BF-08

1.4K 195 18
                                    

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Wang Yibo sembari mengusap kepala Yang Zi yang terbaring lemas di kamar apartemennya.

Ya.. setelah kejadian tadi, Wang Yibo segera membawa Yang Zi ke rumah sakit untuk mengobati luka yang ada di tangannya sebelum mengantar wanita itu kembali ke apartemen.

"Aku baik-baik saja. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku." Ucap Yang Zi dengan senyum lemah terukir di wajah pucatnya.

"Hn. Sekarang istirahatlah. Aku--"

"Bisakah kau disini menemaniku?" Sela Yang Zi yang membuat Wang Yibo bimbang.

"Tapi--"

"Kumohon Yibo.. aku tak ingin sendirian. Kumohon." Sela Yang Zi sekali lagi dengan sedikit merengek.

Sejenak Wang Yibo terdiam karena perasaan bimbang yang sedari tadi menyergap dirinya. Apalagi setiap kali dia mengingat wajah pucat Xiao zhan yang tak sadarkan diri setelah melihat darah Yang Zi.

Bukan hal baru bagi Wang Yibo melihat Xiao zhan langsung pingsan hanya karena melihat darah. Karena jelas sekali dia tau kalau sahabatnya itu merupakan hemophobia.

Jujur saja sebenarnya Wang Yibo sangat mengkhawatirkan keadaan sahabat manisnya tersebut. Namun dia juga tak bisa melakukan apa-apa karena saat ini dirinya menyandang status kekasih dari Yang Zi yang juga membutuhkan dirinya. Jadi setelah cukup lama Wang Yibo berpikir, akhirnya dengan berat hati dia putuskan untuk menuruti permintaan Yang Zi dengan menemani wanita itu di apartemennya.

"Hn. Baiklah. Sekarang kau istirahat saja. Aku akan menjagamu." Ucap Wang Yibo yang langsung di sambut dengan gembira oleh Yang Zi.

"Terima kasih, Yibo. Aku mencintaimu." Ucap Yang Zi penuh semangat. Namun hanya dibalas dengan senyum simpul oleh Wang Yibo.

Meski sedikit kecewa, tapi Yang Zi tak mempermasalahkannya. Karena baginya, mengetahui kalau Wang Yibo memilih dirinya daripada Xiao zhan itu sudah cukup.

Lain Yang Zi, lain pula dengan Wang Yibo. Pria tampan berkulit pucat itu merasa kosong sejak hubungannya dengan Xiao zhan tak lagi sedekat dulu. Dia merasa tak lagi menjadi dirinya sendiri. Hidupnya yang dulu penuh warna dan dihiasi oleh tawa juga rengekan manja dari Xiao zhan, kini sudah tak bisa lagi dia dapatkan. Bahkan jika dulu Wang Yibo tak pernah membiarkan Xiao zhan sakit, maka sekarang dialah yang membuat sahabat manisnya itu terluka oleh kata-katanya yang menyakitkan.

Lama Wang Yibo merenung memikirkan sekaligus mengkhawatirkan Xiao zhan, hingga tanpa dia sadari satu kristal bening menetes keluar dari salah satu matanya. Yang mana hal itu sungguh membuatnya semakin lama semakin tak bisa menahan perasaan gundah yang menyerangnya.

Tak ingin mengganggu Yang Zi yang tengah terlelap dengan suara tangisnya, akhirnya Wang Yibo memutuskan untuk keluar dari kamar Yang Zi dan memilih membaringkan tubuhnya di atas sofa milik wanita itu yang ada di ruang tamu.

Skip

Sinar mentari pagi menyapa, seluruh penghuni di muka bumi pun mulai membuka kelopak mata mereka masing-masing setelah semalaman berpetualang di alam mimpi.

Termasuk Xiao zhan, pria muda bergigi kelinci itu juga ikut membuka matanya dengan perlahan sampai kedua matanya mulai terbiasa menerima bias cahaya.

"Sshh.. kepalaku.." gumam Xiao zhan lirih sembari memijit pangkal hidungnya.

Dan disaat yang bersamaan, pintu kamar terbuka lalu menampilkan raut wajah penuh kekhawatiran dari Tn. dan Ny. Wang.

"Xiao zhan, kau baik-baik saja sayang?" Tanya Ny. Wang yang langsung menghampiri Xiao zhan sembari mengusap kepala pria bergigi kelinci itu dengan sangat lembut.

BFRIENDWhere stories live. Discover now