SI DINGIN DAN SI GILA

410 72 12
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak ya sahabat:)

Happy Reading

***

Seokjin memutar mata malas, lagi-lagi hari ini ia harus menemani Irene yang ribetnya minta ampun mencari cincin pernikahan mereka. Tadi setelah sarapan, kedua orang tua mereka memaksa untuk pergi mencari cincin, lalu pergi ke tempat kerja Irene dan memberikan surat pengunduran diri.

"Seokjin bisa bawa mobil tidak sih."

Ininih yang buat Seokjin mau mendeportasi Irene ke Afrika, mereka masih diperjalanan dan gadis ini sudah sangat cerewet. Apalagi nanti di toko perhiasan, bisa pengang telinga Seokjin.

"Macet Irene." Seokjin hanya bisa menjawab pelan, mau memaki malah makin panjang lebar nanti urusannya.

"Iya macet, seperti hati aku yang dipenuhi nama kamu aw!"

Kenyang Seokjin hari ini dengan semua bualan Irene si buaya betina.

"Diam atau aku turunkan kamu disini." Seokjin menatap Irene dengan pandangan horror, cukup sudah wanita ini kemarin malam membuatnya gila dan untuk hari ini jangan sampai.

"Permisi ya tuan Seokjin yang terhormat, ini mobilku jadi kalau mau menurunkan aku turun saja duluan sana!" menekan pada kata tuan Seokjin, Irene menatap si pria tak kalah horror.

"Diam kalau begitu."

"Cih! Yang punya mobil siapa yang marah siapa."

Haha... sabar ya Seokjin, menghadapi Irene memang harus punya stok sabar yang banyak.

"Kamu sejak kapan tau kita akan dijodohkan begini?" Irene menoleh menatap Seokjin yang fokus menghadap depan.

Hening tidak ada jawaban, pertanyaan Irene diabaikan Seokjin seolah tadi itu seperti suara nyamuk bising di dalam mobil.

"Calon istri bertanya itu ya dijawab."

Naik sudah songongnya, mengucapkan kata calon istri dengan penekanan kata yang kuat. Haha... langkah Irene begitu ringan, tidak melalui tahap pacaran melainkan langsung ketahap calon istri.

"Satu bulan yang lalu."

"Oh... satu bulan yang... hah! Apa?! Kenapa tidak ada yang memberi tahu aku?" Irene menatap tajam Seokjin, pria ini sudah tau dari satu bulan yang lalu sedangkan ia bagai orang bodoh tak tau apa-apa.

"Kamu kenapa tidak menelpon atau memberi kabar padaku?"

Untuk yang satu ini Seokjin langsung menoleh, menatap Irene dengan tatapan bertanya.

"Kita belum kenal satu sama lain, lagi pula untuk apa?" Seokjin dengan santai berucap tanpa memperhatikan ekspresi Irene yang sudah bersiap untuk mencakar orang.

"Untuk apa kamu bilang? wah... jadi berkenalan dengan calon istri itu bukan hal yang penting untuk kamu?"

Irene melipat tangan didepan perut, menghembuskan nafas saking kesalnya dengan sikap Seokjin yang bodo amat dengan perjodohan mereka.

"Kamu niat tidak sih dijodohkan dengan aku?" menoleh menatap Seokjin yang masih memasang ekspresi mimik datar.

"Tidak."

"TERUS KENAPA KAMU TERIMA!" suara menggelegar Irene terdengar mengalahkan kilatan petir saat hujan. Bahkan Seokjin yang duduk disampingnya langsung mengalami gejala tuli satu menit.

"Sudah sampai, ayo turun."

Bukannya menjelaskan Seokjin justru dengan santai meminta Irene keluar dari mobil yang sudah terparkir manis diparkiran mall.

After Meet YouWhere stories live. Discover now