VI

14.8K 1.4K 32
                                    

       "Asmaralaya," Mikael menyapa nama belakang Rose.

       Baik Raeden dan Rose, keduanya melebarkan matanya dan Theron hampir menyemburkan minuman di mulutnya.

       "Hai, Mikael," balas Rose yang kelu setengah mati.

       Wanita itu menatap Mikael yang terlihat sangat datar dengan tidak nyaman. Mereka berdua tahu bahwa seharusnya mereka tidak perlu terkejut karena circle pengusaha Indonesia pasti itu-itu saja. Namun, mereka pun sama-sama tahu bahwa yang kali ini terasa berbeda.

       "Therie," sapa Rose kepada Theron yang disambut pria itu dengan senyum dan lambaian tangan. "Hai, Rosie."

       Rose mengaduh dalam hatinya saat Raeden mengernyitkan dahinya dan rangkulan di pingganggnya mengerat.

       "Kamu dan Mikael sudah saling kenal?" tanya Raeden tanpa basa-basi, terdengar sangat penasaran.

       Rose menatap Mikael seperti meminta kepada pria itu untuk berpura-pura tidak mengenalinya. Hanya saja, Mikael tidak pernah suka disuruh-suruh dan Mikael berpikir bahwa dalam berbisnis wajar saja jika mereka saling kenal.

       "Sudah," Rose tidak sempat menjawab karena Mikael mendahuluinya.

       "Bagaimana bisa?" Raeden menyipitkan matanya, memandang Rose dan Mikael bergantian.

       Pada saat itu, Rose semakin memelototi Mikael. Rose berharap bibir Mikael tidak menceritakan bahwa mereka kenal karena Rose memecahkan teko kaca di rumahnya dan Mikael menolongnya. Rose tidak ingin Raeden mendengar itu semua atau mereka tidak jadi makan malam dan Mikael berakhir babak belur.

       Mikael melirik Rose sekali lagi sebelum menjawab santai, "Leclair Enterprises dan Asmaralaya Industries sudah berkerabat lebih dari lima puluh tahun, Raeden. Bagaimana aku tidak mengenali keluarga Asmaralaya?"

       "I see," Raeden mengangguk paham, ketegangan di wajahnya pudar.

       Rose tidak mengira dia akan selega ini saat Mikael memilih jawaban yang paling netral. Dia tidak bisa membayangkan jika Mikael salah bicara dan Raeden yang sangat amat posesif menunjukkan reaksinya. Rose bersyukur karena tidak lama setelah itu Raeden menyudahi percakapan canggung mereka dan makan malam tanpa perdebatan apapun.

       Saat Raeden dan Rose sudah pergi ke meja mereka, Theron langsung berkata, "Aku tidak tahu kamu sudah mengenal Rose."

       "Aku tidak mungkin tidak mengenali orang yang ingin menggugat perusahaanku."

       Theron menautkan alisnya. "She- what?"

       "The objection against CLAIR's capital reduction—it's Asmaralaya Industries."

       "Jadi, Rose Asmaralaya yang membuatmu kewalahan seperti ini?"

       Mikael berdecak lalu menjawab, "Keputusan konyolnya yang membuatku kewalahan, Theron. The object, not the subject."

       "Raeden terlihat ingin meninju wajahmu saat dia tahu kamu sudah mengenal Rose, El," kata Theron dengan tawaan kecil setelahnya.

       "Excuse me?" Mikael menyipitkan matanya dan Theron tertawa lagi sebelum menjawabnya.

       "People don't say the name Asmaralaya like that before Raeden. Kamu tahu alasan mengapa Raeden diamankan polisi setelah keributan besar di Amuz tahun lalu, Leclair. He's too posessive."

       "Aku hanya menyapa Rose. Biasa saja. Lagi pula, memang ada yang salah dengan cara bicaraku? Aku menyapa semua orang seperti itu, Christopheron."

Fleurs Séchées | The Golden Shelf #1 [RE-WRITE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang