第十五章 Bab 15

27 9 0
                                    

Now playing: Just Friend 只是朋友 by Chen Xiang

Luo Wang duduk sambil memutar-mutar kursi manajernya dengan wajah muram. Ia memikirkan banyak hal sejak pulang dari perusahaan klien tadi siang. Siapa pria yang duduk di mobil bersama Chen Ai? Apa hubungan Chen Ai dengan pria itu? Apakah itu adalah orang yang membuat Chen Ai tidak bisa jatuh cinta padanya selama ini?

Luo Wang mengembuskan napas dengan gusar. Ia meraih handphone di meja, lalu membuka aplikasi WeChat dan mengirimkan pesan pada Chen Ai.

Luo Wang: Chen Ai, malam ini kau ada waktu luang?

Luo Wang menggigit lidah sambil menunggu balasan Chen Ai. Beberapa saat kemudian, wanita itu mengirim balasan.

Chen Ai: Waktu luang, sih ada. Tapi sebenarnya aku agak capek hari ini. Ada apa, Luo Wang?

Luo Wang: Maukah kau makan malam bersamaku?

Chen Ai: Atasan mau mentraktir, ya?

Luo Wang tertawa kecil. Ia pun mengetikkan balasan.

Luo Wang: Iya. Mau tidak?

Chen Ai: Mauuu. Kalau begitu kita bertemu di mana? Kau sekarang di mana?

Luo Wang melirik jam di handphone-nya. Sudah jam 18.14 p.m. Sudah banyak karyawan yang pulang. Luo Wang tidak mengerti pasti keberadaan Chen Ai sekarang.

Luo Wang: Aku masih di kantor. Kau di mana?

Chen Ai: Waw ... bagus sekali. Aku juga masih di kantor. Kita ketemuan di lobi saja, ya.

Luo Wang mengirimkan emoji tiga jari yang mengisyaratkan kata "OK". Setelah itu, ia memakai jas kerjanya yang digantung di kursi, lalu meraih handphone dan keluar dari ruangan.

***

Chen Ai merasa beruntung sekali karena bisa menikmati makan malam gratis hari itu. Ia bisa mendapat teman makan sekaligus menghemat pengeluaran. Jadi, begitu ia dan Luo Wang telah memastikan tempat bertemu, wanita itu segera menyambar tasnya dan ke lua ruangan, lalu memasuki lift dan memencet tombol menuju lantai dasar.

Ketika Chen Ai keluar dari lift, ia mendapati Luo Wang juga baru keluar dari lift di sebelahnya. Chen Ai menyunggingkan senyum cerahnya yang biasa dan mendekati pria itu.

"Kenapa hari ini kelihatannya kau bersemangat sekali makan malam?" tanya Luo Wang sambil menyunggingkan senyum lembut. Ia mengulurkan tangan untuk mengusap puncak kepala Chen Ai.

Chen Ai mundur sedikit ketika tangan Luo Wang terulur. Entah mengapa, ia merasa sedikit risih dengan perlakuan itu sekarang. Luo Wang masih memperlakukannya sebagai pacar meskipun mereka sudah putus sejak lama. Chen Ai merasa hubungan seperti ini tidak beres. Apakah pernyataannya pada Luo Wang dulu kurang jelas sehingga pria itu salah tangkap? Chen Ai tak sempat memikirkan hal itu lebih jauh, karena begitu ia menunjukkan tanda-tanda menghindar, Luo Wang langsung menarik tangannya kembali. Pria itu sepertinya sedang agak sensitif.

"Ehm ... siapa yang tidak bersemangat jika hendak ditraktir atasan? Bisa mendapat teman makan, sekaligus menghemat biaya. Itu adalah tawaran yang luar biasa. Semua orang pasti suka," jawab Chen Ai sambil tersenyum, berusaha mencairkan suasana.

Luo Wang merasa panggilan 'atasan' yang diucapkan Chen Ai tadi menjadi kata paling buruk yang didengarnya sepanjang hari itu. Ia menghela napas dan memilih untuk tidak menanyakan apa pun. Ia hanya menyunggingkan senyum tipis sambil berkata, "Tentu. Semua orang pasti suka, tak terkecuali dirimu."

Pria itu pun berjalan menuju parking area sambil memasukkan tangannya ke saku celana dan membiarkan Chen Ai berjalan di belakangnya.

***

Chen Ai dan Luo Wang makan bersama di salah satu sudut ruangan bernuansa cokelat tua yang hangat di Restoran Dashu Wujie. Mereka awalnya menikmati makan malam hari itu dengan baik sambil mengobrol santai, sampai Luo Wang mengungkit kembali mengenai apa yang dilihatnya tadi siang.

"Chen Ai, apa dulu kau putus denganku karena kau menyukai seseorang?" tanya Luo Wang menyelidik. Ia sengaja mengajukan pertanyaan paling mendasar dulu supaya pembicaraan selanjutnya bisa lebih mengalir.

"Tidak," jawab Chen Ai cepat dan yakin. "Kau tahu sendiri aku tidak berpacaran dengan pria lain setelah putus denganmu. Alasanku meminta putus denganmu sudah cukup jelas bukan? Aku hanya ... tidak ingin memanfaatkan kebaikanmu jika aku tidak mampu membalas perasaanmu." Chen Ai menggigit bibir sambil menunduk menatap makanannya.

"Aku mengerti." Luo Wang menghela napas sambil mengusap wajah. "Kalau begitu ... apakah kau sudah pernah menyukai seseorang sebelumnya?"

Chen Ai langsung mengingat Zhao Nan begitu mendengar pertanyaan itu. "Pastinya pernah. Semua orang selalu punya kisah cinta monyet, kan?" jawabnya santai.

"Apa kau belum bisa berpindah hati darinya?"

"Tentu saja ... tidak?" Nada akhir Chen Ai memang terdengar seperti kalimat tanya. Ia tidak mengerti mengapa tiba-tiba Luo Wang menanyakan pertanyaan konyol seperti itu—sejenis konflik kisah cinta anak bau kencur. Namun, di sisi lain Chen Ai tidak yakin dengan jawabannya sendiri. Apakah saat itu ia memang belum bisa berpindah hati dari Zhao Nan? Tidak! Seharusnya tidak. Saat itu Chen Ai benar-benar membenci pria itu.

"Tadi siang kau bertemu dengan siapa?"

Chen Ai tidak mengerti arah pembicaraan mereka saat itu, jadi ia menjawab asal, "Dengan banyak orang." Ia lanjut melahap makan malamnya.

"Maksudku, yang memberimu tumpangan mobil itu," tambah Luo Wang.

Chen Ai mengunyah makanan di mulutnya sebentar. "Oh ... itu Zhao Nan, web developer dari PickUs," jawabnya santai.

Luo Wang melengkungkan alis sambil mengingat-ingat. Pria yang membantu Chen Ai saat rapat dengan Bos Yao kemarin? Ia tidak tahu sejak kapan pria itu hadir dalam dunia Chen Ai, karena sebelumnya ia tidak mengenal pria bernama Zhao Nan itu.

"Kau dan Zhao Nan sebenarnya ada hubungan apa?" tanya Luo Wang lebih lanjut.

Chen Ai berdecak sambil berkata, "Kita makan dengan santai dulu. Setelah itu baru berbincang. Pertanyaanmu seperti pertanyaan ayahku ketika aku mendapat nilai tidak tuntas di sekolah saja."

Luo Wang menambahkan daging ke mangkuk Chen Ai sambil berkata, "Kalau begitu makanlah, setelah itu jawab pertanyaanku."

Chen Ai mendengkus. "Tidak ada hubungan apa pun. Kami hanya rekan biasa," jawabnya singkat.

"Lalu mengapa tadi aku melihatmu berada di mobilnya? Kalian hanya berdua di sana."

"Oh ... itu. Aku mentraktirnya makan siang karena kemarin-kemarin ia sudah banyak membantuku. Kau tahu sendiri, kan?"

"Hanya karena itu?"

"Tentu saja. Kau pikir ada apa lagi?"

"Sudahlah. Lupakan saja."

Chen Ai menaikkan kedua alis. Luo Wang biasanya tidak menyelidiki kehidupannya secara terang-terangan seperti itu. Pria itu tahu bagaimana membangun interaksi yang menarik dan santai. Chen Ai tahu ada yang tidak beres kali ini, tetapi ia memutuskan untuk tidak bertanya saat itu. Luo Wang mungkin butuh waktu untuk berpikir.

Luo Wang menatapi makanannya tanpa selera. Ia cemburu. Ia tahu cemburu adalah hal konyol. Ia tahu tidak berhak cemburu, tapi ia benar-benar merasa seperti itu. Ia sudah menemani Chen Ai selama lebih dari tujuh tahun. Namun, ternyata hati wanita itu kelihatannya sudah disinggahi orang lain dari awal.

Heal A Heart [COMPLETED]Место, где живут истории. Откройте их для себя