Cemburu

36 2 0
                                    

Bukankah cemburu itu wajar?
Tapi mengapa menyakitkan?
Serasa luka namun tak berdarah
-Alletha
...

"siapa dia?" gadis itu bertanya-tanya, siapa wanita yang di antar oleh alvano. Mengapa ia berada di komplek perumahan alletha, gadis itu semakin penasaran, siapakah gadis itu sebenarnya?

"berani banget dia di anter sama vano, awas aja" alletha dibakar api cemburu melihat alvano bersama wanita lain.

Ia melanjutkan acara menyapu halaman rumahnya. Beginilah kegiatan alletha jika weekend, harus membersihkan rumah seluas itu sendiri, maklum saja tidak ada pembantu rumah tangga. Orang tua alletha? tentu saja sudah pergi ke kantor meski weekend.

"nasib gue kok gini amat, punya orang tua, tapi kerjaannya berantem mulu, hidup gue udah kayak drama aja" gerutu alletha sambil menyapu halaman rumahnya.

"ah pusing gue, capek gue, bisa frustasi gue kalau gini caranya" teriak alletha seperti orang gila.

Setelah menyapu halaman, alletha segera beralih ke dapur, untuk memasak sarapan. Hari ini, ia berencana memasak nasi goreng saja karena hanya bahan yang tersedia di kulkas hanya bahan bahan untuk memasak nasi goreng.

"masak sendiri, nyapu sendiri, makan sendiri, punya keluarga rasa tinggal sendiri, punya pacar kagak" alletha sudah seperti orang gila yang melantur sana sini.

"ehhh apa gue hadang aja vano buat sarapan bareng" ide itu terlintas di fikiran alletha. Ia buru buru memasak, takutnya alvano keburu pergi.

Alletha menunggu alvano di gerbang rumahnya setelah selesai memasak nasi goreng ala alletha. Tidak lama menunggu, vano akhirnya terlihat akan melewati rumah alletha.

"stop" teriak alletha berdiri menghalangi jalan motor alvano, untung saja alvano tidak mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.

Alvano tidak menggubris alletha sama sekali, ia malas berurusan dengan alletha, namun gadis itu tetap saja menghalangi jalannya.

"sarapan bareng yuk" ajak alletha tersenyum pada alvano.

Alvano tetap diam dan mencari cara agar terlepas dari wanita di depannya itu.

"udah gak usah banyak mikir, pinggirin motor lo sekarang" paksa alletha.

Alvano tetap pada posisinya, ia tidak ingin mengikuti perintah gadis itu. Alvano malah bersiap untuk melajukan motornya menghadap wanita itu, sontak alletha takut, namun ia tetap pada pendiriannya untuk mengajak alvano sarapan bersama.

"gue gak takut mati, toh kalok gue mati jugak gak ada yang peduli" alletha sebenarnya takut, namun ia tidak ingin kalah dari alvano.

"lo nekat banget jadi cewek" alvano terlihat marah pada alletha. Ia meminggirkan motor miliknya.

"daritadi kek" gerutu alletha melihat tingkah alvano.

"lo bisa gak usah maksa orang?" bentak alvano yang terlihat emosi, alletha selalu menggangu alvano saat bertemu.

"please, sarapan sama gue sekali aja" pinta alletha memelas pada alvano.

"gue gak ada temen sarapan, please, sekali ini aja vano" alletha meminta alvano untuk menemaninya sarapan, jika alvano tidak ingin sarapan, hanya menemani gadis itu saja.

ALTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang