Eight: Menjijikkan.

2.9K 480 30
                                    

"Kau sering kesini?"

Chu Wanning menatap hamparan sawah yang luas di bawah pohon. Ia mengangguk saat menjawab, "Aku sering menganggur dan bosan di rumah."

Shen Qingqiu mengerti. Ia menggoyangkan kipasnya pelan sambil menikmati angin yang berhembus. Saat sedang melihat-lihat tiba-tiba tatapannya terkunci pada sosok yang baru saja turun ke sawah.

Luo Binghe menggulung lengan baju dan bawahannya agar tidak kotor terkena lumpur. Ia dengan semangat turun ke sawah bersama Mo Ran dengan keadaan yang sama. Mereka berdua terlihat sangat tampan dibawah sinar matahari.

Shen Qingqiu dan Chu Wanning tidak bisa melepaskan tatapan mereka dari dua orang itu. Tanpa sadar terus mengikuti dua sosok itu kemanapun mereka bergerak. Pada akhirnya, Chu Wanning yang pertama kali sadar. Ia menoleh, mendapati Shen Qingqiu yang menutup sebagian wajahnya dengan kipas tapi masih menatap lekat pada sosok kecil bersemangat di tengah sawah.

"Berhentilah menatapnya. Bola matamu hampir melompat keluar, kau tahu?"

Shen Qingqiu terkejut. Ia lalu menoleh ke arah Chu Wanning dengan malu, "Wanning-ge, aku hanya mengikutimu awalnya."

Chu Wanning, "..."

"Chu-Xianjun ...."

Chu Wanning menoleh, mendapati kepala desa dan beberapa warga lainnya. Tersenyum ramah saat mendekatinya.

Shen Qingqiu mendekat, berdiri di sebelah Chu Wanning untuk mengamati orang-orang yang baru saja menyapa Chu Wanning.

Chu Wanning mengangguk, "Ya."

"Sudah lama, Chu-Xianjun datang bermain."

"Kebetulan tidak ada yang harus ku lakukan."

"Begitu ..." kepala desa itu melirik Shen Qingqiu lalu membungkuk sedikit, "Ini shizun Luo-gongzi, Shen-Xianjun selamat datang di desa kami."

Shen Qingqiu terkejut tapi tetap terlihat tenang. Shen Qingqiu buru-buru menutup kipasnya dan ikut membungkuk sedikit, "Ya, terima kasih atas keramahan kalian."

Kepala desa tersenyum, "Kedua xianjun silakan melakukan apa yang ingin kalian lakukan disini, jika butuh bantuan bilang pada kami."

Chu Wanning mengangguk dan Shen Qingqiu tersenyum tipis, "Terima kasih."

Kepala desa dan para warga ijin pamit untuk kembali pada pekerjaan mereka. Shen Qingqiu menoleh untuk bertanya pada Chu Wanning, "Warga desa ini ramah, tadi itu kepala desa?"

Chu Wanning hanya mengangguk ringan dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena angin.

"Wanning-ge, ayo jalan-jalan."

"... Apa yang mau kau lihat?"

Shen Qingqiu menutup kipasnya, "Hm? Mari kita lihat, apakah kau bisa membawaku ke suatu tempat yang bagus?"

Chu Wanning, "... Kamu menyebalkan."

----

Mo Ran dan Luo Binghe baru saja selesai menanam padi terakhir. Kali ini mereka melakukannya dengan santai tidak seperti yang terakhir kali sehingga memakan waktu beberapa jam untuk selesai. Walaupun itu masih terbilang cukup singkat.

Keduanya baru saja akan naik dan bersiap membersihkan diri sebelum beberapa orang dengan wajah kacau berlarian dengan gelisah ke arahnya. Mo Ran menatap orang-orang ini dengan tenang dan bertanya, "Ada apa?"

"Monster-monster itu datang lagi!! Kali ini mereka sangat banyak!!" orang-orang itu berwajah merah karena cemas. Mereka bahkan tidak ingat untuk bernafas.

Mo Ran menepuk bahu orang yang berbicara untuk menenangkan, "Tenanglah. Aku dan shidi akan mengurusnya."

Luo Binghe menjadi pendengar yang baik. Mendengar ini, ia hanya bisa mengangguk pelan. Seperti ragu tapi sebenarnya memiliki niat yang jelas di dalam. Monster-monster ini tidak berarti apa-apa baginya. Dengan kekuatannya, bahkan tanpa melakukan apa-apa, ia bisa menghabisi ratusan monster dengan mudah. Sayangnya tidak dalam keadaannya saat ini.

Mengingat hal ini membuat wajah Luo Binghe menggelap. Ia ingin segera kembali ke wujud aslinya tapi tidak bisa melakukan apa-apa. Dalam hal ini, Luo Binghe sang pemilik tubuh maupun Shen Qingqiu, shizunnya sendiri tidak berdaya dan hanya bisa memulihkan kekuatan Luo Binghe agar ia bisa kembali.

"Luo-shidi, ayo pergi!" Mo Ran mengajak Luo Binghe.

Luo Binghe ingin mengikuti sebelum dia berhenti dan menatap sekitar dengan bingung.

Mo Ran tidak sabar, "Ada apa?"

Luo Binghe, "Dimana shizun?"

----

"Wanning-ge, monster apa itu?"

Chu Wanning menatap kerumunan monster di bawahnya dengan tenang. Shen Qingqiu juga tidak kalah tenang bahkan jika saja ia tidak berinisiatif untuk bertanya, orang yang melihatnya akan terkejut karena dia terlalu santai.

Awalnya mereka hanya berjalan-jalan di sekitar. Pada saat itu tiba-tiba seseorang berteriak dan mengejutkan mereka. Kedua orang ini tanpa sadar mengikuti suara itu dan bergegas sampai kesini.

"Haruskah kita turun?" Shen Qingqiu tidak khawatir dengan monster itu karena ia yakin bisa mengalahkannya dengan mudah. Tapi, orang-orang dibawah sana, mereka tidak memiliki kekuatan spiritual seperti nya. Hanya kultivator bodoh yang tidak mengkhawatirkannya.

"Tidak perlu." Chu Wanning menjawab dengan tenang. Ia bahkan tidak memiliki sedikitpun rasa khawatir di wajahnya yang dingin.

Shen Qingqiu mengernyit tapi itu tidak lama sebelum ia mengerti. Ia membuka kipasnya dan melihat dua orang yang baru saja sampai dari atas. Sedikit tersenyum saat melihat Luo Binghe kecilnya dengan semangat membantai monster-monster itu bersama Mo Ran.

"Dia tidak menggunakan kekuatan spiritual?"

Shen Qingqiu menggangguk pelan, "Itu akan mempengaruhi kecepatan untuk kembali ke tubuh aslinya."

"Oh."

Setelah itu mereka diam. Memperhatikan kedua orang yang sedang bertarung tanpa pandang bulu di bawah mereka.

Luo Binghe baru saja mengirim satu monster terbang dan mengeluh, "Mo-gege, kenapa mereka sangat banyak!"

Mo Ran menebas beberapa monster sekaligus dan berkata, "Aku tidak mengerti!"

Mereka berdua memfokuskan diri pada pertarungan sampai tidak memperhatikan bahwa monster-monster dari arah berlawanan akan datang menyergap dan mungkin akan membunuh mereka.

Para warga yang melihat dari kejauhan tidak bisa tidak berteriak panik untuk memperingati kedua pemuda yang bersemangat itu. Sayangnya, monster itu lebih cepat tanggap dari apa yang mereka pikirkan.

Tepat saat monster-monster itu akan menyergap Luo Binghe kecil, sebuah kilatan muncul dan membelah monster yang malang menjadi dua bagian.

Situasi Mo Ran tidak jauh berbeda. Sedetik sebelum monster menyentuhnya, cahaya emas melilit monster tidak beruntung itu dan menghancurkannya menjadi gumpalan daging dengan darah dimana-mana.

Mo Ran dan Luo Binghe tidak bisa tidak terkejut. Mereka menatap dua orang dengan keindahan yang mungkin bisa mengalahkan dewa, satu hijau dan satu putih. Seperti malaikat, mereka turun dari langit begitu saja dan membuat penampilan yang mengesankan.

"Shizun! Bagaimana bisa ..."

Chu Wanning memainkan Tianwen di tangannya, "Ini sebenarnya lemah."

Shen Qingqiu membuka kipasnya saat ia melihat darah di pedangnya, "Licik dan menjijikkan."

Luo Binghe, "..."

Mo Ran, "..."

[BL] Coincidence [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora