Part 35 notebook

11.7K 788 76
                                    

Sepajang perjalanan pulang, kevin tidak melepaskan sebelah tangan gadisnya. Tidak membiarkan tangan itu menganggur begitu saja. Sudah keysa bilang berkali-kali kalau itu bahaya, tapi kevin tidak menghiraukan apa yang keysa bilang.

“sayang.” Panggil kevin, pandanganya lurus ke depan. Tak ada sahutan apapun dari orang di sebelahnya. “sayang.” Panggilan ke dua juga sama, tidak di hiraukan.
“sayang.” Panggilan ketiga, kevin menggoyangkan tangan keysa sedikit kuat. Membuat gadis yang sedari tadi sibuk menatap jalanan dari kaca di sampinya terkejut bukan main.
“eh kenapa kak?” sahut keysa.

“ck kamu ngelamunin apa si?” tanya kevin berdecak kesal, sebal karena diabaikan. Hal apa yang bisa memenuhi pikiran keysanya hingga dia di abaikan seperti tadi?

“lagi asik liatin jalan aja, tadi kaka manggil aku ada apa?”
Kevin menghembuskan nafas kasar. “cuacanya lagi bagus, mau main dulu engga?” cuaca hari terlihat bagus, sangat sayang untuk di lewatkan.

“ayo.” Sahut keysa antusias, lagi pula setelah diingat-ingat mereka belum pernah jalan-jalan berdua.

“mmm.. kakak, aku pengen beli makanan korea deh.” Gara-gara akhir-akhir ini dia sering nonton video mukbang makanan korea, keysa jadi ikutan tergiur ingin mencoba. “mau makan dimana?” tanya kevin.

“di mall, kata alina disana ada yang jual makanan korea yang enak.” Sahut keysa cepat. Ah ya, satu hal yang harus kalian ketahui. Mulai hari ini keysa benar-benar pindah tempat duduk, tidak lagi bersama biyan, melainkan dengan alina. Itu sudah keputusan yang tidak lagi bisa di ganggu gugat.
Satu kecupan mendarat di punggung tangan keysa. “siap princess.”

Sesampainya di tempat tujuan. Mereka mencari meja yang kosong, tempat yang keysa maksud sangat ramai di kunjungi pembeli.
“rame banget, kita makan di tempat yang lain aja deh.” Keysa mengaitkan tangannya pada legan kevin, hendak meninggalkan tempat itu karena sepertinya disana benar-benar tidak ada tempat yang kosong.

“bentar, kaya nya mereka udah mau pergi.” Pandangan kevin tertuju pada meja nomor tiga. Jika di lihat dari gerak geriknya pembeli, yang ada disana akan segera pergi.
Dugaan kevin tidak meleset. Saat laki-laki dan perempuan tadi pergi, kevin mengajak keysa untuk segera duduk disana, jika tidak cepat takutnya tempat itu akan di huni orang lain.

“itu kaya kak bagas.” celetuk Keysa, dia menunjuk salah satu meja yang letaknya tak terlalu jauh dari mereka.
Kevin membalikan kepala enam puluh derajat, karena posisi bagas berada di belakangnya.

Bertepatan ketika kevin menengok, pandangan bagas juga tertuju pada kevin, alhasil mereka saling pandang satu sama lain selama beberapa detik.

“woi vin.” Bagas tidak bisa mengendalikan suaranya, dia menjadi pusat perhatian pengunjung yang ada disana suara lantangnya itu. “bukan temen gw.” Gerutu seseorang sambil menundukan kepala. Bagas tersenyum canggung melihat atensi pengunjung di sana yang tertuju pada dia.

“vid, pindah tempat duduk yu, kali aja dapet traktiran.” Orang yang tadi menggerutu tidak lain dan tidak bukan adalah david.

Tanpa menunggu jawaban, bagas pergi begitu saja. Yang mau tak mau david mengikutinya dari belakang.
“cie yang lagi pacaran.” Itu adalah kalimat pertama yang bagas ucapkan ketika baru saja mendudukan bokongnya.

“udah tau lagi pacaran, ngapain kesini si.” Dengus kevin, bagas ini sudah tahu situasi tapi masih memaksakan diri.

“elah galak amat. Key boleh kan kalo kita gabung disini?” tanya bagas pada keysa yang tentu saja mendapat izin, memangnya keysa bisa menolak?
Di sana, satu meja cukup untuk empat orang. Posisi mereka saat ini keysa di depan kevin, david di sebalah kanan keysa dan bagas di sebelah kirinya.

My Little Sister Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang