Part 9

75.7K 6.1K 84
                                    

Jika boleh jujur ini adalah kali pertamanya, aku masuk ke kamar Mas Rijal. Di dalam ranjang itu aku melihat tubuh mungil yang sedang tertidur dengan nyenyak. Wajah polos , berbanding terbalik dengan beban yang sedang dirinya tanggung.

"Ayo sini Ras" aku segera mengikuti mas Rijal duduk dipinggir ranjang. Rasanya tangan ku ini ingin sekali mengelus rambut lebat Rasya. Namun sayang aku takut dia terbangun nanti. Untuk saat ini mungkin aku tidak bisa melakukan itu semua. Tapi aku yakin besok atau lusa aku dapat melakukannya.

"Mas yakin, ini enggak akan terjadi apa-apa ?" Sekali lagi aku bertanya kepada mas Rijal. Bahwa hal yang akan kami lakukan ini adalah yang terbaik.

"Bismilah Ras, kita enggak akan tau hasilnya bila tidak mencoba." Dengan gerakan yang sangat pelan, aku segera tidur di samping Rasya. Pelan-pelan aku segera masuk kedalam selimut yang sama dengannya. Namun sayang sepertinya tangan ku sedikit menyenggolnya, hingga Rasya nyaris saja terbangun.

"Mas" aku benar-benar tidak dapat menyembunyikan rasa khawatir ku. Aku melihat kearah Mas Rijal. Masih terlihat wajah kagetnya seperti yang sedang aku alami saat ini.

"Enggak apa-apa, dia sudah tidur lagi." Memang yang dapat melihat wajah Rasya saat ini adalah mas Rijal. Karena posisi Rasya yang menghadap kearahnya.

"Jangan" Baru saja aku akan mencoba memeluknya, tiba-tiba Rasya mengigau dalam tidurnya. Apakah dia merasakan kehadiran ku yang sedang tidur disampingnya. Pada akhirnya aku menarik kembali tangan ku dan membatalkan kegiatan ku tadi.

"Gimana ini Mas, Laras rasa Rasya tau Laras ada disini. Dia enggak akan bangun kan Mas." Kami berbicara dengan pelan.

"Kita tunggu sebentar lagi" akhirnya aku mengikuti saran Mas Rijal.

***
Tanpa terasa dua puluh menit pun telah berlalu. Aku mencoba kembali untuk membawa Rasya dalam pelukan ku.

Wajah tampannya, terlihat sangat polos sekali. Deru nafas yang teratur menandakan dia sudah tertidur dengan nyenyak.

Akhirnya aku dapat memeluk tubuh kecil Rasya. Rasya sedikit bergerak, awalnya aku khawatir dia akan terbangun, ternyata aku salah. Rasya kembali tertidur setelah mencari posisi nyaman di dada ku.

Sekarang aku dapat merasakan jantung Rasya yang berdegup dengan teratur. Rasanya aku tidak dapat menahan laju air mata ku. Aku memeluk Rasya lebih erat lagi, mencium keningnya dengan hati-hati.

Aku melihat kearah mas Rijal dengan penuh haru. Mas Rijal pun tersenyum dengan lebar. Aku tahu bukan hanya aku saja yang sedang terharu sekaligus senang kali ini, Mas Rijal pun pasti merasakan hal sama juga.



Bersambung

Maaf sudah bikin bingung kalian dengan nama tokohnya... Awal mula nama tokoh dalam cerita nya memang Raras tadi ditengah jalan aku salah nulis menjadi Laras...

Hingga akhirnya aku ganti nama tokoh utama menjadi Laras

Semoga tidak bikin bingung kalian ya...

Jadi Bunda [TERBIT]Where stories live. Discover now