BF-19

1.4K 172 6
                                    

Tiga minggu sudah Wang Yibo mendekam di penjara. Dan selama itu pula Xiao zhan kerap datang untuk menemui Wang Yibo. Namun tak pernah sekalipun pria tampan itu mau menemuinya.

Tapi walaupun begitu Xiao zhan sama sekali tak mau menyerah. Jadi nyaris setiap hari dia datang ke kantor polisi untuk menemui Wang Yibo, meski pada akhirnya hasilnya nihil.

Seperti saat ini, Xiao zhan juga berencana untuk pergi mengunjungi Wang Yibo di penjara dengan membawa bekal makan untuk pria berkulit pucat itu.

Tepat disaat dirinya tengah sibuk menyiapkan bekal, tiba-tiba seorang pelayan menghampirinya dan membisikkan sesuatu di telinganya. Yang mana hal itu membuat Xiao zhan mengerutkan keningnya sebelum dia bergegas menuju ruang tamu seperti yang pelayannya sampaikan.

"Kau siapa? Apa kita saling kenal?" Tanya Xiao zhan pada seorang wanita cantik yang tengah duduk gelisah di sofa, begitu dia sampai di ruang tamu.

"Eoh? Aku.. aku Wan Peng. Aku.. aku sepupu Yang Zi." Jawab Wan Peng gugup. Apalagi ketika melihat perubahan ekspresi wajah Xiao zhan yang terlihat suram begitu mendengar nama Yang Zi dia sebut.

"Mau apa kau kesini?" Tanya Xiao zhan to the point tanpa perlu repot-repot beramah tamah dengan wanita itu.

"Aku datang kesini untuk meminta maaf atas semua kesalahan Lin Yi. Eoh.. maksudku Yang Zi, dia.. dia sudah banyak melakukan kesalahan dalam hidupnya. Jadi aku sebagai satu-satunya keluarga yang dia miliki, meminta maaf sebesar-besarnya atas segala kesalahan yang sudah dibuatnya kepadamu juga Wang Yibo. Aku--"

"Semudah itu? Kalau memang bisa semudah itu, maka bebaskan Yibo dari penjara atas segala tuduhan yang dilayangkan padanya selama ini. Setelah itu aku akan memaafkan sepupu tak bergunamu itu. Jika tidak, maka jangan pernah lagi muncul di hadapanku. Karena sampai kapanpun aku takkan pernah memaafkan semua perbuatan sepupu sialanmu itu. Kau mengerti?" Sergah Xiao zhan sebelum dia melenggang pergi meninggalkan Wan Peng yang menanggung rasa bersalah atas segala perbuatan Yang Zi akibat kelalaiannya.

Ya.. Wan Peng benar-benar merasa sangat bersalah atas segala kemalangan yang terjadi pada Wang Yibo juga Xiao zhan. Yang mana semua itu berawal dari kelalaiannya yang lupa mengunci kamar Yang Zi sebelum dia pergi ke klinik tempat prakteknya. Dan menyepelekan Yang Zi merupakan kesalahan terbesar yang paling Wan Peng sesali.

Wan peng sama sekali tak pernah mengira kalau Yang Zi akan melakukan hal kejam seperti ini hanya demi memuaskan obsesinya belaka. Karena selama 10 tahun Wan Peng mengurung Yang Zi di apartemennya, selama itu pula Yang Zi hanya menangis dan merenung tanpa memperlihatkan emosi berarti lainnya. Jadi Wan Peng berpikir kalau sepupunya itu hanya murung karena patah hati dan masih belum bisa juga move on dari Wang Yibo. Hingga akhirnya Wan Peng memutuskan hanya mengunci Yang Zi di kamarnya tanpa pernah mengganti password pintu apartemennya. Namun apa yang Wan Peng lakukan itu ternyata menjadi jalan pembuka untuk Yang Zi yang akhirnya kembali berulah dan berujung pada kematiannya sendiri.

"Apapun akan aku lakukan demi mendapatkan maaf dari kalian. Bahkan jika aku harus berlutut mencium kakimu sekalipun, aku akan melakukannya. Karena yang terpenting buatku adalah kedamaian untuk adik kecilku, Yang Zi. Aku tak akan berhenti sampai kalian mau memaafkan Yang Zi. Itu sumpahku."_lirih hati kecil Wan Peng yang bertekad demi mendapatkan maaf untuk Yang Zi, adik sepupu sekaligus keluarga satu-satunya yang dia miliki.

Ya.. hanya Yang Zi yang dia miliki selama ini. Hanya Yang Zi satu-satunya yang  Wan Peng miliki sejak kedua orang tua mereka meninggal karena kecelakaan mobil 20 tahun yang lalu. Dan hanya Yang Zi pula, orang yang mau berjuang membantu mewujudkan impian Wan Peng. Hanya Yang Zi. Dan hanya Yang Zi.











Skip











Di salah satu ruangan yang ada di kantor polisi, terlihat Xiao Lu tengah duduk berhadapan dengan Wang Yibo.

"Yibo.. apa kau bosan melihatku?" Tanya Xiao Lu yang membuka obrolan sembari tersenyum dan mengusap kepala Wang Yibo dengan penuh kasih sayang.

"Tidak, A-jie. Aku hanya.. entahlah.. aku juga tak tau apa yang terjadi padaku. Aku tak pernah sekalipun membayangkan ini semua akan menjadi salah satu bagian dari kisah hidupku." Ucap Wang Yibo yang menundukkan kepalanya untuk melihat baju tahanan yang dia pakai.

"Dan baju ini. Baju yang ku kenakan ini benar-benar menyiksaku. Baju, dinding pembatas, dan semua yang ada disini seolah tengah berlomba-lomba untuk mengejekku." Lanjut Wang Yibo yang tersenyum miris melihat keadaan dirinya sekarang.

"Yibo.. kumohon tenanglah. Dan serahkan semuanya pada Tuhan. Aku yakin Tuhan akan membantu kita untuk menyelesaikan semua permasalahan kita di dunia ini. Hm?" Balas Xiao Lu yang mencoba menguatkan Wang Yibo.

"Tapi A-jie.. bagaimana caranya aku bisa tenang setiap kali aku teringat wajah orang tuaku yang begitu terluka? Bagaimana aku bisa tenang jika setiap kali aku memejamkan mata, bayangan wajah pucat mama selalu terlintas di benakku? Aku tak bisa tenang walau hanya satu detik saja, A-jie."

"Aku mengerti. Tapi aku mohon padamu untuk sedikit lebih tenang. Karena jika sampai kau jatuh sakit, maka semua akan menjadi lebih buruk lagi. Kau tak ingin membuat orang tuamu menderita lebih dari ini, bukan? Jika iya, maka sekarang kau cepat habiskan makanan yang kubawakan untukmu sebelum jam kunjunganku berakhir. Lagipula.. ini semua buatan Xiao zhan. Dia ingin sekali menemuimu. Tapi kau selalu menolaknya. Jadi dia memutuskan untuk tidak memaksakan diri dan hanya mengirimkan makanan buatannya untukmu." Ucap Xiao Lu yang mana hal itu cukup membuat hati Wang Yibo bergetar merasakan rindu teramat dalam.

"Makanlah. Setidaknya itu cukup membuat hati A-zhan tenang." Lanjut Xiao Lu yang langsung di turuti oleh Wang Yibo.

Pria berkulit pucat itu menyuapkan makanan ke dalam mulutnya dengan tangan gemetar sembari menahan isak tangis disetiap suapannya. Yang mana hal itu membuat Xiao Lu tak tega. Dan air mata yang sedari tadi wanita itu tahan, kini mulai berlomba-lomba keluar dari mata indahnya.































Tanpa Wang Yibo tau dan sadari, dari balik punggungnya berdiri seorang pria cantik tengah menatap sendu ke arahnya. Namun tak ada yang bisa dia lakukan selain berdiri di ambang pintu sembari menahan isak tangis yang hendak lolos dari bibir tipisnya.

Dia adalah Xiao zhan. Yang sedari tadi tengah berdiri diam menyaksikan semua interaksi yang dua orang di depannya itu lakukan. Namun tak ada yang bisa dia lakukan selain diam di tempatnya karena dia tak ingin membuat Wang Yibo merasa semakin tertekan akan kehadirannya. Jadi mau tidak mau Xiao zhan hanya bisa berdiri diam dan menatap punggung lebar yang dulu kokoh, kini terlihat begitu rapuh. Dan mungkin akan langsung roboh jika sedikit saja angin menyentuh tubuhnya. Namun Xiao zhan sekali lagi, tak ada yang bisa Xiao zhan lakukan selain diam. Karena tak peduli sebesar apapun keinginan Xiao zhan untuk memeluk tubuh rapuh Wang Yibo, tetap saja kenyamanan pria berkulit pucat itulah yang menjadi prioritasnya. Dan Xiao zhan tak ingin membuat pria yang dia cintai semakin tertekan dengan kehadirannya.





































































Tbc

Terima kasih buat semua readersnim yang udah support ff gaje ini😘😘😘

BFRIENDWhere stories live. Discover now