Chapter 7

5 2 0
                                    

Pagi itu, Yi Tian terbangun kembali. Seperti beberapa waktu lalu, Jia kembali muncul di depannya. Hanya saja, kali ini Jia terlihat sedikit bahagia. Sepanjang dia mengikuti Yi Tian di rumahnya, Jia selalu tersenyum pada Yi Tian.

"Kenapa?" tanya Yi Tian saat dia sedang sendirian. Dia sedang duduk di teras sembari menunggu Guo Feng yang akan menjemputnya.

Jia menggeleng. "Tidak. Aku hanya senang, sebentar lagi aku akan kembali dengan tenang."

Yi Tian mengangguk. "Selama ini, selama tujuh tahun ini, ke mana kau pergi?"

"Aku pergi tanpa arah. Aku mengikuti siapa pun yang aku rasa mungkin bisa menolongku, akan tetapi setelah semua yang ada, hanya kau yang mampu."

"Aku?"

"Ya. Meskipun kau terlihat tidak peduli, sebenarnya dalam hati terdalammu, kau adalah orang yang sangat hangat. Aku bisa merasakannya."

Yi Tian terdiam. Dia tidak mengira jika Jia yang masih kecil, bisa paham dengan perasaan orang dewasa.

Tiba-tiba pintu rumahnya terbuka. Meishi ke luar bersama Yi Zhuo, keduanya terlihat bersiap-siap untuk pergi.

"Nak, ayah dan mama akan ke dokter sebentar. Jika perlu sesuatu, telepon mama, ya?!" ujar Meishi.

Yi Zhuo berjalan mendahului menuju mobilnya. Yi Tian yang melihat sifat ayahnya yang dingin tidak terlalu peduli. Sejujurnya, sejak kecil, dia tidak senang dengan sikap ayahnya yang terlalu memaksakan keinginannya hanya untuk kehormatan semata.

Meishi menatap Yi Tian sedih. Dengan lembut dia membelai rambut Yi Tian. "Tidak apa-apa. Ayah hanya sedang buru-buru. Kalau begitu Mama pergi dulu," ujar Meishi mencium dahi Yi Tian, kemudian menyusul suaminya. Tidak lama kemudian, mobil mereka ke luar dari halaman dan menghilang dari penglihatan Yi Tian.

Yi Tian kembali menatap ke arah Jia yang sejak tadi memperhatikannya. Hantu gadis cilik itu tersenyum, seolah mengatakan kalau semua akan baik-baik saja.

Beberapa saat kemudian, Guo Feng datang bersama motornya dan berhenti di depan gerbang. Dia segera menyalakan klakson motornya agar Yi Tian mendatanginya.

Yi Tian segera beranjak, tidak lupa dia mengunci pintu dan memasukkan kuncinya ke saku. Jika orang tuanya datang lebih dulu saat Yi Tian masih belum pulang, mereka punya kunci cadangan untuk masuk.

"Kenapa wajahmu dingin sekali?" tanya Guo Feng saat Yi Tian berjalan ke arahnya.

Guo Feng segera memberikan helm miliknya yang sengaja dia bawakan untuk Yi Tian seperti biasanya. Yi Tian segera naik ke jok belakang setelah selesai memakai helm.

"Kita berangkat," ujar Guo Feng menyalakan motonya kembali.

"Chen Ying?" tanya Yi Tian, menanyakan apakah mereka akan menghampiri Chen Ying sebelum pergi ke rumah sakit.

Guo Feng terdiam sebentar. Tiba-tiba saja dia berdehem, kemudian berkata, "Dia tadi bilang tidak bisa ikut karena ada sesuatu mendadak."

"Oh." Hanya itu respon Yi Tian.

Guo Feng menghela napasnya. "Kita berangkat sekarang."

Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke rumah sakit, Guo Feng dan Yi Tian segera memarkirkan motornya. Jia juga terlihat muncul kembali setelah sempat menghilang selama mereka di jalan.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Guo Feng.

Yi Tian menggeleng. Dia sendiri tidak tahu apa yang harus dilakukan. Setelah sempat berpikir selama beberapa saat, pada akhirnya mereka berjalan menuju meja resepsionis.

Annoying Little Girl - Phoenix WriterWhere stories live. Discover now