Niat baik = Hasil baik

457 13 4
                                    

Sore itu aku dan Anjani tengah berbincang sembari menonton TV ditemani oleh secangkir kopi panas dan beberapa camilan. Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang mengetuk pintu depan rumah kami.

" Aku aja sayang... " Aku menuju ke depan untuk membukakan pintu rumah. Saat pintu rumah terbuka, mataku langsung tertuju kepada seseorang yang tak asing bagiku, dia tiba-tiba memelukku dan menangis sejadinya.

" Kamu kenapa Nick... Katanya kamu mau nginep di tempatnya Crish... Kok udah balik lagi sih.... " Nicky masih saja menangis yang membuat Anjani turut menghampiri kami untuk memastikan keadaan.

" Ada apa Yang, kok Nicky nangis gitu...." Ujar Anjani.

" Gak tau yang... Dia tiba-tiba nangis gini.... "

" Ayo Nicky... Masuk... " Ajak Anjani.

Nicky masih saja menangis, yang membuat kami kebingungan karenanya. Hampir lima menit dia menangis dan akhirnya dia berhenti karena lelah.

" Kamu kenapa, Crish galak sama kamu atau gimana... Cerita dong.... " Ujar Anjani sembari mengusap air mata yang masih mengalir di pipinya.

" Tunggu, Pampers kamu bocor ya... Tuh celana kamu basah.... " Aku melihat celana jeans biru Nicky basah di bagian selangkangannya, rupanya popok yang dikenakan Nicky penuh dan saat dia menangis dia mengompol dan popoknya tak kuasa menyerap cairan urin karena sudah terisi penuh dengan ompol Nicky sebelumnya. Aku pun berinisiatif untuk mengambil popok baru di kamarnya. Saat kembali, celana Nicky sudah dibuka oleh Anjani dan Hanya tersisa popok kuning besar yang menutupi are privasinya.

" Ganti Pampers dulu, nanti baru cerita ya... " Ujar Anjani dan dibalas anggukan kecil oleh Nicky.

Anjani dengan lembut melepas popok yang membungkus selangkangan Nicky, dan membersihkannya dengan tissue basah agar tidak terjadi iritasi pada kulit. selepas itu Anjani memakaikan popok perekat kepadanya. Nicky saat proses ganti popok nampak santai tanpa rasa malu bagaikan seorang bayi yang di ganti popok oleh Baby sitter. Dia nampak asyik memainkan handphonenya.

" Nah sudah beres... sekarang kamu cerita kenapa kamu nangis...." Ujar Anjani.

" Tadi aku sama Crish kan mau bikin acara bakar-bakar, tapi gak ada tempatnya... penginapan Crish kecil terus Udah ke rumah Qintar tapi sama... Gak boleh juga... Gimana dong... Masa gak jadi...." Ujar Nicky sambil tersiak.

" Ouh... Itu... Kenapa gak bilang... Udah gini aja... Kamu suruh crish kesini sekalian ajak orang tuanya juga... Aku mau ngomong sesuatu.... "

" Siap Bli...." Nicky pun menelepon crish untuk datang ke rumah kami.

Selang beberapa menit, mereka datang ke rumah kami. Nicky sepertinya lupa kalau dirinya hanya mengenakan atasan dengan bawahan popok yang membuat wajahnya memerah saat dirinya menjadi pusat perhatian kedua orang tua Crish.

" Hahah...Nicky... Loe kayak bayi aja cuma pake Pampers.... " Ledek Crish yang membuat Nicky bertambah malu.

" Hust... Jangan gitu...." Ucap Anita.

Nicky yang malu langsung berlari ke arah kamar untuk memakai celana agar popok yang dia kenakan tertutup olehnya. Tapi percuma saja, toh semua orang sudah tahu kalau dirinya memakai popok.

" Saya dengar bapak mau ngadain acara malam Natal ya...." Kataku kepada Jhon Ayahnya Crish.

" Sebenarnya anak-anak yang mau bikin acara, saya ngikutin kemauan mereka aja.... "

" Iya dek... Dari kemarin crish minta kami bikin acara, tapi ya gimana... Orang tempat penginapan kami kecil... Gak ada tempat terbuka.... " Tambah Anita.

" Gini aja... Saya punya solusinya... Acara ini tetap bisa berjalan...  Saya kasihan sama sepupu saya Nicky, dia gak bisa rayain Natal sama kedua orangtuanya karena mereka sedang sibuk-sibuknya ngurus bisnis di Singapura... Jadi acara ini yang harapannya bisa bikin dia senang.... "

" Bukannya anda juga ikut ngerayain... Apa anda katolik.... " Tanya Jhon.

" Oh maaf,  saya dan istri saya Hindu, jadi gak merayakan natal.... "

" Jadi apa solusinya dong.... "

" Saya punya vila di daerah Negara, gak terlalu besar sih, tapi halamannya cukuplah untuk bikin acara
nah kita rayain bersama di sana, gimana...? "

" Soal bayarnya berapa...? "

" No no no... Gak usah bayar... Saya senang malahan, soalnya rumah itu jarang di tempain, tapi .... masalah kebersihan tenang aja... Soalnya rumah kami Deket sama keluarga kami yang lain disana. "

" Kalian Ibadah natalnya gimana...? Tanya Anjani

" Itu gampang, nanti kami bolak balik Denpasar negara aja... mumpung kami sewa mobil tiga hari ke depan...." ujar Jhon.

" Hore...pesta...." Ujar Crish dengan raut wajah antusias dan bahagia karena rencana mereka akhirnya terwujud.

" Eh... Qintar jangan lupa.... " Ucap Nicky sambil mencari kontak Qintar di handphonenya.

Akhirnya kami pun berangkat bersama, Nicky, dan Qintar berada satu mobil bersama keluarga Crish. Sementara aku dan Anjani hanya berdua saja di E90 kesayanganku. Lengkap sudah trio sekawan itu. Awalnya Qintar merasa tak enak kepada kedua orangtuanya, namun Qintar mendapatkan izin pergi karena orangtuanya hendak menghadiri acara pernikahan rekan kerjanya.

Sesampainya di rumah kami di negara, pandangan mereka semua terkagum kagum dengan arsitektur rumah tradisional Bali yang sangat kental. Tiga anak itu berlari mengitari pelataran rumah yang banyak di tumbuhi bunga yang harum. Raut wajah kedua orang tua Crish nampak tersungging senyuman begitu pula aku dan Anjani yang senang melihat sepupu kami bahagia bersama temannya. Tapi kasihan Qintar, dia saat ini tidak bersama keluarganya yang tengah sibuk walaupun di masa liburan. Beruntung, antara Jhon, Anita, Anjani dan diriku tak menganggap dirinya orang lain, malah kami anggap keluarga sendiri yang membuat dirinya tak lagi canggung kepada kami.

" Ayo semuanya, ngapain diem aja di luar, kita masuk kedalam rumah... Malam nanti baru kita bakar-bakar di luar...." Ujar Anjani yang membuat kami bergegas masuk kedalam rumah.
.
.
.
.
.
Bersambung



Nicky 2 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang