6.

517 84 12
                                    


" Yang tadi itu....mengerikan ya?" Ningning duduk diatas tembok rendah di depan sebuah bangunan tak jauh dari tempat mobil Jaemin berada. Ia menggoyangkan kakinya, dan terus memeluk boneka beruangnya, menunggu Yangyang selesai menyiapkan sereal untuk makan malam gadis itu.

Sedikit risih memang, membayangkan bagaimana makan malam dengan sereal. Tapi mau bagaimana lagi, Jaemin bilang tidak bisa menjamin mereka akan tetap hidup jika nekat membuat api unggun untuk memasak mie instan.

Apalagi mereka memang tidak memiliki panci dan wajan. Masuk kesalah satu bangunan? Oh tidak. Giselle menolak opsi itu jika memang sampai ada yang kepikiran. Ia tidak mau masuk kedalam lubang yang sama untuk kedua kalinya seperti sebelumnya.

Dan saat ini, Ningning masih memperhatikan kakak laki-lakinya yang sibuk menuangkan susu kotak kedalam mangkuk yang berusaha ia cari-cari meski harus berebut dulu dengan Giselle.

Ya, Giselle juga butuh mangkuk untuk serealnya. Tapi setelah Yangyang bilang jika ini untuk Ningning, gadis itu merelakannya begitu saja.

" Hah? Yang mana?" Yangyang masih berkutat dengan sereal yang seharusnya tak memakan banyak waktu membuatnya, dan itu malah membuat adiknya semakin kelaparan.

" Ishh! Yang kakak datang dan langsung diterjang zombie itu lho! Ck! Lagian kakak bikin apa sih? Kenapa sereal aja pake lama?!" Ningning bersungut-sungut ketika sang kakak menjawab dengan entengnya, kalau dia membuat kan semangkuk sereal khusus.

Padahal saat dimakan, rasanya sama seperti sereal yang biasa dibuatkan Yangyang untuknya dulu, sewaktu Yangyang masih SMA.

Renjun menghampiri keduanya yang tengah asik saling bertengkar. Yangyang yang tak berhenti mengusili adiknya, dan Ningning yang kesal karena tingkah kakaknya.

" Hei-hei, apa-apaan kalian ini? Kayak anak kecil aja!" ucapnya lantas duduk ditengah-tengah diantara kakak beradik itu.

" Kak Yangyang tuh!" Adu Ningning pada Renjun, yang segera mendapat delikan dari Yangyang.

" Dih, ngaduan!" cibirnya sembari memakan dengan hikmat snack keripik kentang yang ia bawa bersama Giselle sebelumnya.

Renjun menggeleng-gelengkan kepalanya, tak percaya dengan tingkah dua saudara ini. Tadi saja keduanya saling berpelukan erat, seolah tak ingin dipisahkan oleh apapun.

Lihat sekarang?

Namun ia senang, setidaknya, keadaan masih terkendali, dan masih bisa dibilang baik diantara semua kekacauan yang terjadi.

Disusul Jaemin juga Giselle yang masing-masing membawa beberapa botol air mineral dan kotak jus. Lalu membagikannya satu persatu pada Ketiga orang tadi.

" Waktu yang tepat untuk berbincang,—iya kan?" Jaemin tersenyum menatap mereka satu persatu, bahkan Ningning yang menurutnya tak akan banyak berkomentar.

Ia menebar senyum hangat pada kawannya– entah itu yang baru, ataupun yang lama.

" Aku akan jujur tentang rencana ku untuk pergi ke gedung pasukan pertahanan khusus Korea Selatan, yang terletak cukup jauh dari pusat kota, dan tentunya berlawanan arah dengan datangnya berita-berita kekacauan." Ia memulai pembicaraan dengan berkata langsung pada intinya.

" Tapi, Renjun memiliki pikiran bahwa itu sia-sia. Karena dia tak percaya jika aku masih bisa menghubungi salah satu anggota mereka yang merupakan temanku juga."

" Sebentar Jaemin," Giselle menghela nafas, diikuti semua mata yang memandangnya intens.

" Sebenarnya,....kau siapa? Dan kenapa bisa sampai berhubungan dengan anggota pasukan khusus itu?" Renjun kini menatap Jaemin, seolah memberi isyarat untuk menjelaskan semuanya.

Virus of Zee[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang