Chapter 2

26 4 0
                                    

Yi Tian hanya tersenyum menanggapi ucapan ayahnya. Dia memilih untuk segera melahap beberapa potong roti di piringnya. Buru-buru dia berdiri saat potongan terakhir masuk ke mulutnya.

"Tian, aku belum selesai," protes Guo Feng.

"Kalau begitu aku berangkat dulu," ujar Yi Tian segera berlari ke luar.

Meishi hanya bisa menatap anaknya sedih, sementara Yi Zhuo hanya bisa menghela napas melihat tingkah anaknya.

"Paman, Bibi, terima kasih untuk sarapannya. Saya pamit dulu," pamit Guo Feng.

Keduanya mengangguk, tersenyum melihat perilaku sopan Guo Feng saat melakukan salam.

"Guo Feng, tolong titip dia. Bantu dia belajar," ujar Yi Zhuo sebelum Guo Feng ke luar.

Guo Feng mengangguk. "Siap Paman."

Tepat saat Guo Feng sampai di luar, Yi Tian ternyata masih menunggu di luar sambil duduk di jok belakang motor Guo Feng. Yi Tian terlihat diam sambil menatap ke arah kamarnya di lantai dua.

"Kau kenapa?" tegur Guo Feng, menepuk pundak Yi Tian.

Yi Tian sedikit terlonjak. Namun, dia segera menggeleng dan tersenyum, kemudian berkata, "Ayo berangkat."

*****

Yi Tian dan Guo Feng berangkat bersama ke sekolah menggunakan motor milik Guo Feng. Sepanjang perjalanan, Yi Tian menjadi pendiam dan aneh. Melamunkan sesuatu hingga hampir beberapa kali menabrak motor ataupun tidak berhenti saat lampu merah. Padahal Yi Tian tipikal orang yang berhati-hati dan sangat berkonsentrasi saat menyetir. Sesekali Yi Tian menarik gas terlalu kencang atau mengerem secara mendadak. Guo Feng yang berada di kursi belakang harus berpegangan pada besi belakang agar tidak terjatuh. Beberapa kali dia memukul helm Yi Tian agar pemuda itu kembali berkonsentrasi.

"Tian, kau sangat aneh," ujar Guo Feng saat mereka tiba di tempat parkir.

Yi Tian hanya tersenyum tipis sambil mengangkat bahunya. Guo Feng yang mendapatkan jawaban tidak sesuai keinginannya kemudian bertanya kembali, "Apa terjadi sesuatu padamu? Kau bersikap aneh belakangan ini, lebih tepatnya sejak ulang tahunmu beberapa bulan lalu."

Guo Feng benar, Yi Tian juga merasa sikapnya jadi aneh sejak bertemu Jia. Dia menjadi sering melamunkan sesuatu tentang alasan mengapa Jia tiba-tiba mengikutinya. Terlebih beberapa hari ini, intensitas Jia mengganggunya semakin berkurang.

"Apakah Jia sudah mendapatkan apa yang dia mau, sehingga dia tidak lagi menggangguku?" pikir Yi Tian.

"Aku pikir aku memang jadi aneh," lirih Yi Tian.

"Hah?"

"Ya, aku merasa aku memang jadi aneh." Yi Tian terkekeh.

"Dasar aneh."

Guo Feng bergeleng-geleng mendengar ucapan Yi Tian. Dia berjalan mendahului Yi Tian setelah menaruh helm mereka. Yi Tian ragu, apakah dia harus menceritakan ke pada Guo Feng tentang yang terjadi padanya atau tidak.

"Tapi Feng-ah, apakah kau pernah diikuti hantu sebelumnya?"

Guo Feng yang berjalan di depan sontak langsung berhenti. Dia langsung berbalik dan menatap Yi Tian aneh. Guo Feng mencari tanda-tanda apakah Yi Tian sedang bercanda atau tidak. Namun, wajah Yi Tian benar-benar terlihat serius saat ini.

"Kau bercanda?"

"Jadi, sebenarnya alasan aku terjatuh saat pesta ulang tahun saat itu, aku melihat hantu anak kecil yang melompat ke kolam," ujar Yi Tian pada akhirnya.

"Hah? Yang benar saja?" ujar Guo Feng.

Yi Tian mengangguk. "Kau pernah melihat aku seserius ini?"

Annoying Little Girl - Phoenix WriterWhere stories live. Discover now