Chapter 5

11 4 0
                                    

Yi Tian mematikan mesin motor Guo Feng. Mereka berhenti tepat di depan gerbang besi besar bercat hitam. Di dalamnya, terdapat sebuah rumah mewah bercat putih dengan halaman yang cukup luas. Keduanya masih terdiam di motor, terlihat ragu apakah mereka salah alamat atau tidak. Lebih tepatnya mereka tidak yakin dengan apa yang mereka lihat.

Hampir sepuluh menit mereka di sana. Sesekali mereka melihat sekeliling, mencari seseorang untuk sekedar bertanya apakah tujuan mereka sudah benar ataukah salah. Mereka juga tidak melihat satpam yang menjaga, sehingga tidak tahu akan bertanya pada siapa. Salahkan Yi Tian yang hanya berbekal alamat Chen Ying tanpa mengetahui nomernya. Jika saja Yi Tian lebih cerdas untuk meminta nomer Chen Ying, mungkin mereka sudah duduk santai di dalam sambil minum teh dan memakan kue kering---tentu saja jika rumah itu memang benar rumah Chen Ying. Guo Feng benar-benar ingin menganiaya Yi Tian jika saja dia bukan sahabatnya.

"Yi Tian, kau yakin ini alamat rumah yang Chen Ying berikan?" akhirnya Guo Feng membuka suara.

Yi Tian melihat ke dalam, ke pagar dengan nomer rumah sebelas, kemudian melihat ke kertas yang dipegangnya. Yi Tian mengangguk dengan ragu. "Aku rasa ... begitu."

Guo Feng menatap Yi Tian kesal. Bagaimana bisa mereka sudah jauh-jauh datang, akan tetapi Yi Tian tidak yakin apakah alamat yang dia datangi sudah benar?

Guo Feng berkata, "Kalau pun iya, aku tidak pernah mengira jika Chen Ying punya rumah sebesar ini."

"Kata dia, ini bukan rumahnya, tetapi rumah orang tuanya," timpal Yi Tian dengan lirih.

Guo Feng berdecak kesal. Bisa-bisanya Yi Tian bercanda di saat seperti ini. Apalagi dengan kondisinya yang tidak baik akibat kejadian beberapa hari yang lalu, membuat dirinya menjadi sensitif dan sangat mudah marah. Namun, dilihat dari model orang seperti Yi Tian, dia terlihat sangat serius dan tidak bisa bercanda.

"Ck, kau ini." Guo Feng memukul bahu Yi Tian.

Yi Tian memegang tangan Guo Feng, hal itu sontak saja membuat Guo Feng kaget dan bertanya-tanya dalam hati. "Kenapa?"

"Itu!" ujar Yi Tian sambil menunjuk VDP di dinding dekat pagar.

VDP : Video door-phone (juga dikenal sebagai video door entry atau video intercom ) adalah sistem interkom yang berdiri sendiri yang digunakan untuk mengelola panggilan yang dilakukan di pintu masuk ke sebuah gedung ( kompleks perumahan, rumah keluarga terpisah, tempat kerja, dll.) Dengan akses yang dikendalikan oleh komunikasi audiovisual antara dalam dan luar. Fitur utama dari entri pintu video adalah memungkinkan orang yang berada di dalam ruangan untuk mengidentifikasi pengunjung dan, jika (dan hanya jika) mereka ingin, terlibat dalam percakapan dan / atau membuka pintu untuk memungkinkan akses ke orang yang menelepon.

Guo Feng melihat ke arah yang Yi Tian tunjuk. Setelah diam sesaat, Guo Feng tiba-tiba tertawa kecut. "Kenapa tidak bilang dari tadi?"

Yi Tian hanya menatap Guo Feng datar sambil mengangkat bahu. "Aku baru lihat."

Guo Feng ingin menangis rasanya. Dia tidak bisa menyalahkan Yi Tian sepenuhnya. Dia sendiri tidak melihat jika ada video intercom di sana. Jika saja dia lebih cepat, mungkin ... ah, tidak ada gunanya menyesal. Semua sudah terjadi.

Guo Feng turun dari motor dengan tertatih. Yi Tian berniat membantunya, akan tetapi Guo Feng mengangkat tangannya, memberikan tanda jika dia baik-baik saja. Akhirnya pria itu berdiri di depan video intercom. Setelah menghembuskan napasnya akibat sisa-sisa rasa kesal sebelumnya, Guo Feng menekan sebuah tombol.

"Permisi, apakah ini benar rumah Chen Ying?" kata Guo Feng.

Tidak ada jawaban. Guo Feng menekannya sekali lagi. "Saya Guo Feng bersama teman saya, Yi Tian. Apakah ini benar rumah Chen Ying?"

Annoying Little Girl - Phoenix WriterOnde histórias criam vida. Descubra agora