First wetting

855 15 5
                                    

Kring, alarm jadul milik Timo berbunyi. Cahaya sang Surya pun sudah eksis di langit Denpasar. Tak ada lagi awan kelabu yang menutupi hangat cahayanya Dan tak ada lagi rintik hujan yang membuat basah semuanya.

Jam menunjukkan pukul 8 WITA. Seperti biasa Anjani tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk seluruh penghuni rumah.sementara aku masih menikmati alam mimpi dengan mulut masih mengeluarkan salivasi. Nicky, Qintar dan Crish rupanya sudah terbangun dari tidurnya. Mereka bertiga saling menatap dan tak lupa menanyakan terkait perjanjian tadi malam.

" Crish, coba Gw pengen liat. Loe ngompol nggak semalem... Gw yakin, loe ngompol.... " Ujar Nicky.

" Ah nggak mungkin... Gw kan udah gede, masa iya ngompol...." Bantah Crish. Namun saat Crish memegang popok yang membalut selangkangannya, Crish merasakan popoknya basah dan membesar. Kaget, Crish langsung mengintip sedikit kedalam celananya dan melihat popok yang asalnya berwarna putih menjadi kekuningan karena terkontaminasi cairan urin miliknya.

" Dari ekspresi wajah loe... Kayaknya loe ngompol deh.... " Ujar Nicky.

" Mana ada... Gw gak ngompol.... " Crish berbohong kepada Nicky, dia malu kalau dia jujur akan di ledek habis-habisan oleh Nicky dan Qintar.

Qintar pun berbisik kepada Nicky, dia tau kalau Crish ngompol semalam. Terlihat jelas dari celananya yang sudah membesar dari karena popok didalamnya nsudah dipenuhi oleh ompol crish.

" Udah, biarin aja Nick... Nanti kita suruh dia untuk pake terus... Sampe gatel... Hehe...." Bisik Qintar sambil terkekeh.

" Good idea... "

" Oke... Loe gak ngompol, kami berdua ngompol, nih buktinya... Pampers kami udah gede... Gw sama Qintar mau mandi terus ganti Pampers, loe gak usah... Sayang... Pampers nya...." Ujar Nicky.

" Iya... Gw gak akan ganti.... Gw kan gak ngompol...." Ucap Crish yang belum mau mengakui kalau dirinya ngompol.

Satu jam kemudian, saat kami sedang sarapan, Crish nampak risih dengan selangkangannya yang mulai gatal. Aku tau dia ngompol dan tidak mengakui itu, kami membiarkan dia bergulat dengan rasa gatal di selangkangan sampai akhirnya dia mengakui kalau dirinya ngompol karena tak kuasa menahan rasa gatal yang luar biasa.

" Iya deh... Aku ngompol... Nih liat... Pampersku udah kuning...aku nyerah... Gatel banget.... " Ucap Crish sembari melorotkan celananya dan menunjukkan popoknya yang sudah dipenuhi dengan urin. Kami sontak tertawa melihat tingkah crish yang tanpa rasa malu memamerkan popoknya didepan semua orang. Anjani yang iba melihat Crish tersiksa menahan gatal langsung mengarahkannya untuk mengganti popok yang baru.

" Kok harus pake lagi sih..." Ujar Crish yang bingung ketika diminta mengenakan popok yang baru.

" Kamu kan ngompol... Peraturannya adalah, setiap orang yang ngompol di sini, wajib pake Pampers setiap hari.... " Ujar Anjani diplomatis.

" Haha... Welcome to Diapers family.... " Ujar Nicky sambil bersorak gembira.

Sekarang semua orang dirumah mengenakan popok, Aku, Anjani Nicky dan teman-temannya juga. Sudah menjadi kebutuhan pokok bagi kami untuk mengenakan popok, 7/24 kami mengenakan popok, dimana pun dan kapan pun. Kecuali aku dan Anjani tidak mengenakan popok saat hendak ibadah dan permainan suami istri tentunya. Nicky juga kami bebaskan untuk tidak mengenakan popok saat ke gereja.

Crish pun keluar kamar dengan wajah yang memerah akibat malu karena di pakaian popok oleh Anjani, gelak tawa menyambut kedatangannya di ruang TV. Nicky dan Qintar tampak puas, karena mereka berhasil membuat Crish mengaku dan akan mendapatkan teraktiran darinya.

" Nah... Sesuai perjanjian, loe harus teraktir kami berdua.... " Ujar Nicky.

" Oke... Oke... Aku teraktir...." Ujar Crish dengan ekspresi terpaksa. Karena kondisi Bali yang tak memungkinkan untuk makan di luar, aku menyarakan untuk membeli makanan via online saja. Selain lebih praktis, order makan juga dapat membantu driver ojol yang sedang kesulitan mencari penumpang. Crish dengan berberat hati mengorder makanan untuk mereka berdua. Nicky dan Qintar sangat berbahagia karena mendapat makanan enak dan gratis. Namun melihat dua temannya nampak senang, Crish pun ikut bahagia dan turut menikmati makanan yang mereka order.

Sungguh indah melihat persahabatan mereka berdua. Tapi sayang, tak ada sahabat Nicky satu lagi yang tak lain adalah Nata. Kalau saja ada Nata, pasti seru rumah ini diramaikan oleh tingkat polah remaja yang agak kekanak-kanakan ini.

Siang hari pun tiba, Qintar pamit kepada kami karena sudah dua malam dia menginap di rumahku. Crish juga demikian. Nicky sebenarnya agak keberatan berpisah dengan mereka, namun aku mengatakan kepadanya kalau ini hanya sementara.

" Tenang Nicky, Gw kan ngerayain Natal disini... Nanti kita natalan bareng.... " ucap Qintar sambil menepuk pundak Crish.

" Iya Nicky, bentar lagi kan natal... Nanti pas malam Natal Gw datang deh... " Ujar Qintar.

" Oke lah... Nanti gw main lah ke rumah loe... " Ujar Nicky.

" Siap...." Ujar Qintar. Qintar dan Crish pun pergi meninggalkan kami, Qintar mengantarkan Crish ke salah satu penginapan yang tak jauh dari kompleks nya. Crish banyak bercerita tentang Nicky dan Nata saat di sekolah yang membuat keduanya saling akrab tak seperti kemarin yang masih kaku karena masih baru kenal. Tak lama kemudian motor Qintar menepi di salah satu penginapan tempat keluarga Crish menginap.

" Makasih banyak Bro udah nganter gw.... "

" Satuy.... Orang searah ini... Noh gerbang kompleks gw..... " Ucap Qintar sembari menunjuk ke arah gerbang kompleks yang berbeda di sebrang jalan.

" Nanti kita main lagi ya bro.... "

" Siap, WA aja gw klo mau main ke si Nicky.... " Ujar Qintar sambil melajukan motornya.

" Siap, " Ucap Crish, dan dirinya pun masuk ke penginapan untuk bertemu keluarganya dan bercerita tentang pengalamannya saat menginap di rumahku.

.
.
.
.
.
Bersambung

Jangan lupa Vote dan komen ya....

Nicky 2 (TAMAT)Where stories live. Discover now