Di balik kepergian Crish 3

446 11 0
                                    

Didalam gereja, mengadu kepada roh satu-satunya yang dapat menolong kesusahan ku " Ya Tuhan Yesus, aku tak tahu rencanamu apa... Aku tak tau maksudmu apa... Aku hanya ingin menanti mukjizatmu kalau kelak kami bisa hidup bahagia seperti orang lain di luar sana.... Aku percaya, mukzijatmu itu nyata.... "

Beberapa saat kemudian, seseorang yang sangat asing bagiku tiba-tiba duduk disampingku. Sembari tersenyum dia menanyakan keadaanku yang kala itu tengah bersimbah air mata.

" Kamu kenapa Nak, apa kamu ada masalah...? " Aku, membalasnya dengan senyuman dan menganggukkan kepala membenarkan dugaan pria itu.

" Yah, Tuhan memang selalu menguji hambanya yang dia pilih... Dan tindakan kamu ini sudah tepat... Disaat orang lain lari dari masalah ke tempat penuh dosa, tapi Tuhan menunmu ke gereja, dan mengadukan semuanya kepadanya.... "

" Iya... Jauh-jauh ini saya lagi banyak masalah... Apa Tuhan benci saya... Sehingga dia ngasih aku masalah yang besar ini...."

" Kamu salah... Tuhan pasti sayang semua hambanya yang percaya... Dia mendidikmu untuk lebih peduli padanya, dia mengajakmu untuk mengasihi semua hambanya... Bacalah Al kitab, resapi dan renungkan... Kamu pasti akan mendapatkan upah darinya...." Hatiku mendadak terketuk mendengar perkataannya, seolah ada cahaya roh Kudus yang merasuk ketubuhnya yang memberitakan perkataan Tuhan yang memberikan jalan kepadaku untuk menyelesaikan segala permasalahanku.

Aku menoleh kearahnya, namun entah kenapa, pria yang memberiku wejangan tak ada disana. Aku menerawang sekeliling gereja, namun tak ada satupun orang, hanya beberapa pemuda seumuranku yang tengah berlatih paduan suara gereja. Bulu kudukku langsung merinding karena wujud sang pemberi wejangan tak ada, namun  disisi lain, aku seolah mendapat semangat baru untuk hidup.

Aku langsung berlari pulang untuk menceritakan apa yang dialamiku disini kepada Ibuku. Setibanya di rumah, Ibu sudah membawa beberapa koper dan tas dan memaksaku untuk ikut dengannya. Tak lama, datang sebuah mobil yang rupanya taxi online. Papaku memohon-mohon membujuk Ibuku untuk tidak pergi dari rumah, namun Ibu tetap bersikeras untuk pergi. Mobil yang kami  tumpangi mengarah ke stasiun kota. Aku menanyakan kepada Ibu, namun ibu tetap membisu dengan matanya yang berkaca-kaca. Takut memperburuk keadaan, aku pun hanya bisa diam.

Ibu membeli tiket on going kereta di loket dan terdengar Ibu mengatakan tujuan Surabaya untuk dua tiket. Satu jam kemudian, Announcer memberitakan kepada penumpang Kereta Argo Wilis untuk masuk ke dalam kereta, karena sesaat lagi kereta akan segera di berangkatkan. Aku menyimpulkan kalau kami akan ke rumah nenek di Surabaya.

Ada perasaan sedih karena harus meninggalkan Papa di Bandung. Tapi disisi lain aku berharap bisa bermain dengan sepupuku Kak Timo yang sudah lama tidak bertemu. Namun, harapanku untuk bertemu dengannya kandas karena tau kalau Kak Timo sekarang tinggal di kota yang baru saja aku tinggalkan.

Ibu berusaha menghiburku agar aku kerasan tinggal di Surabaya, Ibu mendoktrinku untuk melupakan Bandung dan Jakarta. Karena Ibu sudah muak dengan tingkah laku Papa yang sudah lewat dari batas kewajaran. entah bagaimana nasib rumah tangga orangtuaku, tapi aku berusaha untuk tidak ikut campur urusan mereka. Yang aku bisa hanyalah berdoa agar keluarga kami bisa kembali seperti semula.

Walaupun Papa bukalah ayah kandungku, namun aku menyangi Papaku yang sekarang, dia sudah ku anggap sebagai Ayah kandungku sendiri dan mengantikan ayahku yang sudah tiada akibat menjadi korban Bom di Bali.

" Ya Tuhan... Engkau yang mengetahui rencana masa depan, Aku hanya bisa memohon kepadamu, agar keluargaku bisa kembali lagi seperti semula... Aku tak mau Ibu dan Papa berpisah.... " 

.
.
.
.
.
.
Bersambung

Nicky 2 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang