LAMARAN

375 61 6
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak ya sahabat

Happy Reading

***

"Astaga kenapa aku grogi begini."

"Itu wajar Rene kalau mau dilamar pria."

"Tapi tidak pernah se grogi ini kak Seungwan, aku rasanya mau pipis terus." Irene menatap kakak iparnya, mau menangis saja rasanya saat ini.

Irene yang biasanya ber-image bar-bar sangat iyuh sekali hari ini, menjaga sikap dan tutur kata adalah hal utama yang sedari tadi Irene dengar dari Mama. Rasa dag dig dug ser jantungnya tidak mau berhenti sedari tadi.

"Irene mau ke toilet."

Seungwan menggelengkan kepala, ini sudah yang kelima kalinya Irene bolak balik kamar mandi hanya untuk pipis dan mengurangi rasa grogi.

"Hanya dilamar sampai segitunya, bagaimana kalau menikah besok?" Yidak bisa Seungwan bayangkan adik iparnya itu akan seheboh apa.

"KAK SEUNGWAN!" Nah dengarkan, bahkan di kamar mandi saja berteriak begitu.

Cklek

"Kenapa?" Seungwan membuka pintu kamar mandi, langsung terbengong akan kondisi Irene yang kembali amburadul persis saat baru bangun tidur tadi.

"Astaga Bae Irene, kamu ini ck! Cepat bangun."

"Hiks, aku tidak sengaja menekan pemutar shower dan jadi basah begini," sudah macam balita kehilangan permen, Irene merengek disertai isak tangis.

"Seokjin tidak mau menikah dengan ku kak hiks Hua.... Mama!!!!"

Seungwan menghembuskan nafas pelan, mematikan guyuran shower yang membasahi tubuh Irene, berjalan kearah pojok mengambil handuk mandi dan langsung memakaikan pada Irene yang masih menangis.

"Cup. Cup. Cup. sudah ya, mau dilamar kok malah menangis. Sekarang ayo kita keluar, dandan yang cantik lagi."

Irene dengan rambut lepeknya mengikuti perintah Seungwan, membuka baju yang basah dan langsung memakai handuk. Berjalan keluar kamar mandi diikuti oleh Seungwan yang sudah menahan ketawa.

"Keburu tidak kak mengeringkan rambutnya?" Irene menatap Seungwan dari kaca meja rias tempat ia duduk.

"Tidak sih, tapi setidaknya tidak selepek ini," tangan Seungwan mulai bekerja, mengeringkan rambut Irene dengan hairdryer.

"Mereka sudah menunggu di bawah dan kamu belum siapa sama sekali?" Yoongi yang baru masuk kedalam kamar berkacak pinggang menatap adiknya yang mencebik.

"Dan apa ini? Kamu mau berpenampilan gila dengan jubah mandi untuk dilamar?"

Mendengar ucapan sang kakak, Irene menutup wajah dengan kedua telapak tangan. Menangis disana merutuki kebodohannya yang tidak ada ampun.

Plak!

Seungwan memukul pundak sang suami, ia lelah-lelah membujuk Irene supaya tidak menangis suaminya justru memperkeruh suasana.

"Sudah kamu keluar sana, jangan malah buat pekerjaan aku makin susah," menatap tajam Yoongi dan menunjuk pintu, meminta suaminya cepat keluar.

"Yang cantik ya Irene, jangan sampai buat calon suami kamu takut dengan maskara luntur macam valak."

Memang kembaran dakjal si Yoongi ini, bukannya menenangkan justru membuat tangis Irene semakin kencang.

"Hiks aku mau pernikahannya diundurkan saja," kepala Irene menoleh, menatap Seungwan dengan wajah balita merengek kehilangan mainan.

After Meet YouWhere stories live. Discover now