Gadira [part18]

189 50 24
                                    

Dunia emang tempat kita lelah tapi kamu hebat mampu bertahan kamu juga pantas bahagia.

-o0o-

"Roti, chitato, garuda rosta, oreo, coklat, choki-choki, samyang, apa lagi?" ujar Anan sambil menghitung makanan di keranjangnya.

"APA LAGI OY!" pekik Anan tak tau malu.

"Malu anjing!" umpat Angga.

"Buruan apa lagi." Ujar Anan pasalnya mereka sekarang berada di Alfamart membeli makanan ringan untuk camping.

"Serah deh, semua aja mumpung Garpa yang bayar."

Anan mengangguk setuju. Ia langsung memasukan mie, cemilan, dan minuman lainnya tanpa melihat harganya.

"Penuh, ambil keranjang lagi." Ujar Anan pada Angga.

Angga melirik keranjang yang sudah penuh dengan makannya yang dipilih Anan. "Gila lo bener-bener ngerampok."

"Tapi gue suka." Lanjutnya lalu mengambil keranjang satu lagi.

Setelah selesai mereka pergi ke kasir bahkan tatapan kasir pun seperti tidak percaya mereka berbelanja sebanyak itu.

Angga dan Anan keluar dengan membawa empat kantung plastik besar menuju Damian yang menunggu dimobil.

"Stok makanan." Ujar Anan memasuki mobil.

"Kita disana cuma tiga hari bukan satu bulan." Damian menggelengkan kepalanya melihat apa yang dibeli oleh kedua A tersebut.

"Dari pada nanti kita kelaperan disana," ujar Anan.

"Sedia payung sebelum hujan." Bela Angga.

"Nah dengerin."

Damian tak bisa berkata apa-apa lagi ia menghidupkan mesin mobilnya menjalankannya menuju rumah Garpa yang bersantai dirumah.

Mereka berbagi tugas, Damian sebagai sopir, Anan dan Angga berbelanja dan Garpa sebagai bank duid.

-o0o-

Adira mondar mandir didepan pintu menunggu Papa dan Mamanya yang akan pulang hari ini. Jam menunjukkan pukul 22.21 malam.

"Non, tidur aja dulu nanti bibi bangunin."

Adira menggeleng, "Enggak bi, Adira mau nunggu."

Wanita tua itu menggelengkan kepalanya membiarkan nona mudanya menunggu Mama dan Papanya.

Adira merebahkan dirinya di atas sofa sudah satu jam ia mondar mandir seperti alat setrika baju. Mengambil handphone di saku baju tidurnya bermain Instagram untuk menghilangkan bosannya.

"Non, nyonya sama tuan pulang." Teriak bi Darmi.

Spontan Adira melompat dari sofa berlari menuju pintu utama. Ia membuka pintu tersebut dengan wajah berseri-seri.

"Ma, Pa." Sapa Adira ketika kedua orang tuanya berada dihadapannya.

Seren tersenyum melihat wajah anaknya yang sudah satu bulan ini tidak ia lihat wajahnya begitu sumringah menyambutnya.

GadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang