Eleven: Teman lama

2.6K 407 43
                                    

Mo Ran mengajak Luo Binghe dan Shen Qingqiu untuk melihat-lihat barang lain yang dijual di stand. Melihat apakah ada barang bagus yang bisa mereka bawa saat kembali. Chu Wanning tidak banyak bicara jadi dia hanya mengikuti dengan tenang.

Mereka menghabiskan satu jam berjalan-jalan di pasar makanan itu dan akhirnya sampai pada ujung pasar. Pasar itu terletak di jalanan dan setelah ujung pasar itu, masih ada jalan panjang setelahnya.

Chu Wanning yang daritadi diam akhirnya berkata, "Kalian pulang, aku akan mengunjungi sekte untuk memeriksa jika ada sesuatu yang salah."

Mo Ran mengangguk. Ia menggandeng Luo Binghe kecil untuk mengajaknya pulang. Luo Binghe menarik tangan Shen Qingqiu untuk kembali tapi orang yang ditarik tidak bergerak.

Luo Binghe mengerutkan keningnya, "Shizun, ada apa?"

Shen Qingqiu menunduk untuk menatap murid kecilnya. Ia lalu tersenyum dan menepuk pelan kepala Luo Binghe.

Shen Qingqiu, "Kamu pulang dulu dengan Mo Ran. Aku akan pergi dengan Chu Wanning."

Chu Wanning sedikit mengernyit saat mendengarnya tapi tidak mengatakan apa-apa. Luo Binghe kecil mengerutkan bibirnya tidak senang, ia menolak melepaskan tangan Shen Qingqiu dan terlihat akan menangis.

Shen Qingqiu yang sudah kebal tapi masih tidak bisa berkompromi dengan hati kecilnya yang mudah rapuh saat melihat murid kecilnya yang siap menangis. Ia berjongkok dan mengusap lembut tangan kecil Luo Binghe.

Shen Qingqiu, "Aku akan segera kembali. Jadilah patuh dan tunggu aku dirumah, oke?"

Luo Binghe masih tidak mau berpisah dengan Shen Qingqiu. Ia sudah siap berdebat dengan shizunnya sebelum sesuatu yang hangat menyentuh pipinya.

Shen Qingqiu menciumnya. Hanya ciuman singkat dan Ia langsung berdiri. Telinganya sedikit memerah karena malu. Sambil menunduk, ia berkata pada Mo Ran, "Jaga dia."

Chu Wanning yang masih tercengang dengan apa yang ia lihat hanya menurut saat Shen Qingqiu menyeretnya untuk pergi.

Luo Binghe yang masih terkejut hanya diam di tempat sambil melihat shizunnya menyeret Chu Wanning dengan buru-buru. Seakan-akan dia adalah tersangka kejahatan yang sedang diburu.

Mo Ran juga sama terkejutnya tapi ia cepat sadar. Ia lalu menunduk untuk melihat Luo Binghe yang masih kesurupan. Mo Ran tertawa geli untuk shidi kecilnya yang bertingkah lucu.

Luo Binghe masih tidak mengalihkan pandangannya dari tempat Shen Qingqiu menghilang. Ia menggoyangkan tangan Mo Ran dan bertanya, "Mo-gege, apakah aku bermimpi?"

Mo Ran tersenyum dan menggeleng, "Tidak, kamu tidak."

Luo Binghe akhirnya sadar dan mendongak untuk menatap Mo Ran. Ia tersenyum lebar dan merasa sangat bersemangat.

"Mo-gege, ayo kita pulang dan membuat banyak hidangan lezat untuk shizun!"

Mo Ran hanya mengangguk padanya dan menggandengnya untuk berjalan kembali.

----

"Lepaskan aku. Aku bisa berjalan sendiri."

Shen Qingqiu berhenti. Ia melepaskan lengan Chu Wanning dan menoleh ke belakang. Setelah yakin tidak ada tanda-tanda murid kecilnya mengejar, ia menghela nafas lega.

Chu Wanning yang baru dilepaskan bertanya dengan heran, "Kenapa kamu menciumnya?"

Shen Qingqiu malu tapi masih berkata dengan tenang, "Karena dia akan menangis."

Chu Wanning tidak senang dengan jawabannya, "Jadi setiap dia akan menangis, kamu akan menciumnya? Dimanapun?"

Shen Qingqiu mengerti arah pikiran Chu Wanning. Ia membuka kipasnya dan berjalan sambil berbicara, "Jika dia menangis, akan tambah merepotkan."

[BL] Coincidence [END]Where stories live. Discover now