10. Girls time

38.3K 3.8K 289
                                    

Happy reading 🌻❣️

———————————————————————————

Hari ini ketiga sahabat Putri memutuskan untuk berkumpul di rumah Putri. Ya, Putri lebih baik meminta mereka ke rumahnya agar Eza si kutu kupret itu tak lagi mengganggunya.

"Kita mau ngapain sih, Put?" tanya Audrey memecah keheningan.

"Susah ngomong sama orang lemot mah!" sindir Tasya, Audrey yang mendengar pun tak terima.

"Enak aja! Lo tuh yang lemot kayak siput!"

Tasya mendengus kesal. "Heh kucing garong! Lo tuh lemot kayak bolot!" balasnya sengit.

"Nape lo nape?! Mau ribut lo? Ayo sini cepetan!" tantangnya sembari menggulung kedua lengan bajunya tanda bersiap untuk memulai pertengkaran.

Tasya yang melihat itu pun ikut menggulung kedua lengan bajunya bersiap untuk menerima tantangan Audrey. "Lo pikir gue takut? Ayo sini!"

Tasya berjalan ke arah karpet yang berada di tengah-tengah mereka. Lalu diikuti Audrey.

Keduanya kini saling menajamkan matanya, mereka sedang berhadapan bersiap untuk memulai peperangan ini.

"Ayo sini lo maju!" suruh Tasya sambil menggerakkan tangannya seolah memanggil.

"Lo yang maju sini!" Audrey tak mau kalah, dia juga menyuruh Tasya untuk maju kearahnya.

Tasya mendengus kesal. "Ogah! Lo aja sini yang maju!"

"Lo yang maju!"

"Lo!"

"Lo!"

"Lo aja, Audrey!"

"Lo aja, Tasya!"

"Lo, Chandra!"

"Lo, Heri!"

"Chandra berkumis!"

"Heri poter!"

"Cha--"

"BERISIK!" teriak Putri dan Bianca bersamaan.

Tasya dan Audrey sontak menoleh ke arah teriakan itu. Oh, rupanya mereka lupa saat ini sedang berada di mana.

Kedua manusia itu hanya bisa menampilkan senyum yang sangat menyebalkan bagi siapapun yang melihatnya.

"Sorry, hehehehe."

Ingin rasanya Putri dan Bianca mengusir dua makhluk tidak jelas ini. Mereka kembali duduk dan suasana kembali hening.

Karena Audrey tak tahan dengan kesunyian, jadi gadis itu berusaha mencari topik pembicaraan, mulutnya sudah gatel sekali rasanya ingin berbicara.

"WOI!" Sekalinya membuka suara malah membuat satu ruangan terkejut.

"Goblok!" Refleks mereka bertiga mengumpat secara bersamaan, jantung mereka rasanya mau copot. Teriakan Audrey itu loh bener-bener parah. Bisa merusak telinga cantik mereka.

Yang mengejutkan justru bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan menampilkan senyum cengiran menyebalkan.

"Capek ah diem mulu. Kita mau ngapain, sih, emang?"

Tasya yang berada di sebelahnya pun menoyor kepala Audrey hingga sang empu meringis kesakitan.

"Aneh manusia kayak lo! Masa iya diem capek, sih, dongo!"

"Ssshhh, goblin lo anjim! Sakit nih!" Audrey mengusap kepalanya yang terasa sakit.

"Ciri-ciri anak alay!" cibir Tasya meledek.

My Cold Husband [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora