9. sorak sorai

1K 186 45
                                    

tw // loneliness

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

tw // loneliness

[☆]

The only time we waste is the time we spend thinking we are alone.

—Mitch Albom

[☆]

"Oh, kalo sebulan lagi jadinya pas liburan semester gak sih?"

PP memakan keripik kentang yang Jamy bawa, lalu menjawab, "Iya. Kata Bank kemarin sekalian liburan. Teh Davi juga cuma ketawa-ketawa aja."

Kalau kemarin PP berkeliling kota tanpa tujuan jelas bersama Billkin dan mobilnya, kini ia terjebak berdua di ruang tamu rumah Jamy dengan satu pak kripik kentang hasil mencomot dari lemari stok milik pemuda itu. Mulut PP aktif mengunyah, sementara tangannya asik memencet-mencet remot TV untuk mencari tayangan yang menurut ia layak ditonton.

Sudah seperti kegiatan sehari-hari PP untuk mampir main ke rumah Jamy. Kira-kira frekuensinya paling tidak satu kali dalam seminggu. Rumah Jamy itu, penuh apa yang PP inginkan. Misal saja kripik kentang yang sedang ia makan sekarang. Biasanya, kalau PP membeli kripik ini sendiri, rasanya tidak akan seenak yang ia comot di rumah Jamy. Jangan tanya kenapa, PP juga tidak paham, mungkin bisa karena faktor gratisan.

Lokasi rumah Jamy juga tidak terlalu jauh dari tempat PP tinggal, berbeda belasan kilometer saja tidak sampai. Makanya PP suka ke sana, paling-paling untuk numpang makan dan mencari teman ngobrol.

Apalagi, saat ini keluarga Jamy sedang menghadiri acara yang mengharuskan salah satu dari dua bersaudara di rumah ini ikut. Alhasil, setelah melakukan suit dengan adiknya, Jamy tidak harus ikut dan berakhir dengan PP seharian.

"Gimana kabar orang-orang rumah?"

Kepala PP beralih, sedikit menoleh ke arah Jamy yang sibuk bermain nintendo, tapi masih sempat saja melontarkan pertanyaan padanya. "Rumah gue?"

"Of course?" balas Jamy dengan nada heran yang teramat kental. "Masa rumah satpam kampus?"

Kekehan PP tidak tertahankan. "Orang rumah tuh ya cuma gue doang ngomong-ngomong."

Jamy mau tidak mau mengangguk, tawanya sedikit lolos. "Ya gak salah juga sih. So, how are you? Is it good?"

"Kita setiap hari ketemu, Jam."

"Iya, tapi gak setiap detik. Ketemu setiap hari pun gak menjamin gue tau segalanya. Yes we met but we didn't talk about it." Jamy mengangkat bahu. "Just want to know."

Napas PP dibuang sembarang, pemiliknya kembali melahap kripik kentang sebelum kembali bersuara. "Masih gak ada yang pulang kayak biasa. Sepi, bosen sendirian mulu."

"Udah berapa bulan?"

"Seinget gue tiga." PP mencoba mengingat, jarinya dibuka sambil mengira-ngira daya ingat. "Oh, empat ternyata."

radio sabtu | bkppWhere stories live. Discover now