BF-04

1.4K 203 15
                                    

"Xiao zhan!!" Teriak Xiao Lu dengan mata melotot.

"Eoh?" Gumam Xiao zhan yang masih belum sadar dimana dirinya sekarang.

"Hya.. apa yang kau lakukan disana? Kau kan membawa mobilmu sendiri bodoh!!" Sergah Xiao Lu sembari melirik ke arah Yang Zi yang berdiri tepat di samping Wang Yibo.

Terlihat jelas di mata Xiao Lu kalau gadis itu tengah menatap tak suka pada Xiao zhan yang masih belum sadar dimana dirinya tengah mendudukkan pantatnya.

Sedang Wang Yibo, pemuda berkulit pucat nan tampan itu hanya tersenyum bodoh seolah dirinya telah terbiasa dengan tingkah ceroboh sahabatnya tersebut. Yang mana hal itu membuat Yang Zi semakin mempoutkan bibirnya kesal.

Tak ingin membuat keadaan semakin kacau, Xiao Lu segera menghampiri Xiao zhan yang masih duduk seperti orang bodoh di mobil Wang Yibo.

"Ayo pulang. Apa yang kau lakukan? Kau membawa mobilmu sendiri bodoh!!" Desis Xiao Lu sembari menarik lengan Xiao zhan agar pemuda yang 5 tahun lebih muda darinya itu mengikutinya.

"Eoh? Mobil?" Gumam Xiao zhan yang berusaha mengingat sebelum dia menepuk keningnya karena berhasil menyadari kecerobohannya.

"Haha.. aku lupa kalau aku membawa mobilku sendiri." Ucap Xiao zhan yang langsung mendapat jitakan sayang dari sang kakak.

TAAAKKK

"Aw.." pekik Xiao zhan sebelum dia menatap Wang Yibo untuk berpamitan pada sahabatnya tersebut.

"Yibo. Aku pulang dulu." Ucap Xiao zhan sembari melambaikan tangannya dengan riang dan bersiap untuk pergi bersama sang kakak.

Namun baru satu langkah, Wang Yibo langsung menghentikannya dengan mencekal lengan kurusnya itu.

"Tunggu."

"Eoh?"

"Ck." Decak Wang Yibo yang tanpa sadar melepas genggaman tangan Yang Zi dari lengan kirinya sebelum dia berjongkok di hadapan Xiao zhan hanya untuk mengikatkan tali sepatu pemuda itu.

"Sudah ku katakan berkali-kali untuk mengikat tali sepatumu dengan benar, bukan?" Gerutu Wang Yibo sembari mengikat serta memastikan ikatan tali sepatu Xiao zhan sudah terikat dengan baik.

"Tapi tadi aku sudah mengikatnya dengan baik. Bahkan aku juga mengikat tali sepatuku seperti yang kau ajarkan." Balas Xiao zhan membela diri.

"Selesai." Gumam Wang Yibo yang langsung berdiri sembari menepuk kedua tangannya agar debu ditangannya hilang.

"Lain kali hati-hati. Sekarang pulanglah. Dan jangan lupa menghubungiku jika kau sudah sampai di rumah. Hm?" Lanjut Wang Yibo sembari mengusak poni Xiao zhan pelan tanpa menyadari tatapan nanar yang Yang Zi layangkan padanya.

"Baiklah. Baiklah. Kami harus segera pergi Yibo. Bye. Ayo Xiao zhan." Sergah Xiao Lu yang langsung menarik Xiao zhan pergi meninggalkan Wang Yibo serta Yang Zi disana. Bahkan tanpa menunggu adiknya mengucapkan selamat tinggal pada Wang Yibo sekalipun.

Sedang Wang Yibo, pria 20 tahun itu hanya bisa terkekeh geli melihat interaksi dua bersaudara yang memiliki hubungan love and hate tersebut.

"Dasar. Mereka berdua tak pernah berubah." Gumam Wang Yibo yang masih takjub dengan tingkah kekanakan Xiao bersaudara tersebut.

"Kalian sangat dekat ya." Celetuk Yang Zi pelan sembari menahan perasaan cemburunya agar tak terlalu kentara.

"Bukan hanya dekat. Melainkan mereka adalah keluargaku. Terutama Xiao zhan. Mungkin dia terlihat seperti pria sombong juga angkuh. Tapi sebenarnya dia hanyalah seorang bocah laki-laki yang polos, lugu, juga ceroboh. Selain itu pula, dia juga sangat baik hingga terkadang orang-orang mendekatinya hanya untuk memanfaatkannya saja. Itu sebabnya aku selalu mengkhawatirkannya. Bahkan tiada hari dimana aku bisa merasa tenang sebelum melihat wajahnya atau mendengar suaranya. Karena bagiku, Xiao zhan sudah menjadi bagian dari hidupku." Ucap Wang Yibo dengan tatapan teduh yang tetap berfokus pada jalan dimana Xiao bersaudara pergi.

"Tidakkah itu terdengar sedikit berlebihan? Maksudku.. usia kalian sama. Selain itu kau juga memiliki kehidupan sendiri, bukan? Kau tak mungkin selamanya menjaga Xiao zhan. Dan tak mungkin juga Xiao zhan akan selalu menggantungkan hidupnya padamu." Balas Yang Zi yang berusaha menyampaikan uneg-unegnya tanpa menyinggung perasaan kekasihnya itu. Namun apa yang dia harapkan ternyata keliru. Karena balasan yang dia dapatkan dari Wang Yibo sedikit banyak menyakiti hatinya sendiri.

"Jika memang itu diperlukan, maka aku akan terus menjaga Xiao Zhan sampai Tuhan mencabut nyawaku. Bahkan jika aku bisa menjaganya ketika ragaku tak lagi bernyawa sekalipun, aku pasti akan menjaganya." Balas Wang Yibo tenang seolah apa yang dia ucapkan barusan adalah hal biasa tanpa tau kalau setiap untaian kata yang terucap dari bibirnya itu sangat berdampak pada hati Yang Zi yang saat ini benar-benar hancur.




Skip


Beberapa hari sejak kejadian itu, baik Wang Yibo maupun Yang Zi tak lagi pernah membahas atau menyinggung masalah tersebut. Bahkan keduanya bertingkah seolah tak pernah terjadi apa-apa dan tetap menjalani hubungan mereka seperti biasa layaknya sepasang merpati yang tengah dimabuk asmara.

"Yibo.. kau ingat kalau hari ini kita ada kencan, bukan?" Tanya Yang Zi ketika dia sedang makan siang di kantin kampus bersama Wang Yibo.

"Hn. Tentu. Jadi untuk kencan kita kali ini, kau mau kemana?" Balas Wang Yibo sembari menggenggam tangan Yang Zi dengan mesra.

"Aku sudah membeli tiket konser untuk nanti malam. Dan aku sangat ingin melihat konser ini denganmu. Kau maukan?" Ucap Yang Zi dengan memasang wajah memelas layaknya seekor puppy yang tersesat.

"Aku tau kalau kau tak suka dengan tempat ramai dan penuh sesak seperti itu. Tapi aku sangat ingin melihat konser ini denganmu. Sekali saja, kumohon." Lanjut Yang Zi yang masih berusaha membujuk Wang Yibo agar pria itu mau menemaninya melihat konser tersebut dengannya.

Sejenak Wang Yibo bimbang karena jelas dia sama sekali tak suka berada di keramaian yang penuh kebisingan dan sesak seperti itu. Bahkan jikalau dia ingin melihat konser atau pergi ke club sekalipun, Wang Yibo akan memilih untuk merogoh koceknya lebih dalam lagi agar dia bisa mendapatkan tempat yang lebih lenggang.

Tapi melihat wajah wanita yang dia suka seperti itu, membuat Wang Yibo menjadi tak enak hati dan memilih untuk mengangguk sebagai balasannya. Yang mana hal tersebut membuat Yang Zi bersorak gembira bahkan tanpa malu-malu dia menarik wajah Wang Yibo lalu menciumnya tepat di bibir pria berkulit pucat tersebut.

Cup

Dan kejadian itu bukan hanya membuat orang di sekitar mereka tercengang, bahkan Wang Yibo sendiri pun tak menyangka kalau wanita itu akan menciumnya. Karena sejak keduanya memutuskan untuk berkencan satu bulan yang lalu, tak pernah sekalipun mereka melakukan skinship lebih dari pegangan tangan, pelukan, atau mengusap rambut. Namun kali ini tanpa disangka-sangka, Yang Zi, wanita yang dikenal dengan segala keanggunan yang melekat di dirinya itu kini dengan berani mencium bibir seorang pria. Ya.. meski yang dia cium adalah Wang Yibo yang notabene merupakan kekasihnya. Namun hal itu tetap saja membuat semua orang tercengang dan tak percaya dengan apa yang telah Yang Zi lakukan hari ini.







Di lokasi konser.

Terlihat banyak kerumunan para penonton yang berdesak-desakan hanya untuk melihat idola mereka tampil di atas panggung. Dan salah satunya adalah Xiao zhan. Pria 20 tahun itu terlihat begitu menikmati hentakan setiap nada musik yang dibawakan sang idola. Tubuh langsingnya yang hanya di balut dengan kaos putih polos itu tengah asyik meliuk-liuk seirama dengan dentuman musik di acara konser itu. Bahkan keringat yang keluar melalui setiap pori-pori kulitnya pun mulai berlomba-lomba keluar hingga membasahi seluruh tubuhnya. Kaos yang semula terlihat longgar kini menempel dan membentuk lekuk tubuh rampingnya.

Namun hal itu sama sekali tak membuat Xiao zhan berhenti menikmati konser itu. Bahkan ketika beberapa pria asing di sekitarnya mulai menatap lapar ke arahnya sekalipun, Xiao zhan sama sekali tak peduli karena yang ada di otaknya saat ini adalah bagaimana dia menikmati konser itu.

Xiao zhan bersama beberapa teman wanitanya terus menari dan bernyanyi dengan begitu riangnya hingga...................















































Tbc

Terima kasih buat semua temen-temen readersnim yang udah support ff gaje ini😘😘😘

BFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang