34. Bubur

40K 3.2K 346
                                    

Happy reading ! 🌻❣️

————————————————————

Entah setan apa yang merasuki Putri sampai-sampai gadis itu bisa bangun pagi tanpa ada yang membangunkannya. Padahal dirinya itu anti sekali bangun pagi. Ah, entahlah. Mungkin Putri belum terbiasa tinggal bersama lelaki lain selain keluarganya.

Putri menutup mulutnya yang sedang menguap. Matanya bergulir menatap sekitar dengan keadaan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya. Gadis itu meraba nakas, mencari ponselnya yang semalam sempat ia simpan di situ. Setelah berhasil menemukan ia menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang, lalu memainkan ponselnya sembari mengumpulkan nyawanya.

Kurang lebih lima menit Putri bermain ponsel, kini nyawanya sudah terkumpul sepenuhnya. Putri turun dari ranjang, lalu berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Saat keluar dari kamar mandi matanya menangkap Reyhan yang sedang tertidur pulas di sofa.

Putri menyipitkan matanya, lalu berdecak pelan ketika menyadari tidur lelaki itu yang terlihat sangat cool. Ia mulai berjalan mendekat ke arah Reyhan. Matanya menatap wajah Reyhan tanpa berkedip, wajah polos dan tenang Reyhan saat tertidur membuatnya candu.

Putri akui Reyhan memang tampan. Hidung yang mancung, alis yang tebal, bibir yang terlihat eumm ... Sexy, dan mata elangnya yang begitu tajam saat menatap orang-orang.

"Gue tau gue ganteng."

"Lo suka?"

Mata Putri mengerjap beberapa kali. Setelah sadar matanya membulat sempurna. Ia langsung beralih menatap ke arah lain. Sialan! Bisa-bisanya dirinya terciduk saat sedang mengagumi wajah lelaki yang sangat menyebalkan ini.

Gadis itu melipat kedua tangannya di depan dada. Ia berdecih pelan.

"Cih! Mimpi!"

Reyhan mengangkat kedua bahunya tak acuh. Ia sudah terbangun sejak Putri pergi ke kamar mandi, namun pada saat sedang mengumpulkan nyawanya ia malah melihat Putri yang berjalan menghampirinya dan menatap lekat-lekat wajahnya. Jadi, ia putuskan untuk berpura-pura tidur.

Lelaki itu mulai berjalan ke arah kamar mandi meninggalkan Putri yang sedang merutuki dirinya.

"Huft! Anjir lah, bisa-bisanya gue malah keciduk! Udah gitu tuh kutub kepedean lagi. Eh ... Tapi emang bener, sih. Ah udahlah, jangan sampe dia makin besar kepala."

***

Putri sudah mulai frustasi. Sedari tadi dirinya pusing mencari makanan, namun nihil hasilnya. Apartemen ini ternyata belum diisi makanan apapun, bahkan lemari kulkas yang tersedia di situ pun kosong.

Sekarang cacing-cacing di perutnya sudah mulai kelaparan. Mereka mengadakan demo dadakan di dalam perut Putri. Untuk sekedar mie instan saja di sini tidak ada.

"REYHAN!" panggil Putri.

Reyhan yang sedang berada di kamar sembari bermain handphone pun mengernyit heran ketika mendengar Putri yang memanggilnya dengan suara yang terdengar seperti sedang kesal.

Perasaan tadi dirinya tidak punya salah apa-apa dengan gadis itu. Lalu apa yang membuat gadis itu merasa kesal dengannya? Memang ya, cewek itu ribet.

"Reyhan! Budek, ya, lo?" Reyhan berdecak pelan. Ia menyimpan ponselnya lalu bangkit untuk pergi ke arah dapur menghampiri Putri.

My Cold Husband [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora