radio sabtu | bkpp

4. hari sabtu

Pat dengan setelan crop top off-shoulder bercorak floral dan jeans light blue longgar, menempatkan diri di kursi kemudi bersama PP yang asik memainkan ponsel di sebelahnya. Sebuah lagu dengan posisi nomor 1 di akun Spotify Radio Sabtu mengalun pelan, memenuhi kosong-kosong di dalam mobil Pat yang menguarkan wangi citrus. Kedua manusia itu menggumamkan lirik, membuat Pat merasa heran dan memusatkan perhatiannya pada PP.

"Lo kok hafal?"

"Abis gue setel satu EP," jawab PP lempeng. Ia masih asik bersenandung sendiri. "Lama amat Jamy siap-siap, keburu Thana ngambek."

"OH YA?" sahut Pat tertarik, memposisikan dirinya untuk menyamping ke arah PP agar dapat melihat raut pemuda itu lebih jelas. "Suka lagu apa aja? Kalo gue suka semua soalnya Billkin yang nyanyi!"

Otomatis saja PP terkekeh. "Gue suka Bercakap pada Buram."

"Taste! Gue juga suka sama itu."

"Katanya lo suka semua?"

Pat mengangguk-angguk semangat. "That's why i said i like it too. Salah?"

"Semerdeka lo dah."

PP hanya tidak habis pikir. Tentang Pat yang menyerahkan dunianya dikelilingi oleh kekaguman pada Billkin dan Radio Sabtu, atau mungkin mengenai betapa paras cantik perempuan itu kini terlihat begitu menyenangkan dipandang karena aura bahagia terpancar dari sana. Lalu, Pat yang rela berkendara dari kota ke kota dan menjemput PP, Jamy, serta Thana satu per satu tanpa protes. Mungkin, rasa senang Pat hari ini mengalahkan segala ego yang ada.

Kalau bukan atas keheranan, sepertinya PP tidak akan meletakkan ponsel selama satu menit untuk mengalihkan mata ke arah Pat. Mengikuti setiap pergerakan temannya yang sibuk mengetuk-ngetuk setir mengikuti nada lagu seraya menatap kaca jendela mobil untuk memastikan Jamy telah keluar dari rumah atau belum.

"Pat ... udah gue kasih tau kan kalo Radio Sabtu aslinya lebih ganteng daripada yang biasa lo liat di instagram?"

Sontak saja Pat menoleh, melayangkan pandangan aneh yang tidak dimengerti PP. "Menurut lo nanti gue gimana?"

"Freak out."

"AH LO MAH."

Si penghuni kursi penumpang tertawa, semakin suka mengerjai perempuan dengan atasan floral di depannya. "Lo tuh udah pernah dipapah Billkin, terus diurusin Sky pas pingsan. Secara gak langsung udah pernah ketemu sih."

"Ya tapi gue pingsan?! Lo kira gue anak ajaib yang bisa tau eksistensi mereka waktu sadar aja kagak?!"

Belum sempat membalas jawaban nyolot dari Pat, kaca mobil Pat diketuk pelan, menampilkan Jamy dengan rambut blonde nyentriknya yang ia biarkan berantakan. Kalau pendapat PP pribadi sih, mau Jamy berpenampilan seperti apa saja, ia tetap terlihat keren. Soalnya, dari sekian tahun berteman dengan Jamy, pernyataan PP barusan dapat dibuktikan adanya.