Bagian 10 : Tamu

3.1K 378 14
                                    

"Om lepas napa sihh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Om lepas napa sihh." dengan rasa jengkel Arvie berujar pada Jensen.

Remaja cowok itu berusaha menyentak tangan si pengawal agar terlepas dari pergelangan tangannya. Saat ini, dua orang berbeda umur itu sudah berada di kamar si remaja cowok tersebut yang berada di lantai dua, tepatnya berada dipaling pojok lantai itu.

"Arvie tadi dengerkan apa yang Papahnya Arvie suruh? Arvie tunggu di sini dulu, nanti Papahnya Arvie pasti ke sini, oke?" Jensen berucap lembut dan sopan. Arvie tak menjawab. Ia terus memberontak dari cekalan kuat Jensen.

"Mending sekarang Arvie istirahat sebentar, hari ini harusnya Arvie itu bedrest..." Jensen terus membujuk Arvie agar tak keluar dari kamar. Ia sudah mendapat wangsit dari Sebastian untuk tidak membiarkan Arvie keluar dari kamar sampai ia selesai dengan urusannya.

"Emang tamunya siapa sih sampe-sampe aku ga boleh ke sana?! Biasanya juga gak sampe diginiin."

"Arvie tolong menurutlah untuk saat ini.."

Mau sebanyak bujukan apapun yang Jensen lontarkan, Arvie tidak akan peduli. Di samping rasa ingin menemui Papahnya itu, sekarang sudah terganti oleh rasa ingin tahu akan sosok tamu Papahnya kali ini.

Entah tenaga dari mana Arvie bisa melepas cekalan kuat Jensen setelah berjuang terus-menerus tadi. Sontak ia berlari menuju pintu kamar dan keluar. Untung saja di depan kamarnya tidak ada pengawal lain yang berjaga. Setidaknya ia tak perlu bersusah payah menghadapi para penghalang lagi.

🍁🍁🍁

"Dewa? Ada urusan apa lagi lo ke sini?" tanya seseorang. Nada bicaranya tegas begitupun raut mukanya.

"Uang denda udah gue transfer tadi malam. Apa segitu kurang sampai lo ke sini lagi buat nagih?"

Orang bernama Dewa itu terkekeh, "Ouh lo gak suka kawan lo ini main hah?"

Sebastian diam tak menjawab. Matanya terus memperhatikan tingkah orang yang ada di depannya. Dewa adalah sahabatnya yang paling jarang berkunjung ke rumah Sebastian. Pasti ada arti lain dari tujuan ia berkunjung kali ini, selain kata 'main'.

"Masuk." Sebastian menyuruh Dewa untuk masuk. Bagaimana pun ia harus melayani tamunya dengan baik.

Mendengar ucapan Sebastian, Dewa dengan senang hati masuk mengikuti arahan tuan rumah. Sebastian membawanya untuk duduk di ruang tamu. Ia sendiri memilih duduk disingle sofa.

"Langsung saja, ada apa lo kemari?" Tanpa basa-basi Sebastian langsung menodong Dewa yang baru duduk dengan pertanyaan tegasnya. Dia khawatir jika Dewa ke sini untuk membahas masalah kemarin. Jika Arvie sampai mendengarnya, ia takut jika itu mengganggu pikiran sang anak.

When Your Father Was a SuperstarWhere stories live. Discover now