18

1.5K 264 56
                                    

Di malam hari, dengan jendela kamar terbuka— Winwin meneguk segelas teh hangat yang di genggamnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di malam hari, dengan jendela kamar terbuka— Winwin meneguk segelas teh hangat yang di genggamnya.

Pandangannya kosong. Kepala nya memikirkan apa yang saat itu Yuta ucapkan. Perkara “Memberi tahu mu alasan aku bahagia hari ini” masih terekam jelas di kepalanya.

Menerka apa yang akan terjadi di hari itu.
Lebih tepatnya hari esok. Ya, Seminggu telah berlalu begitu saja.

Jika ditanya Winwin sudah siap atau belum dengan hari itu, maka Jawabannya tidak. Tidak sama sekali.Tetapi masih ada ingin tahu lebih banyak di benak Winwin membuat ia harus siap untuk hari esok.

Di bandara, ada apa?

Praaang

Winwin berhenti dari lamunannya, mendengar seperti ada sesuatu yang pecah. Lalu ia beranjak dari duduknya untuk melihat apa yang terjadi, membuka pintu kamar— dan mengintip di baliknya.

Setelah melihat apa yang terjadi, ia menghela nafas. Ternyata Ibu dan Ayahnya sedang kembali bertengkar. Winwin hanya bisa mencoba untuk menutup telinganya saat ini.

Lalu menutup jendela kamar setelah dirasa matanya terasa lelah, melangkahkan kakinya menuju tempat tidur— dan menjatuhkan tubuhnya di atas kasur sebelum memejamkan mata.

——————————————

Sore ini terlihat Yuta dengan Sweater  Birunya tengah menghangatkan mesin mobilnya.

Lalu seseorang datang dengan memakai kaos putih tulang dari balik gerbang rumah Yuta.

"Mobil?"

Yuta yang sedang berkutat dengan mobilnya pun menoleh ke arah sumber suara, "Kenapa Win?" Tanya nya. Winwin hanya menggelengkan kepalanya sebagai bentuk jawaban ‘tidak’ membuat Yuta kembali dengan apa yang ia lakukan sebelumnya.

Sebenarnya, Winwin bertanya tanya dalam hatinya. kenapa membutuhkan mobil? maksudnya.... biasanya mereka hanya butuh motor saja untuk sekedar berdua. Perasaanya aneh saat ini.

Winwin mendongakan kepalanya ke atas langit yang terlihat mendung. "Kurasa cuacanya tidak mendukung untuk pergi keluar."

Yuta ikut mendongakkan kepalanya ke atas, "Ya, tapi aku tetap akan pergi" Ucapnya seraya beranjak dari mobil. berjalan ke arah pinggir mobil— membuka pintu mobil di kursi
penumpang yang letaknya di sebelah  kursi pengemudi.

"Ayo masuk" titah yuta saat ia berhasil membuka pintu mobilnya.

Winwin hanya terkekeh dan menggelengkan kepalanya, "Padahal aku bisa sendiri untuk membuka pintu mobil."
Ia melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam. Di susul oleh yuta yang berada di kursi pengemudi.

Dan Yuta mulai menjalankan mobilnya ke arah luar gerbang.

Di tengah perjalanan, mereka hanya berbincang soal lomba yang akan di rayakan di sekolahnya sebentar lagi.

Pandangan Yuta tidak lepas dari jalanan yang cukup ramai, "Jadi, kau benar benar akan bernyanyi?" Tanya yuta yang hanya di jawab mengangguk oleh Winwin di sebelahnya.

"Lagu apa?"

Winwin hanya mengedikkan bahunya, "belum tahu."

Yuta hanya menggeleng tidak mengerti, bagaimana bisa Winwin akan ikut lomba menyanyi tetapi belum merencanakan semuanya.

Sedangkan Winwin hanya menatap jalanan dari balik jendela mobil. hiruk pikuk kota seoul sore ini cukup ramai. mungkin karena memang akhir pekan.

Winwin baru sadar, jika sedari tadi Yuta memperhatikannya melamun. sempat terbesit di pikirannya ‘kenapa diam saja’ tetapi ia mengurungkan niatnya setelah menoleh ke depan— dan memang sedang lampu merah.

"Aku baru tahu kau memiliki mobil" ucap Winwin memecah keheningan yang ada.
tetapi faktanya memang benar, selama mengenal Yuta ia tidak pernah melihat Yuta menggunakan mobil.

"Karena memang tidak ada hari hari penting yang mengharuskan aku untuk mengeluarkannya"

Jadi, hari ini adalah hari yang begitu spesial ya? berarti hari hari sebelumnya tidak ada artinya bagi yuta ya? hari hari yang menurut Winwin patut di kenang ternyata belum tentu menjadi hari yang patut di kenang juga oleh orang lain.

————————————

Sesampainya di bandara. Yuta dan Winwin keluar dari dalam mobil.

Yuta melihat sekitar yang ramai, lalu beralih pada jam tangan di tangannya seraya berkata "Seharusnya sudah ada pukul empat." Winwin yang melihat itu merasa bingung, ada? apanya?

Winwin melangkahkan kakinya mendekati Yuta yang sepertinya sedang mencari sesuatu. "Yuta, haus?"

Yuta menoleh ke arah Winwin, "Tidak. Tetapi jika kau ingin minuman beli saja."
Winwin pun mengangguk, "Kalau begitu aku tinggal sebentar ya."

Winwin berjalan ke arah yang jaraknya tidak jauh dari bandara. melihat ada penjual minuman di sana, lalu menghampiri cafe tersebut.

Merogoh kantong celananya untuk mengeluarkan beberapa lembar uang, dirasa cukup— ia mulai memilih menu yang terpampang.

"Satu cup mocaccino" ucapnya pada pelayan cafe.

Disisi lain,
Yuta tengah berlari ke arah seorang wanita dengan pakaian bernuansa merah dan celana hitam yang juga berlari ke arah Yuta.

"HEEEEEEi" ucap wanita itu seraya melambaikan tangannya.




a/n:
saya ga bilang bakalan happy ending, so...




HEATHER | YUWINWhere stories live. Discover now