10

2.3K 347 15
                                    

grup chat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

grup chat

Do-young deal ya tempatnya di rumah yuta

Jaehyun asalkan kau yang mengerjakannya

Yuta yes

Taeyong yah, jauh

Do-young yang namanya tugas kelompok ya di kerjakan bersama, brengsek

Do-young @taeyong kan kita beda kelompok bodoh

Taeyong eh? ok

Winwin kapan Doy?

Do-young besok siang

Winwin oke

Siang ini, lima pria yang masih berseragam sekolah tengah mendiskusikan sesuatu di rumah yuta.

"Tapi cuacanya mendung, Yut" Winwin sedikit protes.

Doyoung sedikit menghela nafas, selaku ketua kelompok ia sedikit kesal—

"Win, kau tidak akan mati karena langit mendung dan hujan" seraya memberi penekanan pada kata mendung dan hujan.

Yuta terkekeh, yang dikatakan Doyoung memang benar sih.

Jadi, Winwin dan Yuta ditugaskan untuk membeli bahan dan alat untuk kerja kelompok.

Sebenarnya Winwin sedikit tidak enak jika harus berboncengan dengan pria itu lagi. Tapi apa boleh buat?

Sekarang, Yuta tengah menyalakan sepeda motor yang biasa ia pakai ke Sekolah.

Namun,

Tiba tiba hujan turun.

"Win, kau bisa bawakan payung di dekat sana" Yuta menunjukkan ke arah gudang yang tak jauh dari garasi.

Winwin mengangguk, lalu melangkahkan kakinya ke arah gudang.

Apa? hanya satu payung?

Ia membawa payung berwarna merah itu.

Winwin kembali dengan membawakan payung berwarna tersebut.

Payung merah kini dipegang Yuta, serta Winwin ikut masuk di bawahnya.

Jaraknya sangat dekat, hampir tak berjarak malah.

Dua anak Adam, tengah berjalan di bawah payung. Berlindung dari hujan.

Daaaagh!

Petir itu mengagetkan mereka yang sedang berjalan.
Reflek tangan Winwin memegang gagang payung dan otomatis tangannya bersentuhan dengan tangan Yuta, matanya terpejam, kepalanya berlindung di dada temannya.

Yuta terkekeh, lalu tangan kirinya mengusap punggung Winwin.

"Tidak apa-apa, hei" ucap Yuta menenangkan.

Sedetik kemudian, Winwin membuka matanya dan berdiri tegak seperti semula. Tangan yang awalnya memegang tangan Yuta kini ia lepaskan.

Netra mereka bertemu. Jarak benar benar sudah terkikis diantara mereka.

Entah apa yang terjadi, payung yang Yuta genggam tiba tiba jatuh ke bawah.

Kini mereka tidak berlindung di bawah payung, seragamnya basah.

Tangan kiri yuta memeluk pinggang sahabat manisnya. Dan tangan kanannya menekan tengkuk si manis— hingga bibir mereka saling bersentuhan.

Winwin membulatkan matanya,

B-berciuman?

Kepala Winwin terasa pening sekarang. Semuanya, terasa tidak nyata namun bibir itu jelas menciumnya. Tetapi, hal itu tidak membuat Winwin diam. Ya, ia terbuai oleh seorang pria di depannya, yang melumat perlahan bibirnya.

Ia mengalungkan kedua tangannya di leher Yuta, mengikuti permainan yang dipimpin oleh temannnya itu—membuat aura dominannya terasa jelas.

"Hmmch"

Lenguhan itu keluar dari mulut Winwin saat ia merasakan kehabisan oksigen.

Bisa gila, winwin benar benar cantik dengan rambut basah, batin Yuta.

Langit mendung dapat menjadi saksi kedua anak Adam yang saling menukar Saliva di bawah rintikan hujan.

Semesta seolah mengizinkan hal itu terjadi, tidak ada suara petir lagi, yang terdengar hanya rintikan hujan dan atmosfer yang semakin dingin.

Tanpa disadari, ada seseorang yang memperhatikan mereka sedari tadi.

"Itu benar benar “kau” kan?"
Wanita yang berada di mobil sedikit terkekeh. Lalu mulai melajukan kembali mobilnya.

HEATHER | YUWINWhere stories live. Discover now