(1) kenapa ?

2.6K 100 37
                                    

KRING !!!
Zero bangun dan mematikan jam nya. Dia bangun dan membuka jendela kamarnya, membiarkan cahaya plasma spark dan angin lembut memasuki kamarnya. Seketika Ultra Bracelet nya berbunyi menandakan pesanan dihantar kepadanya. Dia membuka pesanan itu yang dihantar Zoffy.

"Zero, ke IGDF sekarang ! Nggak usah banyak soal ."

Zero menatap pesanan itu dengan tatapan binggung. Nggak biasanya paman Zoffy memanggilnya 'zero' dan keliatan dia sedang marah besar. Zero menutup pesannya dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan ke dapur sambil menyiapkan bekal ayahnya.

Zero berjalan melalui gang sempit yang selalu dia digunakan jika dia bersendirian. Dia memasuki gedung IGDF dan terlihat beberapa Ultra tercedera dan dia merasakan tatapan kebencian kepadanya.
'Ada apa ya hingga mereka tercedera seperti itu ?'
Zero berjalan hingga ke ruangan Ultra Brothers, dia mengetuk pintu itu dan membukanya ketika ada suara yang mengizinkannya masuk.

"Ayah, paman. Ada apa memanggilku ?"
Tapi Ultra Brothers menghiraukannya dan mereka memberi tatapan mematikan kepada Zero. Zero yang berasa canggung coba mendekati ayahnya.
"Ayah, ini aku-"
"TUTUP MULUT MU !"
"Ay..ayah ? Ad..ada..ada apa ?"
"Tch, lihat ini dan jelaskan kepadaku !!"
Seven melemparkan piring vidio hologram kepada Zero dan Zero menerimanya. Semua Ultra Brothers menatap Zero. Zero memainkan vidio itu dan sepanjang vidio itu bermain, matanya nggak berkelip. Dia memainkan lagi dan lagi kerna dia masih nggak percaya apa yang diliat nya.

"Apa alasanmu untuk mengambil Plasma Spark itu ?! Apa tidak cukup semua form dan kuasa yang kamu udah dapat ?! Apa kami nggak memberimu apa yang kamu coba dapatkan sebelumnya ?! Kami bersusah payah untuk melindungi mu dan KAU MEMBALASNYA DENGAN COBA MENGAMBIL PLASMA SPARK SEMULA ! APA SEMUA INI ?!!?"
"Paman Jack, ku mohon dengarkan ku.."

"APA YANG LO MAHU JELASKAN ?! SEMUANYA UDAH JELAS ! JUJUR AKU KECEWA BANGET SAMA LO ! LO PIKIR KAMI APA ?! APA LO PIKIR KAMI INI AKAN TETAP MEMPERTAHANKAN MU SELEPAS KASUS INI ?!
"Paman Man, ku mohon.."

"Tch, apa kau udah lelah dengan kami ? Katakan saja jadi kami nggak perlu repot dan berasa malu kerna ulahmu."
"Paman Taro, tapi itu bukan diriku-"

"JIKA ITU BUKANNYA DIRIMU, ITU SIAPA ? ULTRA 'ANEH' ITU PUNYA 2 SLUGGER DAN KAMU AJA YANG PUNYA 2 WARNA PADA TUBUHMU ! APA KAMU BUTA ?! APA KAMU TULI ?! BUKA MATAMU ZERO !!!"
"Paman...Ace... Paman Zoffy, dengarkanku.."

"Bukti udah jelas. Maaf, aku berada di pihak mereka. Aku malu punya keponakkan sepertimu."
Zero terdiam. Dia rasanya ingin sekali menangis dan berharap ini semua mimpi. Dia memandang Leo dan Astra tetapi mereka juga menatapnya benci. Dia menatap Seven dan berharap ayahnya memeluknya dan mengatakan semuanya akan baik-baik. Tetapi,

"Jangan menatapku terus, aku jijik melihatmu."
Hati Zero ketika itu hancur. Sangat hancur mendengar ucapan Seven barusan. Apa dia nggak salah dengar ? Apa ayahnya sendiri berkata 'jijik' dengannya.
"A..ayah.."
"Berhenti memanggil ku ayah, aku nggak mengaku kamu itu anakku. Aku nggak punya seorang anak yang bikin masalah mulu."
Zero terduduk dan menatap semua yang berada diruangan itu. Ingin sekali dia keluar jika ini hanyalah mimpi. Nggak berasa air matanya jatuh ke pipi mulusnya. Dia mengesatnya semula dan bangun menuju ke ayahnya, dihulurkan bekalnya tetapi Seven malah menempisnya membuat bekal Zero itu hancur.
"AKU NGGAK MAHU MELIHAT DIRIMU DISINI ! KELUAR DARI PLANET INI DAN JANGAN PERNAH MEMANGGILKU AYAH DENGAN MULUTMU !!!"

Zero menunduk, dia melepaskan Ultra Braceletnya. Dia memberinya kepada Seven dan mengangkat mukanya yang tersenyum sedih sambil menangis.
"Maaf kerna aku gagal menjadi putra yang baik. Selamat tinggal, Seven-san."
Dan dengan itu, Zero mengangkat kakinya dan keluar dari planet kelahirannya itu.























70 parent-and-child Where stories live. Discover now