BF-16

1.3K 178 9
                                    

"Y-yibo.." gumam Xiao zhan yang cukup terkejut melihat sosok pria yang dicintainya itu muncul di hadapannya.

"Ah.. Yibo.. tolong bantu Xiao zhan menyimpan koper-kopernya di bagasi mobilmu ya.." ucap Xiao Lu sebelum dia bergegas masuk ke dalam mobil dan duduk tenang di bangku belakang.

"Eoh? A-jie.. a.. tidak usah.. a-aku.. aku bisa sendiri." Sergah Xiao zhan gugup.

Sedang Wang Yibo, pria berkulit pucat itu hanya diam dan kembali meletakkan koper milik Xiao zhan. Bahkan tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Wang Yibo langsung meninggalkan Xiao zhan dan masuk ke dalam mobilnya lagi tanpa mempedulikan tatapan sendu yang pria cantik itu arahkan padanya.

"Kau bersikap misterius lagi?" Celetuk Xiao Lu yang hanya dibalas dengan gelengan kepala oleh Wang Yibo.

"Kalau kau seperti ini terus, maka jangan merengek jika akhirnya Xiao zhan meninggalkanmu karena dia salah paham." Lanjut Xiao Lu sebelum dia kembali diam begitu melihat Xiao zhan masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelahnya.

"Aku tak pernah berniat mengacuhkannya. Tapi aku hanya takut salah melangkah dan membuatnya kembali menjauhiku. Tuhan.. apa yang harus aku lakukan?"_lirih hati Wang Yibo sembari melirik ke arah Xiao zhan dari kaca mobil sebelum dia akhirnya mengemudikan mobilnya menuju area pemakaman.

Selama perjalanan menuju area pemakaman, mereka pun hanyut dalam keheningan. Hingga mobil  yang mereka tumpangi itu berhenti di area parkir pemakaman, baru itulah Xiao zhan mengeluarkan suaranya.

"A-jie.. bisakah aku pergi sendirian? Aku ingin menikmati waktuku bersama ayah-ibu sendiri." Ucap Xiao zhan sebelum dia bergegas turun dari mobil tanpa mempedulikan panggilan Xiao Lu yang notabene adalah kakak perempuannya itu.

"Huft.. aku tak tahan dengan perubahan sikapnya.  Bahkan ini lebih menyakitkan dibanding melihatnya menjalin kasih dengan orang lain."_lirih hati Xiao Zhan. Yang mana hal itu sukses memancing kristal bening mulai mengalir keluar dari sudut mata indahnya.

Di mobil. Baik Xiao Lu maupun Wang Yibo, keduanya hanya bisa terdiam melihat kepergian Xiao zhan yang semakin menjauh menuju ke tempat dimana Tn. dan Ny. Xiao dimakamkan.

"A-jie.. apa menurutmu dia tak suka bertemu denganku?" Gumam Wang Yibo yang menatap nanar kepergian Xiao zhan tanpa memperhatikan orang yang dia ajak bicara.

"Entahlah. Tapi aku rasa tidak. Xiao zhan bukan anak yang pendendam. Bahkan meski berulang kali dia disakiti oleh orang yang sama, tapi Xiao zhan tak pernah menyimpan dendam pada siapapun. Dia adalah tipe orang yang akan menjauhi masalah. Jadi kupikir dia hanya ingin menenangkan diri sebelum memperbaiki segalanya denganmu." Balas Xiao Lu yang membuat Wang Yibo sedikit lega.

"Dan aku harap kau juga berusaha untuk itu jika memang kau ingin mendapatkannya kembali. Setelah itu, berjanjilah untuk tidak lagi berbuat bodoh yang berakhir menyakiti diri kalian sendiri. Berjanjilah, Yibo." Lanjut Xiao Lu yang langsung dibalas dengan anggukkan oleh pria berkulit pucat itu.

"Aku berjanji, A-jie."








Skip







Keesokan hari di kediaman keluarga Xiao. Terlihat beberapa deretan mobil mewah terparkir di halaman depan kediaman keluarga ternama tersebut.

Ya.. hari ini adalah hari ulang tahun putra bungsu keluarga Xiao yang ke-30, yang mana dirayakan secara besar-besaran. Karena selain untuk merayakan ulang tahun, perayaan kali ini juga sebagai pesta untuk menyambut kedatangan Xiao zhan setelah sekian lama baru kembali dari Amerika.

Para tamu begitu bersemangat juga antusias dengan acara perayaan ini. Apalagi untuk para kolega yang memiliki seorang putri. Meski mereka tau dengan jelas kalau Xiao zhan merupakan penyuka sesama jenis, namun mereka tetap berusaha untuk mendekatkan putri mereka dengan putra bungsu sekaligus pewaris utama dari perusahaan real estate terbesar di China itu dengan harapan mungkin saja Xiao zhan akan tertarik dengan putri mereka.

Tapi semangat serta antusias itu hanya dirasakan oleh para tamu dan Xiao Lu saja. Karena pada kenyataannya Xiao zhan sama sekali tak peduli dengan pesta mewah ini jika saja bukan suami Xiao Lu yang membujuknya untuk turun dan menemui para tamu. Namun meski begitu, Xiao zhan pun lama-lama tak tahan juga dan memilih untuk menyendiri di taman belakang sembari menatap hamparan luas langit malam bertabur bintang nan indah.

"Kau terlihat sedih. Ada apa?" Celetuk Liu Haikuan. Seorang pria tampan nan elegan yang menjadi kakak ipar Xiao zhan selama 5 tahun terakhir ini.

"Eoh? Tidak. Aku baik-baik saja, Da-ge. Aku hanya merindukan ibu dan ayah." Jawab Xiao zhan sembari tersenyum seolah dirinya benar-benar baik-baik saja agar Liu Haikuan tak mengkhawatirkannya.

"Kau yakin hanya itu?" Tanya Liu Haikuan mencoba memastikan bahwa memang hanya itu yang membebani hati adik iparnya dan tak lebih.

"Hn. Tentu saja. Jadi Da-ge tak perlu khawatir. Aku baik-baik saja." Balas Xiao zhan yang berusaha mempertahankan senyumnya.

"Dengar Xiao zhan, bukanya aku bermaksud ikut campur dalam urusan pribadimu. Hanya saja aku tak ingin melihatmu selalu murung karena aku sangat menyayangimu seperti adik kandungku sendiri. Dan aku tak ingin kau hidup dengan menanggung beban penyesalan sepanjang hidupmu. Jadi dengarkan kata hatimu dan dapatkan kembali kebahagiaanmu. Jangan pernah kalah dengan rasa takut, karena hal itu hanya akan membuatmu merasakan kekecewaan dan juga penyesalan. Kau mengerti?" Ucap Liu Haikuan yang sukses membuat Xiao zhan tak berkutik. Karena entah kenapa ucapan pria jangkung itu sungguh menyentuh hatinya yang terdalam.

"Meski ayah dan ibu sudah tiada, tapi berkat serta restu mereka tetap menyertaimu. Selain itu, kau juga memilikiku juga Xiao Lu yang akan selalu ada untukmu. Kita keluarga, dan akan selamanya menjadi keluarga. Jadi jangan pernah merasa sendirian, karena kau masih punya kami. Kau mengerti, A-zhan?" Lanjut Liu Haikuan sembari mengusap puncak kepala Xiao zhan yang balas menatap pria jangkung itu dengan mata berkaca-kaca.

Dan di tengah-tengah suasana haru itu, tiba-tiba terjadi keributan dimana ada seorang wanita yang berteriak memanggil nama Xiao zhan dengan sangat keras hingga membuat pesta seketika hening karena para tamu terpaku melihat wanita tersebut.

Bahkan bukan hanya berteriak saja, melainkan juga merusak beberapa dekorasi serta hidangan yang ada di pesta tersebut dengan cara mengacak-acaknya.

Tak tahan melihat pesta yang dia buat untuk adiknya dihancurkan oleh orang asing, Xiao Lu pun dengan tegas memerintahkan beberapa penjaga untuk menyeret keluar wanita itu serta meminta beberapa pelayan untuk membersihkan kekacauan yang sudah wanita itu buat.

Melihat keributan yang tiba-tiba menghentikan riuh pesta, membuat Xiao zhan tak bisa menahan rasa penasarannya dan bergegas menuju ruang tengah untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Dan begitu terkejutnya dia ketika melihat Yang Zi tengah meraung marah serta memberontak saat dua penjaga menyeretnya keluar.

Dengan segera Xiao zhan berlari menghampiri keributan itu dan meminta para penjaga untuk melepaskan Yang Zi. Namun dengan lantang Xiao Lu menentang keinginan sang adik itu hingga terjadilah perdebatan diantara kedua bersaudara tersebut yang semakin membuat suasana semakin memanas.

Namun segalanya segera kembali normal begitu Liu Haikuan datang untuk menengahi perdebatan yang terjadi antara istri juga adik iparnya itu dengan cara menyuruh Xiao zhan pergi membawa Yang Zi dan menyelesaikan masalah mereka di luar. Meski pada akhirnya dirinya yang menjadi sasaran kemarahan Xiao Lu, tapi pria jangkung itu sama sekali tak keberatan. Karena menurutnya, sekaranglah saat yang tepat untuk Xiao zhan menyelesaikan semua masalahnya agar adik iparnya itu bisa melanjutkan hidup tanpa harus dibayangi oleh masa lalu.



























































Tbc

Terima kasih buat semua temen-temen readersnim yang udah support ff gaje ini😘😘😘

BFRIENDWhere stories live. Discover now