30

2K 271 42
                                    

Hari ini, Hari ke 7 pasca terakhir kali Yuta bertemu Winwin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini, Hari ke 7 pasca terakhir kali Yuta bertemu Winwin. Sekarang mereka tidak lagi bertemu. Bahkan untuk sekedar mengirim pesan sekalipun. Padahal, keduanya sedang tidak sibuk. apalagi di saat libur sekolah.

Winwin sedang sibuk merapikan pakaian miliknya ke dalam koper dengan ukuran yang cukup besar dengan nuansa hitam.

Angin menerpa wajahnya dari balik jendela yang terbuka lebar. Tidak ada salju, Hanya ada angin saja.

Petang ini cukup dingin. maka dari itu Winwin menyimpan teh hijau hangatnya di atas nakas seperti biasa.

Setelah semua pakaian dilipat rapih ke dalam koper, Winwin beranjak dari atas kasur ke dekat nakas. meraih secangkir teh untuk di minumnya.

Kemudian diteguklah teh itu hingga mulutnya merasa hangat dan bau aroma teh hijau tercium di hidungnya. Teh hijau hangat di sore hari yang dingin itu penting bagi Winwin.

Hari ini, adalah hari terakhir ia menginjakkan kakinya di kota Seoul. sebab, besok ia sudah siap untuk meninggalkan kota ini, meski tidak dengan kenangan-kenangannya. tentu saja, segala kenangan akan Winwin bawa tanpa sisa.

Dan malam ini pun, menjadi malam terakhir baginya tertidur di kota ini. hatinya masih tidak siap sebenarnya. Tapi ayahnya benar, siapa yang lebih penting dari sosok pria tua itu? toh sosok yang ia cintai pun mati-matian untuk tidak menyadari perasaannya.

Ah, omong-omong kabar pria bersurai blonde itu bagaimana ya? rasanya satu Minggu tidak bertemu sudah mendatangkan percikan rindu bagi Winwin. apalagi jika ia benar-benar pergi ke Cina besok? yang mungkin akan jarang sekali untuk bertemu dengannya.

Bahkan mungkin tidak akan bertemu lagi.

Winwin menaruh kembali teh hijaunya di atas nakas. turun dari kasur dan duduk di kursi meja belajarnya. Angin menerpa wajahnya yang mulus sebelum ia menutup jendela tersebut. membuka laci dan tangannya mulai meraih buku diary miliknya.

Tidak terasa, buku diary itu kini sudah terisi setengah dan setengahnya lagi masih utuh. banyak sekali momen yang ia abadikan di dalam tulisannya dan juga curhatan tentang keluh kesah ia kepada semesta yang tidak henti-hentinya memberi luka.

Semoga setelah kepergiannya dari kota ini. Semesta tidak lagi memberi luka. Semoga semesta gantikan luka dengan bahagia. semoga, ya.

Winwin membawa buku diary nya itu dari laci ke dalam koper yang tergeletak dengan banyak barang di dalamnya.

Malam ini ia harus tidur lebih awal, sebab keberangkatannya besok pagi.


────────────────────


Yuta terdiam di sunyinya malam. tangan kanannya menggenggam ponsel. ada yang mengganjal di relung hatinya. entah apa itu, tetapi membuat netra nya seminggu akhir ini sulit tidur. lebih tepatnya, jam tidurnya masih belum membaik. masih berantakan.

HEATHER | YUWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang