18. Perjodohan

39K 3.5K 285
                                    

"Nah, itu dia anak aku!"

Jantung Putri semakin berdegup kencang. Dirinya sangat gelisah. Putri semakin menundukkan kepalanya dalam-dalam, tidak mau melihat seseorang yang berniat dijodohkan dengannya.

Putri berdoa semoga bukan om-om, dan semoga lelaki itu nanti akan menolak perjodohan ini. Kalau seperti itu damai sudah hidup Putri.

"Wah, ganteng banget anak kamu, ya," celetuk Lina saat matanya menangkap sosok laki-laki yang sedang berjalan ke arah mereka.

"Iya dong, siapa dulu Papi-nya," balas Danu dengan pedenya.

Lina dan yang lain kompak memutar kedua bola mata mereka. Sedangkan Danu terkekeh geli melihat hal itu.

Lelaki itu datang dengan wajah datarnya, tak tersenyum sedikit pun. Setelah sampai lelaki itu menyalami para orang tua.

Ia duduk di kursi yang berhadapan dengan Putri, kursi single. Dirinya masih tidak menyadari bahwa ada hal yang tidak beres.

"Putri, ngapain nunduk kamu?" tanya Lina berbisik saat melihat anaknya tidak mendongakkan kepala.

Tak ada sahutan dari Putri.

Lina menghela napas lelah, susah sekali berbicara dengan anaknya yang satu ini. Setiap hari hampir membuat Lina darah tinggi.

"Reyhan, apa kabar kamu? Wah sekarang makin ganteng saja," puji Robi terkekeh pelan.

Reyhan, iya. Lelaki yang bahkan sudah Putri anggap musuh sejak pertama kali pertemuan mereka. Apalagi saat kejadian kemarin yang sangat membuat keduanya semakin memancarkan aura permusuhan.

Kejadian apa? Kejadian saat Putri mengira dirinya sebagai tukang ojek. Ingat? Ya, saat itu Putri sangat terkejut. Dikira Putri tadinya memang tukang ojek, nyatanya itu si manusia kutub.

Reyhan tak habis pikir, bisa-bisanya Putri mengira bahwa dirinya tukang ojek. Padahal sudah jelas-jelas dia memakai motor sportnya itu. Mana ada tukang ojek yang setampan dan se-rapi dia?

Lelaki yang terkenal akan sikap dinginnya, lelaki yang susah sekali melengkungkan bibirnya agar menjadi senyuman. Lelaki yang dikagumi oleh banyak orang.

Reyhan tersenyum tipis, sangat tipis bahkan hampir tak terlihat. "Baik, Om."

Tetapi, ada yang mengganjal. Mengapa orang lain bisa tahu namanya? Padahal Reyhan belum memperkenalkan diri. Ah, mungkin saja orang tuanya yang memberi tahunya. Pikir Reyhan begitu.

Putri yang mendengar Robi mengucap nama Reyhan menjadi penasaran, dan ketika mendengar suara sahutan dari lelaki itu Putri sontak melebarkan matanya. Suara itu sangat tidak asing di telinga cantiknya.

Kepalanya perlahan mendongak, saat matanya tak sengaja bertubrukan dengan lelaki itu Putri melotot tajam.

"Lo?!"

"Lo?!" teriak mereka serempak sembari menunjuk satu sama lain.

Mereka sama terkejutnya.

Bahkan, Putri sampai berdiri karena seterkejut itu. Kepalanya terus bertanya-tanya, apakah Reyhan yang akan dijodohkan dengannya? Kalau itu benar bisa-bisa Putri mati di tempat.

"Lo, ngapain di sini? Nyasar ni orang ckck," ucap Putri sinis.

Dirinya masih berusaha menyingkirkan pikiran-pikiran buruk yang bersarang di otaknya. Ya Tuhan, bisa mati berdiri ini mah Putri. Gak di mana-mana pasti lelaki itu selalu ada.

Reyhan hanya menatap Putri datar dengan alis yang terangkat sebelah.

Cewek aneh, batin Reyhan.

My Cold Husband [COMPLETED]Where stories live. Discover now