Chapter 8

7 2 0
                                    

Yi Tian berlari sekuat tenaga menuju rumahnya sambil memeluk erat kaset serta dokumen di dadanya. Rumah Guo Feng dan rumahnya yang hanya berjarak kurang dari satu kilo meter, tidak butuh waktu yang lama untuk sampai.

Mobil orang tuanya sudah terparkir di halaman. Yi Tian segera bergegas berjalan masuk dengan napas yang terengah-engah serta peluh yang membasahi sekujur tubuhnya.

Yi Tian berdiri di depan pintu, entah mengapa hatinya menahan kakinya untuk masuk. Saat itu, mama dan ayahnya terdengar sedang membicarakan sesuatu di ruang tamu. Diam-diam Yi Tian mendengarkannya dengan seksama.

"Aku akan mengirim Yi Tian ke panti asuhan saat anak kita lahir."

Jantung Yi Tian terasa perih. Bagaimana ayahnya bisa mengatakan hal itu dengan mudah? Jangan bilang apa yang dia pikirkan sejak tadi ternyata benar.

"Yi Tian anak kita. Walaupun dia bukan darah daging kita, dia berhak mendapatkan kasih sayang kita!"

Yi Tian terdiam. Kali ini dia bisa merasakan rasa sesak memenuhi dadanya.

"Itu bisa saja terjadi, kalau dia mau menuruti semua perkataanku. Namun, nyatanya kau lihat sendiri? Dia anak berandal yang tidak tahu terima kasih!"

Deg!

"Jika bukan karena kau juga, anak kita Jia seharusnya masih hidup!"

"Bukankah itu semua salahmu? Aku tidak pernah memaksamu untuk punya anak laki-laki. Aku masih bisa mencari wanita lain untuk memberikan anak laki-laki untukku!"

Plak!

Yi Tian bisa mendengarkan mamanya menampar ayahnya. Tanpa sadar, Yi Tian meneteskan air matanya yang sejak tadi dia tahan. Pertahanannya telah runtuh. Pada akhirnya, seluruh tubuhnya terasa lemah. Dokumen dan kaset  yang dipegangnya jatuh.

Suara berisik yang Yi Tian hasilkan, membuat Meishi menyadari kehadirannya. Dengan tergesa, Yi Tian segera berlari menjauh dari rumah. Bisa dia dengarkan jika ibunya memanggil dari kejauhan. Dalam hati Yi Tian berteriak, "Mengapa kebenaran sangat perih?!"

Yi Tian tidak ingin kembali ke rumah itu. Dia ingin pergi. Ke mana pun dia pergi sekarang, dia hanya ingin tenang tanpa perlu ingat apa yang baru saja terjadi.

Sementara itu, Meishi memanggil Yi Tian berulang kali, akan tetapi Yi Tian tak kunjung muncul. Tatapannya kemudian menemukan kaset dan dokumen yang ada di lantai. Dia segera mengambilnya dan membawanya masuk ke dalam. Tanpa harus melihat isinya, Meishi yakin jika isi yang berada di dalamnya adalah salah satu penyebab pertengkarannya dengan sang suami.

"Kau lihat!" Meishi menaruh kaset dan dokumen tadi ke atas meja.

Yi Zhuo menatapnya dingin. "Cih, dengan begini aku tidak perlu mengusirnya pergi."

Meishi menganga. Bagaimana bisa Yi Zhuo mengatakan hal itu dengan mudah?

"Kau! Jika terjadi sesuatu yang buruk pada anakku, lebih baik aku pergi daripada harus hidup denganmu!" Meishi berjalan meninggalkan Yi Zhuo. Saat ini dia hanya ingin mencari keberadaan Yi Tian.

Yi Tian saat ini sedang berjalan menuju sekolahnya. Setelah melompati pagar, akhirnya dia berhasil masuk. Keadaan sekolah yang sepi membuatnya cukup tenang selama beberapa saat. Tujuannya saat ini adalah gedung olah raga yang kebetulan tidak sedang dikunci. Diambilnya bola basket itu dan melakukan shooting, tetapi gagal.

Hatinya terlanjur sakit. Dia tidak mengira semua yang Jia lakukan semata-mata hanya ingin membuatnya tahu kebenaran yang ada. Dia tidak menyalahkan Jia, dia menyalahkan dirinya yang terlalu bodoh dengan semua yang sudah terjadi. Harusnya dia membantu Jia sejak awal agar semuanya berakhir dengan cepat. Namun, tidak ada yang bisa dia lakukan selain merutuki apa yang sudah terjadi. Semua ini terlalu cepat dan menyakitkan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 11, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Annoying Little Girl - Phoenix WriterWhere stories live. Discover now