bab 13

4.3K 522 7
                                    

"Hey, [Y/N].." Ujar Ron dan Hermione bersamaan, aku melihat Harry yang tampak sibuk membaca buku, "Leher mu..." Lirih Hermione mendekat ke arah ku.

Dengan cepat aku membenarkan Syal ku, "Tidak apa-apa. Ini hanya digigit binatang mungkin." Ujar ku menjauh dari Hermione.

"Ya, kah?" Tanya Ron menggoda ku, aku melihat wajah Hermione yang tampak mencurigai ku.

Sebelum Hermione ingin bicara, dengan cepat aku menyambar, "Ini sudah dari tadi pagi! Mungkin kalian tidak menyadari nya." Ujar ku lalu mereka mengangguk mengerti.

"Oh, iyaiya." Ujar Hermione percaya kepada ku, lalu aku menghela nafas lega.

"H-harry—apakah kau sudah siap untuk menyelesaikan tugas ketiga besok, sayang?" Ujar ku tersenyum sumringah.

"Ahh-sobat, selama kalian pacaran, [Y/N] tidak pernah memanggil mu dengan sebutan itu." Ujar Ron tertawa kecil, "—aku curiga kau memberi nya ramuan cinta."

Aku melihat Hermione ikut tertawa, "Shut up, Ronald." Ujar Harry tertawa dengan candaan Ron.

Harry menatap ku sambil tersenyum, "Tentu saja, aku merasa tugas ketiga mungkin tak akan sesulit sebelum nya." Ujar Harry antusias.

"Ya. Kedengaran nya bagus." Ujar ku seraya tersenyum terus ke wajah Harry.

"Hemm, seperti nya kali ini dugaan Ron benar, kau benar-benar memberi [Y/N] ramuan cinta, Harry." Ujar Hermione lalu aku tersentak kecil.

"Tidak! Ia tidak memberi ku ramuan cinta, kok." Ujar ku dengan wajah kaku.

"Lantas—kenapa kau begitu aneh?" Tanya Ron menatap ku dengan tatapan bingung.

"Entah-lah," Lirih aku pelan lalu aku duduk di atas sofa dengan mendekat ke arah tubuh Harry yang sedang memegang buku nya, kemudian aku memeluk nya dengan erat, "aku mencintai mu." Lirih aku lalu Hermione dan Ron saling bertatapan heran satu sama lain.

"Aku juga." Jawab Harry mengecup pucuk rambut ku.

Aku mendengar suara helaan nafas kasar dari Hermione, "Malam ini kau bisa ber-romantis-romantis an dengan nya, yah—tapi besok kau harus menjalan kan tugas mu, okay?" Kata Hermione lalu Harry terkikik pelan.

"Kau bisa memeluk Ron kapan pun kau mau." Ujar Harry dengan tatapan menggoda, lalu aku melihat tatapan Hermione dan Ron saling terkunci.

Lalu beberapa detik kemudian mereka menyadari dan saling menjauh, "Tidak akan. Ia bukan tipe ku!" Ketus Ron memberi pandangan jijik kepada Hermione.

"Tapi kau cemburu saat aku bersama Krum, kan?" Ujar Hermione tidak terima.

"Tentu saja tidak! Jangan ge'er Hermione." Ujar Ron tak mau kalah, lalu wajah Hermione memerah padam dan sangat emosi.

"Tapi bukan nya kau fans berat nya Krum? Dan ketika aku dengan nya—kau terlihat cemburu! Sudah kukatakan waktu itu, jika kau mengajakku untuk pergi—"

"AKU TIDAK PEDULI JIKA KAU BERSAMA KRUM!" Seru Ron lalu Hermione seperti ingin menangis.

"Astaga, Ron." Ujar aku melihat Hermione menangis, "Yang dikatakan Harry tadi hanyalah bercanda, kenapa kalian malah bertengkar?"

"Ah. Ya. Aku tahu." Ujar Ron menatap Hermione dengan tatapan murung.

***

"Para ibu-bapak, anak-anak, lima menit lagi saya akan meminta kalian menuju ke lapangan Quidditch untuk menyaksikan tugas ketiga dan terakhir Turnamen Triwizard. Para juara dipersilakan mengikuti Mr Bagman untuk ke stadion sekarang."

Aku melihat Harry berdiri. Anak-anak Gryffindor bertepuk untuknya. Keluarga Weasley dan aku mengucapkan semoga sukses.

Aku melihat tubuh Harry yang memang gelisah, tetapi ketika, seraya berjalan, ia seperti mengingat-ingat semua sihir dan mantra yang telah dilatihnya, dan ternyata ingat semuanya, tak lama kemudian dia merasa lebih baik.

Mereka berjalan ke lapangan Quidditch. Pagar tanaman setinggi enam meter mengelilinginya. Ada lubang di depan mereka, pintu masuk ke maze.

Tak lama kemudian aku duduk di samping Ron dan Hermione, aku melihat tempat duduk penonton mulai terisi.

Udara dipenuhi suara-suara bergairah dan gemuruh langkah kaki ketika ratusan pelajar menuju ke tempat duduk mereka.

Langit berwarna biru tua cerah sekarang, dan bintang-bintang mulai bermunculan.

Aku juga melihat Hagrid, Profesor Moody, Profesor McGonagall, dan Profesor Flitwick memasuki stadion dan mendekati Bagman dan para juara.

Mereka memakai bintang besar merah yang menyala pada topi mereka, semuanya, kecuali Hagrid, yang memakai bintangnya di bagian belakang rompi bulu tikus mondoknya.

"Semoga sukses, Harry," Teriak aku yang mungkin suara ku tak terlalu terdengar karna riuh nya para penonton, namun dari jauh sana aku melihat ukiran senyum Harry dan melambaikan tangan ke arah aku.

Mereka berjalan ke empat jurusan yang berbeda, untuk berjaga di sekeliling maze.

Bagman sekarang mengarahkan tongkat ke lehernya, bergumam, "Sonorus," dan suaranya yang diperkeras secara sihir bergaung di seluruh stadion.

"Para ibu-bapak, dan hadirin sekalian, tugas ketiga dann terakhir Turnamen Triwizard akan segera dimulai! Saya akan mengingatkan bagaimana posisi nilai saat ini! Seri di tempat pertama, masing-masing dengan jumlah angka delapan puluh lima Mr Cedric Diggory dan Mr Harry Potter, keduanya dari Sekolah Sihir Hogwarts" Sorak dan tepuk tangan yang membahana membuat burung-burung dari Hutan Terlarang beterbangan ke langit yang mulai gelap.

"Ditempat kedua, dengan angka delapan puluh Mr Viktor Krum, dari Institut Durmstrang!" Tepuk tangan lagi.

"Dan di tempat ketiga-Miss Fleur Delacour, dari Akademi Beauxbatons!"

"Jadi... setelah tiupan peluitku, Harry dan Cedric!"

kata Bagman. "Tiga... dua... satu..."

Dia meniup pendek peluitnya sekali, dan Harry serta Cedric bergegas memasuki maze.

Lalu suasana menjadi senyap, aku sudah melihat bayangan Harry sudah menghilang. Aku menghela nafas kasar, aku menjadi takut jika apa yang dikatakan Draco adalah benar.

"Kau kenapa?" Tanya Hermione menatap ku dengan khawatir, dengan cepat aku tersenyum.

"Tidak apa-apa. Aku hanya khawatir dengan Harry. Aku takut hal buruk terjadi." Ujar ku dengan senyum menenangkan.

"Yah, kami juga. Tapi aku sangat yakin bahwa Harry pasti akan menjadi pemenang nya." Ujar Ron bersemangat, lalu aku mengangguk kecil.

HARDEST CHOICE | d. malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang