Chapter 3

12 4 0
                                    

Jam istirahat tiba. Guo Feng dan Yi Tian berjalan bersama menuju kantin. Setelah mendapatkan makanan, mereka memilih tempat di sudut kantin untuk menikmati makanan mereka.

Guo Feng membuka kaleng minuman bersodanya yang dicat dengan logo berwarna biru dan merah. Yi Tian yang duduk di hadapannya, hanya memiliki sebotol air mineral. Makanan keduanya juga cukup berbeda. Jika Yi Tian membawa nasi, beberapa potong daging dan sayuran, maka Guo Feng membawa semangkuk besar mie.

Yi Tian tidak habis pikir, bagaimana Guo Feng bisa punya otak yang bisa dibilang sangat cerdas jika dilihat dari apa yang dia makan. Berbeda dengan Yi Tian, sebagai atlet di sekolahnya, Yi Tian benar-benar harus menjaga dan mengatur apa yang akan dia masukan ke dalam perutnya.

"Tian, kau tidak bosan tiap hari makan seperti itu?" tanya Guo Feng sambil memasukkan mie ke dalam mulutnya. Makanannya sudah hampir habis.

Yi Tian mengangguk. Ya, hanya mengangguk. Dia malah sibuk memakan makanannya sambil melihat ke sekelilingnya beberapa kali sebelum menunduk untuk makan kembali.

Guo Feng berdecak kesal. Sepertinya berbicara dengan manusia es semacam Yi Tian akan sangat menguras tenaganya. Setiap kali dia bertanya dan mengatakan hal bermacam-macam, Yi Tian akan menjawab semaunya. Berbeda jika Yi Tian sendiri yang punya topik pembicaraan, Yi Tian akan sangat berbeda, seperti tadi pagi. Guo Feng akhirnya memilih untuk melanjutkan makannya.

Yi Tian mengedarkan pandangannya, mencari sosok hantu anak kecil yang biasanya selalu mengikutinya. Di sudut ruangan lain, Yi Tian menemukan Jia sedang duduk di depan Cheng Ying yang sedang makan sendirian. Seperti biasa, gadis itu akan selalu makan sendirian dan kemana pun tanpa teman.

Jia duduk membelakangi Yi Tian, sehingga Yi Tian tidak tahu bagaimana ekspresi Jia saat ini. Yi Tian hanya bisa melihat perubahan wajah Chen Ying yang terlihat resah seolah dapat melihat keberadaan Jia di depannya. Sesekali Chen Ying akan melihat ke arah Jia tanpa sadar, tetapi sedetik kemudian dia akan langsung mengalihkan pandangannya. Sepertinya tepat seperti dugaan Yi Tian, Chen Ying juga bisa melihat Jia.

Hanya ini pertanyaan Yi Tian, mengapa dia baru sadar kalau ada orang lain yang selama ini melihat kehadiran Jia?

Apakah Chen Ying berpura-pura tidak dapat melihatnya, tetapi sekarang dia sudah lelah melakukannya dan memilih untuk mengakuinya?

"Aku harus bertanya padanya," lirih Yi Tian, tanpa sengaja Guo Feng mendengarnya.

"Hah? Kau mau bertanya apa? Langsung tanya saja padaku, tidak perlu bisik-bisik seperti itu," ujar Guo Feng.

Yi Tian menggeleng, sejenak dia menghela napasnya. "Bukan."

Guo Feng menatap Yi Tian bingung. Apakah dia salah dengar jika Yi Tian berniat menanyakan sesuatu?

Tiba-tiba saja Yi Tian beranjak sambil membawa nampan makanannya untuk dikumpulkan di tempat cuci. Tanpa sengaja dia melupakan minumannya.

"Tian, mau ke mana?" teriak Guo Feng buru-buru menyusul Yi Tian sambil membawa minuman Yi Tian beserta barang-barangnya sendiri.

Guo Feng kehilangan jejak Yi Tian saat dia tanpa sengaja menabrak sebuah geng anak-anak yang sedang berjalan ke arah kantin. Minuman Guo Feng tumpah ke baju salah satu anak yang berada di barisan paling depan. Guo Feng tahu, dia adalah ketua geng itu. Walaupun mereka berada di kelas yang berbeda, Guo Feng cukup tahu jika anak itu bukanlah anak yang bisa diremehkan. Mereka adalah anak-anak kaya dengan kekuasaan. Sering menindas anak yang lebih lemah dengan alasan bersenang-senang.

Dalam posisi seperti ini, Guo Feng benar-benar menyesal sudah buru-buru menyusul Yi Tian. Harusnya dia membuat Yi Tian pergi sendirian. Meskipun begitu, Guo Feng sangat berharap Yi Tian berada di sampingnya untuk membantunya menghadapi kumpulan anak ini.

Annoying Little Girl - Phoenix WriterWhere stories live. Discover now