Pengkhianatan [Completed]

Kembali Ke Masa Lalu

Dengan kepala yang dipenuhi darah, Sasuke memandang kekasihnya kecewa. Ia bahkan tidak tahu dimana kesalahannya hingga kakak tiri dan kekasihnya diam-diam berkhianat di belakangnya.

"Kau bisa pergi sekarang",ucap Sakura dengan senyum kebahagiaannya. Ya, Sakura adalah kakak tirinya.

"Ya, kan sa..yang?",tanya Sakura pada Naruto yang sedari tadi hanya diam menatap Sasuke dengan wajah datar.

"Naruto?",gumam Sasuke memanggil Naruto pelan.

"Kau menjijikan, Sasuke. Manusia rendahan sepertimu harus musnah dan biarkan dia bersamaku",ucap Sakura menatap Naruto penuh arti sementara Naruto sendiri hanya menatap Sakura dan Sasuke sekilas kemudian berbalik pergi begitu saja setelah menghela nafas pelan.

"Sayang?",panggil Sakura panik ketika Naruto berbalik pergi begitu saja, meninggalkan Sasuke seorang diri dengan berlumuran darah akibat ulah kedua pengkhianat.

Setelah beberapa kepergian keduanya, Sasuke hanya dapat terdiam terpuruk akan kejadian menyakitkan yang telah dialaminya hingga sebuah langkah kaki seseorang terdengar sampai ke telinganya.

Dengan penglihatan yang sudah semakin memburuk, Sasuke menatap seseorang yang kini sudah berdiri dalam diam di depannya.

"Aku akan memberimu kesempatan terakhir, jangan disia-siakan",ucap seseorang itu menatap Sasuke yang tengah tak berdaya di atas lantai kamarnya sendiri.

'Siapa?',pikir Sasuke bertanya-tanya, sebelum kesadarannya benar-benar menghilang dan yang Sasuke ingat adalah sebuah topeng berwarna perak dari si pelaku.

*****

Sasuke terbangun dengan mata melotot tajam,"aku mati! Tidak, aku masih hidup.. ini di kamar. Ternyata cuma mimpi" gumam Sasuke seolah baru saja terbangun dari mimpi buruk.

"SASUKE",teriak Mikoto.

Sasuke segera beranjak dari tempatnya dan turun ke lantai bawah untuk sarapan dengan keluarganya. Begitu sampai, Sasuke langsung mematung begitu melihat kehadiran sosok tak asing yang muncul di mimpinya. Sakura.

"Siapa dia?",tanya Sasuke pura-pura baik-baik saja dan berjalan mendekat lalu duduk di atas kursi untuk sarapan.

"Dia Sakura. Mulai sekarang dia akan jadi kakakmu, Sasuke",jelas Fugaku tou-san Sasuke.

'Deg',jantung Sasuke langsung berdetak kencang.

'Dia adalah orang yang sama dengan yang kulihat dalam mimpiku, apa ini hanya ilusiku karena bermimpi buruk?',pikir Sasuke bingung dengan firasat tak enak yang menghantuinya.

"Halo",sapa Sakura menatap Sasuke kebingungan.

'Di mimpi, Sakura juga mengatakan itu waktu tou-san dan kaa-san membawanya ke rumah',pikir Sasuke semakin hilang akal.

*****

"Semuanya, kita kedatangan murid baru. Sakura silahkan perkenalkan dirimu",ucap Iruka-sensei.

'Ada yang tidak beres, tidak mungkin kan yang kumimpikan itu kenyataan dan aku kembali ke masa lalu berkat bantuan dia?',pikir Sasuke merasakan keganjilan dengan segala hal yang dilakukan Sakura sama persis dengan yang Sakura yang ada dalam mimpinya.

Saat Sasuke sedang asyik bercuriga ria, Sasuke kedatangan Naruto.

"Sasuke?",panggil Naruto pelan, melihat Sasuke yang hanya diam mematung selama waktu pembelajaran berlangsung sampai sekarang.

"Sasuke?",panggil Sakura datang menghampiri Sasuke lalu melirik ke arah Naruto sejenak.

"Sasuke, bolehkah aku ikut kalian?",tanya Sakura setelahnya.

"Ya",balas Sasuke ragu lalu menatap Naruto.

"Apa yang kau lamunkan tadi?",tanya Naruto penasaran.

"Tidak ada",balas Sasuke menggeleng pelan.

"Kalian nampak dekat, apa kalian.. sahabat?",tebak Sakura.

"Kami..",balas Naruto ragu, Sasuke yang tidak menyukai jika dirinya mengungkapkan status merekalah yang membuatnya ragu.

"Dia kekasihku",balas Sasuke cepat, entah mengapa pertanyaan Sakura sungguh mengganggunya belum lagi fakta jika banyak hal di sekitarnya sejak kehadiran Sakura sangat mirip dengan yang ada di mimpinya.

Dilain sisi diam-diam Naruto merasa senang dengan ucapan Sasuke tentang status mereka.

"Oh ya?",gumam Sakura nampak salah tingkah.

'Jika ini bukan hanya sebatas ilusi dan yang ada di mimpiku itu kenyataannya. Aku harus bisa membuat segala sesuatunya nampak berubah dan membuat Sakura menderita',pikir Sasuke merasa tidak senang tapi berharap dirinya masih memiliki kesempatan untuk mengubah sesuatu yang akan jadi kenyataan di kemudian hari.

Kamis, 14 Januari 2021
9:39