Kehilangan Mereka

844 75 1
                                    

Sasuke menatap datar kedua mayat tou-san dan kaa-sannya dengan ditemani Sakura yang nampak sedih.

"Apa yang terjadi pada tou-san dan kaa-san?",tanya Sasuke dingin.

Sakura menggeleng,"ini semua salahku. Aku seharusnya menghentikan mereka untuk pergi karena panggilan pekerjaan" jelas Sakura lesu, merasa bersalah mungkin.

'Panggilan pekerjaan? Sama seperti yang ada di mimpiku meski waktunya terjadi lebih cepat tapi..',pikiran Sasuke kembali terhanyut ke dalam mimpi dimana sebenarnya tujuan Sakura datang ke dalam kehidupan keluarganya adalah untuk sepenuhnya menghancurkan keluarganya karena balas dendam pada orang tuanya yang telah menghancurkan perusahaan keluarga Sakura sebelumnya hingga keluarga Sakura memutuskan untuk bunuh diri.

'Lalu mengapa Sakura ingin merebut Naruto dariku juga? Tidak mungkin kan jika Sakura menyukainya pada pandangan pertama?',pikir Sasuke langsung curiga.

*****

Setelah mengurus pemakaman orang tuanya, Sasuke dan Sakura dipanggil untuk pembagian warisan dimana sekitar tujuh puluh persen harta jatuh pada Sasuke dan sisanya diberikan pada Sakura.

Sudah seminggu sejak itu, Sasuke enggan masuk ke sekolah berbeda dengan Sakura yang bersekolah meski selalu izin di tengah-tengah pembelajaran. Naruto menatap keanehan itu dalam diam semenjak malam sebelum tiba-tiba Sasuke memutuskan untuk pergi begitu saja.

'Aku harap bisa membantunya tapi akhir-akhir ini dia bahkan tidak bisa dihubungi',pikir Naruto dalam diam.

Sepulang sekolah, Naruto menatap apartemennya yang terbuka lebar dengan Sasuke yang nampak terduduk di tengah-tengah pintu.

"Sasuke?", panggil Naruto bingung.

"Apa yang terjadi?",tanya Naruto setelah berhasil membawa Sasuke masuk ke dalam apartemennya.

Sasuke menggeleng nampak enggan memberitahu,"Sakura terus menanyakan kehadiranmu padaku, apa yang kau lakukan selama ini?" tanya Naruto hati-hati setelah menyadari kantung hitam di bawah pada Sasuke.

"Aku hanya mencoba membereskan banyak hal dan aku ingin tinggal bersamamu disini",ucap Sasuke akhirnya mengeluarkan suara setelah cukup lama terdiam.

"Boleh saja",balas Naruto cepat.

"Kau tidak ingin memberitahuku sesuatu?",tanya Naruto setelah berhasil memberanikan dirinya.

'Aku tidak tahu, apakah aku boleh mempercayainya sekarang',pikir Sasuke menatap Naruto intens.

"Aku bekerja",balas Sasuke singkat dan Naruto hanya menatap Sasuke heran.

"Aku belum bisa memberitahumu apapun sekarang", lanjut Sasuke.

"Aku bisa membantumu banyak hal jika kau memberiku kesempatan dan menjelaskan sesuatu yang mengusikmu sejauh ini",tawar Naruto menyodorkan secangkir teh untuk Sasuke.

"Ya",balas Sasuke seadanya.

*****

Naruto melihat di atas mejanya ada sebuah amplop besar berwarna cokelat,'punya Sasuke kah?' tebak Naruto tapi tak melihat Sasuke ada di ruangan itu.

Karena penasaran, Naruto pun membuka dan membaca beberapa kertas yang ada di dalam surat itu.

'Ini memang gawat dan nampak berbahaya tapi mengapa Sasuke tidak memberitahuku apapun?',pikir Naruto bingung.

"Sasuke aku bisa membantu",tawar Naruto menyadari kehadiran Sasuke yang nampak melotot kaget padanya.

"Tidak usah",tolak Sasuke segera merebut isi amplop tersebut.

'Apa Sakura memang sejahat itu?',pikir Naruto dalam diam setelah Sasuke pergi ke kamarnya.

'Aku harap bisa membantunya banyak hal tapi dia selalu menolak bantuanku. Bukannya aku tidak mempercayai dirinya tapi kuharap bisa menjadi seseorang yang benar-benar berharga untuknya',pikir Naruto segera melangkah masuk ke kamarnya.

Keesokan harinya, Naruto menjalani kehidupan kampus seperti biasa, keadaan Sakura juga mulai membaik dan kembali ceria. Naruto dan Sakura sekarang benar-benar berteman sementara Sasuke nampak terlalu sibuk dengan kehidupan pribadinya.










Kamis, 14 Januari 2021
11:02

Pengkhianatan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang