Liliana Alexandria Giovany

325 7 0
                                    

aku berusaha berteriak, namun tubuhku tertarik mundur menuju cahaya, sedikit demi sedikit aku semakin menjauh dan seperti terbang di atas peti mati ku bersama Kak Kevin, mas Timo, Nenek Laksmi, Natali dan Jaddu, dan kami pun tiba di suatu tempat yang dipenuhi pepohonan dan beralaskan rumput yang hijau dan luas. Disana juga terdapat banyak orang yang tengah duduk-duduk dan ada pula yang bermain.

Begitu pula Jaddu, Si Anjing golden retriever gemuk berbulu coklat keemasan yang lucu, bermain kesana kemari dan berloncatan berusaha menangkap kupu-kupu yang terbang di atasnya.

" aku belum mau Mati.... " Ucap Nicky yang masih saja meneteskan air mata, sembari terduduk di bawah pohon yang besar nan rindang.

" Yah... Mau gimana lagi... Kita gak bisa atur kehidupan kita, Tuhan yang atur semuanya, kita hanya bisa pasrah ikut kehendaknya.... " Ucap Kak Kevin yang ikut duduk disampingku.

" Udah... Gak papa, kamu disini gak sendirian nak... Disini ada nenek, Kak Kevin, Natalie, dan sahabat kamu Nata. Selain itu Jaddu juga ada... Kamu kan suka Anjing, sama kayak cucu nenek, Tama.... "

" Iya, tapi masih banyak hal yang belum aku lakuin di dunia, nek.... "

" Dunia ini cuma sementara nak... Puas atau tidak kita di dunia, ketika Tuhan suruh kita pulang, kita gak bisa tolak barang satu detik pun.... " Ucap Nenek Laksmi yang bijak.

Aku pun berusaha tabah dan menerima ketentuan Tuhan. Mungkin umurku cukup di usia 16 tahun. Tapi aku beruntung, bisa hidup sampai usia remaja, setidaknya aku merasakan hal-hal seru di dunia. Tidak seperti para bayi, atau janin yang belum sempat paham duniawi.

Tiba-tiba datang seorang gadis kecil yang cantik menghampiri kami, dia seperti peri kecil yang sangat murah senyum. Tapi sekilas, wajahnya sangat mirip sekali dengan Kak Kevin, dan ada sedikit bagian yang mirip denganku.

" Hallo kak Kevin, Kak Nicky.... " Sapa gadis itu.

" hai gadis kecil, ada apa... kenapa kamu tau nama kami. "

" Ayo ikut aku... " Gadis kecil itu pun menarik tangan kami dan berjalan menuju telaga berair jernih.

Dia kemudian melihat kearah air yang menunjukkan refleksi bayangan dirinya, kami pun turut melihat ke arah air itu, Ajaibnya, nampak seperti layar monitor yang menunjukkan aktivitas keseharian aku dan kak Kevin, kemudian tayangan itu berlanjut saat Kevin berada di sebuah kabin lokomotif kereta, kak kevin digambarkan tengah fokus melajukan keretanya dengan kecepatan tinggi sesuai dengan perintah pemimpin perjalanan KA. Namun saat di perlintasan tanpa palang pintu, muncul sebuah truk besar bermuatan alat berat yang melintas.

" Astaga, Jesus Christ... " Ucap Kak Kevin sambil menekan tombol klakson. Klakson kereta meraung panjang memecah suasana sepi di malam hari, karena kereta api yang dikemudikan kak Kevin melaju kencang, tabrakan pun tak terhindarkan. Lokomotif kereta itu pun keluar jalur usai menabrak truk hingga terpental ke area persawahan dan saat lokomotif keluar jalur, lokomotif tersebut masih berjalan dan menabrak tebing yang membuat kabin masinis hancur. Aku tak sanggup melihat kak Kevin meregang nyawa seketika Disana, sementara itu asisten masinis meninggal setelah dilarikan ke RS.

Kemudian, bagaikan film, air itu pun merefleksikan kejadian saat Mama keguguran, persis seperti yang terjadi di masa aku hidup.

" Kak kevin, Kak Nicky... Itu aku.... " Ucap gadis itu sambil menunjuk ke arah bayangan janin yang sudah mati.

" Liliana... " Sontak aku menyebut nama adikku yang sudah tiada, walaupun aku belum melihat wajahnya, namun aku tau namanya di nisan yang bertuliskan Liliana Alexandria Giovany.

Aku dan kak Kevin memeluknya saat tau kalau lili adalah adik kami. Kemudian, lili pun mengajak kami berjalan kembali. Namun saat melihat ke belakang, Nenek,  Natalie dan Nata tidak ada. Hanya kami bertiga saja.

" Kemana Nenek, Natalie sama Nata... " Ucapku sambil melirik ke segala arah.

" Mereka semua sudah kembali ke Tuhan... Urusan mereka di dunia sudah tuntas.... " Ucap Lili sambil tersenyum padaku.

" Oh... Itu sebabnya aku masih disini... Selain nunggu adikku, aku juga jadi tau kematianku yang sebenarnya... Baru udah itu aku bisa ke alam  baka yang sebenarnya...."  Liliana hanya tersenyum sambil terus menggandeng tangan kami dan berjalan sembari melompat-lompat seperti anak kecil  kecil pada umumnya

" Semoga aku bisa ketemu mereka lagi...."

.
.
.
.
.

Bersambung

Selamat malam Jumat friends... Jangan lupa cari teman ya... Jangan sendirian, nanti ada....

Don't forget vote & comments bellow 👇

See you tomorrow friends....

Nicky 2 (TAMAT)Where stories live. Discover now