Kesepian

46 10 12
                                    

Happy Reading
.
.
.

"mama, papa alletha pulang" teriak alletha dari pintu.

Terdengar suara terikan dari arah kamar kedua orang tuanya. Alletha sudah tau apa yang terjadi, tidak lain dan tidak bukan orang tuanya sedang bertengkar.

"selalu aja kayak gini" kesal alletha.

Alletha berlalu ke kamarnya yang terletak di lantai 2. Alletha mengambil earphone miliknya dan memutar musik sekencang kencangnya. Alletha sudah bosan melihat orang tuanya yang bertengkar, bahkan itu terjadi setiap hari. Terkadang alletha malas untuk pulang.

Alletha memilih tidur sambil mendengarkan musik ketimbang mendengar suara orang tuanya yang sedang bertengkar, itu hanya membuat alletha pusing saja.

Tidak terasa, alletha ketiduran hingga malam tiba, itupun alletha terbangun karena merasa perutnya harus diisi makanan.

"Astagaa udah malem aja" monolog alletha sambil melihat ke arah jam dinding yang terpasang di kamarnya.

Alletha segera turun menuju dapur untuk mengisi perutnya yang kosong.

"mama, alletha laper" teriak alletha, namun tidak ada tanda tanda kehidupan di rumah itu.

Alletha menemukan secarik note di atas meja makan.

"al, mama keluar bentar ya soalnya ada arisan bentar, kalok mau makan, masak sendiri dulu ya" -mama.

"tiep hari aja kayak gini" marah alletha.

Setiap hari, ia selalu menemukan rumah kososng, papa alletha jarang sekali pulang, sedangkan mama alletha selalu saja keluar untuk bertemu teman temannya.

"kapan kalian ada waktu sih buat alletha" ujar alletha meratapi hidupnya.

Alletha yang terkenal ceria di sekolah berbanding terbalik dengan kehidupannya di rumah. Gadis yang memiliki 2 sisi berbeda.

Alletha berjalan menuju kulkas untuk melihat apa saja yang ia bisa masak untuk makan malam yang menyedihkannya malam ini.

Terlihat kulkas itu kosong, hanya tersisa 2 butir telur dan air es.

Alletha menarik nafas frustasi. Apa yang ia bisa masak kalau hanya ada telur saja dan air es. Alternatif alletha satu satunya adalah membeli makanan di luar.

Alletha mengambil jaket miliknya dan bergegas untuk pergi membeli makanan di luar, perutnya sudah tidak bisa ditoleransi lagi.

"astagaa gue lupa, mobil gue masih di bengkel" ujar alletha mengingat mobionya masih di bengkel.

Alletha terpaksa harus berjalan kaki, beruntung di depan jalan raya sana ada banyak penjual makanan.

"gini amat nasib gue, udah mama sama papa gak di rumah, kerjaannya berantem mulu, sampe sampe mereka lupa kalok mereka punya anak" gerutu alletha.

Ia berjalan sepanjng komolek perumahan elite itu, beruntung keamanan di sana terjamin, jadi ia tidak takut jika harus berjalan sendiri.

"kapan kalian bakal peduli sama alletha sih" teriak alletha frustasi.

"alletha capek pura pura bahagia, ma, pa" teriaknya kembali.

Alletha akhirnya sampai di jalan raya, ia segera mencari makanan yang ia bisa gunakan untuk mengisi perut kosongnya.

Ia mampir kedai yang terlihat ramai, alletha memesan nasi goreng dan jus jeruk. Terlihat, alletha sangat menikamati nasi goreng tersebut, entah karena doyan atau lapar, atau bahkan frustasi.

Setelah di rasa kenyang, ia segera bergegas pulang karena takutnya nanti jalanan semakin sepi.

Alletha melihat handphone miliknya, berharap ada panggilan dari kedua orang tuanya, namun nihil, tidak ada Panggilan sama sekali.

ALTHADonde viven las historias. Descúbrelo ahora