Chapter 1

51 8 0
                                    

Pernahkah kau mengira jika hidupmu akan semakin baik-baik saja setelah kau berulang tahun? Saat kau mendapat ucapan selamat dan hadiah yang kau inginkan, hari-hari yang dipenuhi tawa dan canda dengan kue di tengah meja dan lilin di atasnya, serta semua orang yang kau sayangi berkumpul demi merayakan hari kelahiranmu. Tidak, itu tidak berlaku untukku. Aku menyesal hari itu telah datang padaku. Jika kau bertanya apa alasanku tidak senang, aku akan ceritakan padamu.

Semua bermula dari pesta ulang tahunku yang ke tujuh belas. Pesta ulang tahun yang terbilang cukup mewah dengan hiasan bunga dan balon di setiap sudut bahkan sisi ruangan. Banyak makanan dan minuman di atas meja jamu. Terdapat juga sebuah meja bulat besar dengan kue tart di tengah ruangan. Orang-orang dari kerabat ayah ataupun ibu hampir semuanya ikut hadir untuk memeriahkan pesta kali ini. Beberapa dari mereka mengajak anak ataupun cucu mereka.

Dari sekian orang yang hadir, banyak dari mereka yang aku cukup familiar dikarenakan aku termasuk orang yang bisa dianggap senang bersosialisasi dan tidak malu untuk mengenal orang baru. Mereka juga sering bertemu denganku saat di ulang tahun mereka ataupun ulang tahunku sendiri serta di beberapa acara keluarga lainnya. Hanya saja, ada satu anak yang terlihat berdiri sendiri seolah sengaja menjauh dari kerumunan orang-orang, berdiri di dekat tiang putih yang tidak jauh ke arah yang menuju kolam. Jika dilihat dari perawakannya, dia kemungkinan masih berumur sekitar sepuluh tahun.

Pada awalnya aku tidak menghiraukan anak itu meskipun anak itu terlihat sedih sambil menatapku. Pakaiannya yang berwarna putih dengan noda merah membuat penasaran dari mana asalnya noda itu. Jika memang itu adalah noda sirup, harusnya orang tuanya sudah membantunya berganti pakaian. Namun, setelah sekian lama tidak ada siapapun yang orang dewasa yang terlihat akan mendekatinya.

Rasa penasaranku meningkat, hingga aku memutuskan untuk bertanya pada ibu yang berdiri di sampingku, "Ibu, kenapa anak itu hanya berdiam diri? Kemana orang tuanya?" Aku menunjuk ke arah anak itu.

Ibu yang kebetulan sedang mengobrol dengan ayah menoleh ke arahku. Dia melihat ke arah yang kutunjuk dan menatap ke sana selama beberapa saat, tapi tidak lama kemudian ibu kembali mengobrol dengan ayah.

Aku yang bingung karena ibu bersikap tidak biasa seolah tidak peduli pada orang lain, membuatku ingin mendatangi anak itu dan mengajaknya untuk ikut masuk ke dalam pesta. Ibuku adalah orang yang sangat simpatik pada orang lain dengan mudah, tidak mungkin dia akan semudah itu bersikap tidak acuh. Ketidakpedulian itulah yang menuntunku berjalan ke arah anak itu.

Saat aku berjalan semakin mendekatinya, tiba-tiba saja anak itu berlari lalu melompat ke arah kolam begitu saja dan langsung tenggelam ke dalam. Aku yang kaget langsung berteriak dan membuat seluruh tamu bahkan orang tuaku kaget. Tanpa peduli apa pun, aku langsung ikut masuk ke dalam air demi menolong anak itu.

Aku tidak berhasil menemukannya, dia telah menghilang dan itu membuatku takut. Saat aku berniat untuk naik ke permukaan, aku merasakan seperti sebuah tangan tiba-tiba menarikku semakin dalam. Cukup lama aku berusaha melepaskan diri meskipun tidak berhasil. Hingga pada akhirnya semuanya menggelap saat aku mulai menelan terlalu banyak air dari hidung dan mulutku.

******

"Hah." Yi Tian terbangun dari tidurnya dengan napas terengah dan keringat yang membasahi dahinya. Semua yang terjadi sebelumnya adalah mimpinya, mimpi yang sering terulang sejak kejadian di ulang tahunnya yang ke-17.

Ya, mimpinya adalah reka ulang dari kejadian yang menimpanya saat dia merayakan pesta ulang tahunnya yang ke-17. Sejak saat itu, dia menjadi sering mendapatkan mimpi buruk serta beberapa gangguan atau pun teror yang didapatkan dari anak kecil itu. Entah sejak kapan dia bisa melihat hantu dan sejenisnya, tetapi yang pasti dia sekarang bisa melihat penampakan hantu anak kecil yang menyebutkan namanya adalah Ren Jia. Hampir setiap hari Jia selalu mengganggunya dengan berbagai cara, seperti muncul dari langit-langit, tidur di sampingnya dengan baju yang basah, bahkan ikut mandi bersamanya.

Annoying Little Girl - Phoenix WriterUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum