XXXIII

12.3K 1.5K 113
                                    

          Rose bersandar pada lift yang membawanya naik menuju penthouse dengan mata terpejam. Hari ini tidak kalah melelahkan daripada kemarin. Selain menuntaskan penundaan rapat dan berkas, tadi siang Rose harus rela bermacet-macetan karena menjemput Alyssa di studio pemotretan. Maka, di sepanjang perjalanan pulang kantor, Rose berpikir malam ini ia akan berendam air hangat dan langsung tidur. 

          Ketika pintu lift terbuka dan Rose melangkah keluar, ia melihat dari kejauhan seorang perempuan sedang memasukkan kode akses ke penthouse Mikael. Perempuan yang sama seperti yang ia lihat kemarin di ruang tengah Mikael, tetapi kali ini pakaiannya lebih kasual. Apa itu Keneisha? pikir Rose. 

          Wanita itu kemudian berjalan dan membuka apartemennya sendiri dengan lambat. Ia tahu hanya orang tertentu yang bisa mengakses properti pribadi Michael Leclair dan pasti perempuan itu bukan orang biasa bagi Mikael. Rose menarik napas. Mungkin memang benar. Mungkin Mikael bertemu perempuan cantik di Singapura dan mereka berkencan. 

          "Too many fail attemptions. Itu akses kamu disabled, Rose." 

          Rose mengerjap beberapa kali saat Mikael berdiri di sebelahnya. Ia lalu melihat door lock-nya terkunci karena terus memasukkan kode yang salah dan ia butuh beberapa waktu untuk mengaksesnya lagi. Batal sudah berendam air hangat dan tidur. Batal karena kamu tidak fokus dan memikirkan Mikael, Rose!

           "Ya," Rose membalas Mikael dengan singkat sehingga pria itu mengerutkan dahinya. 

           "That's it?" tanya Mikael, tidak terima hanya dijawab begitu saja oleh Rose. 

          Rose menoleh untuk menatap Mikael. Pria itu masih mengenakan setelan jas biru tua lengkap dengan dasi dan Rose menduga Mikael juga baru sampai. Entah bagaimana Mikael tetap terlihat tampan walau Rose tahu sekali pria itu kelelahan.

           "Michael, today's a tough day. Aku sedang tidak ingin adu mulut dengan kamu."

          Mikael tertegun. "Aku hanya berkata akses kamu error. I'm about to ask you to stay in my penthouse for a while. Hanya sampai akses kamu normal lagi."

          "Menunggu akses aku tidak harus di penthouse kamu. Aku bisa pulang ke rumah. You've had your companion already anyway, bukan?" Rose mengangkat sebelah alisnya. Sebenarnya ia tidak ingin mengatakan itu semua tetapi mulut dan hatinya seperti punya otak sendiri. 

          "Rose—"

           "Dia punya akses kamu dan sudah menunggu di dalam, Mikael. Kamu lebih baik masuk sekarang."

           "Oh, istri aku sedang cemburu, ya?" Mikael bertanya dengan bercanda dan ia menahan senyumnya. 

           Rose tertawa sinis lalu berkata, "Cemburu? Untuk apa? Here's to remind you, kita ini suami-istri bohong-bohong. Jangan berbicara seperti kita adalah pasangan sungguhan karena itu tidak akan pernah terjadi."

          "So, you're jealous," kata Mikael tanpa mempedulikan Rose sehingga wanita itu semakin sebal.

          "Look, Michael—"

          Mikael memotong dengan cepat, "You called me Michael twice. It's Mikael, Rose."

           "Here's the thrice. Sama saja, Michael," kata Rose dan menyebut nama Mikael penuh penekanan. "Aku akan menunggu aksesku kembali di sini. Sendirian dan kamu akan masuk ke penthouse kamu. Tidak mungkin kamu menemani istri bohongan kamu di depan apartemen saat kekasih kamu menunggumu di dalam."

Fleurs Séchées | The Golden Shelf #1 [RE-WRITE]Where stories live. Discover now