bisa bersender di dinding sebelahnya.

"Kenapa kau pergi tanpa kata? Aku mencarimu ke bar itu lagi dan lagi. Tapi kau tak pernah datang."

Tidak juga mengeluarkan kata. Taehyung memalingkan wajahnya. Ia takut.

"Dan ternyata, beberapa bukan lalu Jennie mengirimiku sebuah foto pernikahan. Lucu sekali bukan?" Jeongguk menyentuh pipi Taehyung.

Sungguh Taehyung betul-betul takut. 

Terlalu takut.

Ia takut terjatuh lagi.

Hangat.

Tanpa sadar Taehyung menyandarkan pipi di telapak tangan Jeongguk, membuat pria yang lebih muda bersmirk kecil. Namun sedetik kemudian Taehyung tersadar, dan melangkah mundur.

"Ekm. Jennie mungkin menunggu dirumah, Jeongguk-ssi." Taehyung bersikap seformal mungkin.

"Dan untuk kejadian itu. Aku hanya terpengaruh alkohol. Jadi, tolong lupakan." Sambungnya kemudian disusul melangkahkan kaki menuju mobil yang terparkir lumayan jauh.

Di tempatnya berdiri, Jeongguk menatap telapak tangannya.

"Lupakan, huh?" Gumannya seraya tersenyum miring.

Mari kita lihat sejauh mana kau akan bertahan?

.

.

TBC

Let Me In ╬ KOOKV [END]Where stories live. Discover now