Aku bangun dari tidur ku, dan melihat Draco yang masih tertidur pulas di samping ku.
Kemarin memang pertengkaran yang sangat hebat yang pernah aku alami dengan Draco yang begitu marah kepada ku, tetapi aku lupa bagaimana cerita nya aku bisa berada di kamar bersama Draco tengah malam dan sampai saat ini aku baru menyadari bahwa aku bersanggama dengan nya.
Aku meraih baju-baju ku yang berada di bawah ranjang, dan pakaian dalam ku yang terletak tidak beraturan di bawah lantai.
"Emhhh, [Y/N]." Draco bergumam dengan suara kecil, dan dia mengucek-ucekkan mata nya.
"Tutup mata mu! Aku lagi pakai baju." Aku berkata dengan suara penuh ancaman.
"Memang nya kenapa? Buktinya tadi malam kau tidak—"
"Itu kan beda!" Pipi ku memerah merona.
"Sama saja, sayang." Dia berkata dengan suara lembut sangat lembut.
Ketika aku sudah memakai baju ku, aku menoleh ke arah Draco yang sedang tersenyum bodoh, dengan cepat aku memukul Draco dengan bantal, "Ampun! Tadi aku hanya melihat mu.....sedikit, aku bersumpah." Dia menyeringai, tertawa kecil, sambil menutupi wajah nya ketika aku memukul nya dengan bantal.
Aku sedikit menjauhi tubuh ku dari nya, dan menghela nafas panjang, "Well, maafkan ku soal kemarin." Aku berkata tiba-tiba dengan wajah merasa bersalah, untung saja aku tidak menelan pil itu.
"Ya, aku juga minta maaf karena semalam aku benar-benar membentak mu—"
"Tidak, itu tidak kesalahan mu. Aku memang tolol. Kau pantas memarahi ku." Aku berkata dengan suara mengecil. Dia menyentuh wajah ku dengan lembut, dan mengusap-usap pipi ku.
"Demi apapun, aku baru menyadari bahwa kamu cantik.." Draco berkata membuat wajah ku memerah merona, "Ku kira dulu Pansy jauh lebih cantik dari mu."
Dengan cepat ekspresi wajah ku berubah total, dan mood ku seakan tiba-tiba memburuk, "Tidak, aku hanya bercanda." Dia tertawa kecil, "Kau cemburu? Untuk apa aku menyukai gadis pesek seperti Pansy? Kau jauh lebih cantik dari dia."
"Well, ya—memang." Aku berkata dengan salah tingkah.
"Nah," Wajah dia berubah menjadi serius, dan dia beranjak dari kasur, dan meraih sesuatu dari meja yang berada di samping lemari, sehingga aku bisa melihat dengan jelas dada bidang nya yang begitu sempurna di mata ku.
"Ini kado ulang tahun mu kemarin, nah, dan ini juga kado natal untuk mu." Dia memberi banyak sekali bingkisan-bingkisan dan kado yang berwarna-warni.
Aku meraih buket bunga mawar yang begitu menawan dari banyak bingkisan yang diberi Draco kepada ku, "Itu juga untuk mu."
Aku tersenyum manis, "Thanks Draco. Aku menyukai semua ini."
"Ya, aku juga sudah menduga kau akan menyukai nya." Dia berkata tersenyum seraya menatap ke arah yang berlawanan dari ku.
"Oh ya, aku lupa," Dia berkata dengan suara kecil, aku menoleh ke belakang, melihat dia yang berjalan kearah sudut lemari dan mengambil sesuatu barang dari atas lantai, aku tidak terlalu melihat nya dengan jelas, namun ketika dia membawa nya aku dapat melihat bahwa itu adalah sebuah kado yang berwarna merah muda, dan yang satu nya lagi berwarna abu-abu perak.
"Ini dari Potter, nah ini juga dari Granger. Dan ya, itu, yang kado dari Potter disatukan dengan kado dari Weasley di dalam nya." Dia berkata dingin, membuat ku melotot, dan tak percaya mengapa Draco bisa menerima kado yang dititipkan dari teman-teman ku.
"Aku tidak ingin membuka semua kado ini sekarang." Aku berkata sambil tertawa kecil, "Sekarang katakan, bagaimana teman-teman ku bisa meminta bantuan seorang Draco Malfoy untuk menitipkan kado ini kepada ku?"
Wajah nya tampak sangat muram, dan kesal, "Tentu saja karena aku terpaksa. Kalau tidak, si Darah-Lumpur Granger akan meninju wajah tampan ku seperti tahun ketiga ku."
Aku tertawa terbahak-bahak, "Tidak, aku tidak percaya. Coba katakan lebih spesifik lagi, aku yakin sebelum itu pasti kalian bertengkar terlebih dahulu, kan?"
"Ya. Sudah pasti." Wajah nya antara menahan malu dan kesal, "Granger mengancam ku. Dan sebelum itu, Potter hampir saja melemparkan mantra kutukan kepada ku." Dia berkata dengan wajah dramatis dan di perlebih-lebih kan.
"Harry tidak akan melemparkan mantra kutukan jika kau tidak memulai nya, Draco." Aku masih terkikik pelan, dan meraih kado-kado itu dari tangan nya.
"Well, sudah lah. Kau tahu aku tidak ingin membahas nya lagi." Wajah nya terlihat sangat serius, bahkan aku hanya menganggap nya sebagai candaan biasa.
"Yuk, sarapan! Aku sudah lapar." Aku berkata dengan semangat, dan meraih tangan Draco.
Tetapi raut wajah Draco masih muram. Bahkan jauh lebih dingin setelah mengatakan hal yang berkaitan dengan Harry.
***
"Perilaku mu kemarin malam sungguh tidak terpuji sekali." Ibu ku terus mengoceh. Aku tidak memperdulikan nya, aku terus memakan ayam ku yang ada di piring.
"Sudah lah, Erin. Tidak apa-apa. Wajar dia depresi seperti itu, yang terpenting dia tidak menelan pil itu kan?" Narcissa berkata dengan suara yang sangat lembut, dan tetap menatap ku dengan ramah.
"Draco..., nak pasti kau sangat frustasi kan mempunyai istri seperti [Y/N]?" Ibu ku menatap Draco dengan kasihan.
Rasa nafsu makan ku berkurang. Ingin sekali sekarang ini juga aku melemparkan mantra kutukan Cruciatus agar lidah ibu ku melunak, tetapi bagai mana pun juga, aku tidak boleh melakukan nya.
"Tidak kok. Aku malah beruntung." Draco berkata dengan suara pelan. Menurut ku dia hanya ber akting. Karena aku tahu, Draco pasti merasa hidup nya jauh lebih berat ketika memiliki hubungan dengan ku.
"Aku tahu kau berbohong." Ibu ku tertawa kecil sehingga membuat aktivitas memakan sup ayam ku terhenti.
"IBU? DIA SUDAH BERKATA JUJUR KAN? BERHENTI MENGHINA ANAK MU SENDIRI." Aku berkata dengan suara kasar.
"Oh ya?" Ibu ku menyeringai, dan menatap ku dengan penuh hina, "Kurasa kau hanya beruntung kan di jodoh kan dengan Draco. Kalau tidak, siapa laki-laki yang ingin dengan mu—"
plak.
Aku melemparkan garpu dan sendok ku ke atas piring ku, dan aku meninggalkan ruang makan dengan penuh emosional.
***
Jangan lupa di vote!! 💕💕 Maaf ya gais kalo pendek gitu huhu, nanti aku up lagi ko
KAMU SEDANG MEMBACA
HARDEST CHOICE | d. malfoy
FanfictionPernikahan ini dibuat hanya karna harta, kasta keluarga, dan keturunan darah murni penyihir. Tak masalah jika aku tidak mencintai laki-laki itu. = = = = = = = = = = = = Seluruh isi Hogwarts ku jamin tidak akan ada yang mengetahui bahwa aku sudah me...