bab 32

4K 536 46
                                    

"Berkeliaran tengah malam, ya?" Penjaga sekolah Hogwarts, Argus Flich, yang sekarang berada di hadapan ku dengan senyum sumringah nya.

"Ya." Aku berkata singkat dan dingin, "Sekarang biarkan aku masuk ke Hogwarts."

"Meninggalkan Hogwarts dan berkeliaran ke kota Muggle, aku sangat setuju jika Prof Mcgonagall mengeluarkan mu dari sekolah ini." Flich menatap ku sinis, ia masih memegang erat kucing peliharan nya, Mrs Norris, lalu mempersilahkan aku untuk masuk melewati pintu masuk Hogwarts.

"Trims." Aku berkata dingin, lalu saat aku menaiki tangga, aku melihat Profesor Mcgonagall yang berada di depan Aula Besar menatap ku dengan marah.

Ia melepaskan kacamata nya, dan berhendam, menatap ku serius, "Well, bagus akhirnya aku melihat keberadaan mu." Dia beralih menatap Flich, "Trims Flich. Sekarang aku ingin membawa Miss Lestrange ke ruangan ku."

"Baik, nyonya." Flich mengangguk dan ia meninggalkan kami.

"Baik Miss Lestrange, sekarang ikut aku ke ruangan ku, aku ingin kau menjelaskan apa yang terjadi." Dia berkata dingin.

***

"Jadi, kau, Potter, Granger, Weasley, Longbottom, dan Lovegood pergi ke Departemen Misteri?" Mcgonagall menatap ku dengan serius, aku mengangguk dengan cepat.

"Sekarang, teman-teman mu masih disana?" Ia berkata sekali lagi.

"Ya, Profesor." Kepala ku menunduk dan ragu untuk menatap wajah nya.

"Bisa kau jelaskan lebih tepat nya kepada ku, Miss Lestrange?" Aku mendonggak, setelah ia mengatakan hal itu, aku menatap nya ragu, lalu sepersekian detik kemudian aku membuka mulut ku.

"Harry mengatakan kepada ku bahwa Sirius dalam bahaya. Kami menyusuri Departemen Misteri diam-diam, dan Harry mendapatkan Ramalan itu. Dan-"

"Well, cukup. Aku mengerti." Mcgonagall menatap ku tajam, dan ia membuat keputusan, "Untuk saat ini, aku masih ampuni kesalahan mu."

Secara reflek, aku tersenyum dan mata ku berbinar tidak percaya, "Terimakasih Profesor!"

Dia menatap ku dingin, "Namun untuk teman-teman mu, mungkin aku akan mengintrogasi mereka nanti."

***

Aku dan Harry baru saja menuruni anak tangga pualam terakhir ke Aula Depan aku dapat melihat Draco Malfoy, Crabbe dan Goyle muncul dari sebuah pintu di sebelah kanan ruang duduk Slytherin.

Antara Harry dan Draco hanya bertatap satu sama lain dengan tatapan tajam dan aku tidak pernah mengira bahwa Draco akan semarah itu kepada Harry, "Mati kau, Potter!" Draco dengan suara tinggi nya, aku dapat melihat bahwa sebenarnya yang terjadi, Draco mengalami kesedihan yang mendalam karena Lucius di masukkan ke Azkaban.

Harry mengangkat alisnya, "Haha. Lucu," Harry menatap remeh ke arah Draco, "kau akan mengira aku akan berhenti berjalan ke sana ke mari—"

"Kau akan bayar." Draco berkata dengan mata sedikit berkaca-kaca, "Aku akan membuatmu membayar apa yang sudah kamu lakukan pada ayahku!"

"Well, aku ngeri sekarang..." Harry berkata dengan  kasar, membuat ku tersentak, tidak percaya dengan perlakuan Harry kepada nya, "Kurasa Lord Voldemort hanya pemanasan dibandingkan dengan kalian bertiga..." Aku dapat melihat ekspresi nya sangat terkejut, "Dia sobat ayahmu, bukan? Tidak takut padanya, kalian?"

"Kau kira kau sangat hebat, Potter?" Draco bergerak maju sekarang, seolah-olah ia terpancing marah nya, "Aku akan menghabisimu. Kau tidak bisa memasukkan ayahku ke dalam penjara—"

"Kukira baru saja kulakukan," Harry tertawa kecil, seolah-olah dia senang dengan Lucius yang dimasukkan ke penjara sekarang.

"Para Dementor sudah meninggalkan Azkaban." Draco berkata dengan pelan. "Ayah ku yang lainnya akan segera keluar..."

"Yeah, haha, kuduga begitu," kata Harry. "Tetap saja, setidaknya semua orang tahu sampah seperti apa mereka sekarang."

Aku melihat Draco mengambil tongkat nya dan dia berusaha untuk melemparkan mantera kepada Harry dengan cepat aku menahan tangan Draco, "Draco, kumohon kendalikan emosi mu." Aku berkata dengan suara sangat kecil, dan mata ku berkaca-kaca, "Aku mengerti apa yang kau rasakan sekarang, Draco."

Dia menatap ku dengan ragu-ragu, lalu dia menurunkan tongkat nya, "Apa yang kau lakukan jika seandai nya ayah mu masuk ke Azkaban karena Harry Potter, sekarang?"

Skakmat.

Aku membisu, tidak bisa berkata-kata lagi, seolah-olah mulut ku tidak bisa terbuka, "Katakan, [Y/N]. Apakah kau akan memaafkan Potter jika ayah mu masuk ke Azkaban karena nya?"

"Draco, tidak-"

"Well, aku mengerti. Cinta dari Potter memang sudah membutakan mu, kan?" Draco berkata dingin, lalu dia berjalan meninggalkan ku.

***

y/n sama Draco jarang banget akur nya ya bun. btw ini memang sengaja kok gais, biar seru gitu hehe maff

intinya jangan lupa di vote yaa-!!💕💕

HARDEST CHOICE | d. malfoyWhere stories live. Discover now