✏Who I'am 2 ☑ Who are?✖

367 15 3
                                    

Jieun tetap memejamkan matanya menolak melihat laki-laki di depannya itu. Ia terus memukuli kepalanya hingga ia menjadi pusat perhatian semua orang. Semua mata kini tertuju pada Jieun karena tingkah anehnya itu.

Jieun POV

Gue seratus persen bahkan seribu persen yakin kalau itu suami gue. Tapi kenapa semua orang bilang kalau Baekhyun sudah tewas?

Lelucon apa lagi ini?

Dia.. iya itu dia.. dia... Baekhyun??

"Perkenalkan saya Baek Ho, salah satu keturunan Byun yang nanti akan mengambil alih atas perusahaan Byun."

Baek Ho?

Puk puk puk(gue mukul kepala gue sendiri seperti halnya orang gila)

Gue stress, gue bingung. Tau ah bangsat!!

"Jieun kamu kenapa nak?" Mama langsung menghentikan gerakan tangan gue.

"Ma, di... a B BBB Baekhyun ma!!" gue berbisik-bisik ke mama tapi sepertinya semua orang mendengarnya karena suara gue terlalu keras.

Jieun goblok!!

"Sayang dia Baek Ho" mama kembali memberi tahu gue tapi sayangnya gue masih aja gak percaya.

Kini giliran laki-laki itu memandang gue dengan tatapan sinis. Gue sontak jadi gelagapan, gue jadi salah tingkah. Tapi tak lama kemudian mata gue dan laki-laki itu bertemu, pada akhirnya saling menatap heran satu sama lain.

Kontak mata?!!

Tatapannya, gue sangat merindukan itu. Bukankah dia Baekhyun? seseorang tolong katakan sejujurnya ke gue. Gue sangat yakin, tatapan itu benar-benar tatapan Baekhyun.

Gue bisa merasakannya...

"Ehem" laki-laki itu memutuskan kontak mata dan kini berjalan menjauh dari gue.

Sakit! sakit sekali rasanya.

"Jieun kamu mau kemana nak? kita kan belum selesai makan?" mama kembali memberikan pertanyaan yang sama sekali gak berguna ke gue.

"Jieun mau cari udara segar ma. Jieun mau keluar."

Gue berdiri dari kursi dan beranjak pergi. Tapi sebelum itu, gue masih harus minta izin dan minta maaf pada orang-orang disana. Begitu juga dengan Tuan Byun.

Lo pikir gue gak punya etika. Ya jelas lah gue punya, gue gak mau malu-maluin di depan orang tua gue.

"Hmm mohon maaf Tuan Byun, mohon maaf semuanya, saya ada perlu dan saya izin keluar sebentar. Mohon maaf semuanya." Kata gue dengan sopan. Semua pandangan tertuju pada gue.

Termasuk laki-laki itu. Iya, si Baek Ho.

"Iya nak, silahkan." Balas Tuan Byun yang membuat gue lega.

Tak lama lagi, gue segera beranjak pergi meninggalkan ruangan itu. Rasanya sangat melegahkan. Gue bisa bebas dan gak merasa canggung lagi. Apalagi disitu ada laki-laki yang mirip banget sama suami gue.

"Gila!!"

"Siapa yang gila?" gue berhasil di buat terkejut dengan suara laki-laki di belakang gue.

Persetan!! nih orang muncul terus bangsat.

"Woy gue lagi nanya tuli!!" sentak laki-laki itu.

"Gue gak tuli!! mau apa lo." Bentak gue yang juga gak mau kalah.

"Lo tadi bilang gila, terus gue nanya siapa yang gila. Dasar goblok!!"

WHO I'AM?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang