Part 5

84.8K 6.4K 24
                                    

Aku mendekati Rasya dan Mas Rijal, ini bisa dibilang menjadi awal pendekatan kami. Tadi setelah selesai sarapan, Mas Rijal menyuruhku untuk datang menemuinya. Mas Rijal bilang akan pelan-pelan mengenalkan ku kepada Rasya.

"Assalamualaikum" aku melihat dengan jelas, Rasya yang langsung memeluk Mas Rijal dengan erat setelah mendengar suara ku.

"Waalaikumsalam, loh kok Rasya enggak ikut jawab sih. Kan ayah udah bilang kalau ada yang mengucapkan salam Rasya harus menjawabnya" Rasya menjawab dengan gelengan kepalanya. Aku memang duduk sedikit jauh dengan mereka, aku takut Rasya tidak nyaman atas kehadiran ku. Dan benar saja bahkan saat ini tangannya menjadi gemetar. Aku yang menyadari itu segera pindah duduk menjadi jauh dari mereka. Aku tidak ingin memaksa, jika di paksa aku yakin keadaan Rasya menjadi lebih parah lagi.

"Rasya mau kenalan sama bunda ?" Jelas itu bukan suara ku. Mas Rijal lah yang menawarkannya. Meski sedikit geli mendengar panggilan bunda, aku memang harus mulai terbiasa sekarang.

Masih sama jawaban dari Rasya adalah gelengan kepala bahkan sekarang air matanya sudah menetes. Tidak ada suara tangisan hanya air matanya saja yang terus berjatuhan bahkan kedua tangannya semakin gemetar.

"Laras rasa untuk kali ini cukup sampai disini Mas. Raras masuk dulu !" Sebelum mendapatkan jawaban dari Mas Rijal aku segera pergi dari hadapannya. Aku takut Rasya menjadi tambah parah. Rasanya aku ingin memeluk Rasya dengan erat, aku ingin berbicara kepada Rasya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tapi, bagaimana bisa aku menenangkannya. Karena yang menjadi sumber rasa takutnya adalah aku.





Bersambung

Jadi Bunda [TERBIT]Where stories live. Discover now