AADJ - 17. Baper 2

36 5 4
                                    

Setelah melalui perjalanan kurang lebih dia puluh lima menit, Alan telah berada di depan gerbang rumah Jihan.

Jihan turun, melepas helm milik Alan. Lalu menyerahkannya.

"Lo nggak mau mampir dulu?" tawar Jihan namun Alan hanya menggeleng.

"Enggak deh, next time aja."

"Yaudah," Jihan sedikit binggung ingin mengatakan apa. Karena beberapa detik yang lalu dirinya sempat dibuat blushing oleh Alan.

Melihat tingkah Jihan yang sedikit aneh, Alan berniat menggodanya.

"Jihan, shampo lo rasa apa sih?" Entah mengapa pertanyaan dari Alan cukup aneh.

"Kenapa?" binggung Jihan.

"Yakin, gue dia bakalan jawab gitu," batin Alan.

"Kenapa lan? Aneh ya?" Jihan nampak binggung, ia menyampirkan rambutnya kedepan lalu menciumnya.

"Kayak bau jengkol," tutur Alan sedikit menahan tawa.

"Ih,mana ada?" Jihan kembali mencium rambutnya.

"Ngadi-ngadi lo. Rambut gue wangi kayak gini lo bilang kayak bau jengkol?!" geram Jihan sampai tak lepas untuk terus menciumi rambutnya.

"Kayak gimana?" tanya Alan.

"Kayak bau stoberi," jawab Jihan.

"Nggak percaya ?!"

"Enggak, kan nggak ada bukti," ucap Alan enteng.

"Nih, coba cium sendiri," reflek Jihan memberikan rambutnya pada Alan.

CUP

"Iya, wangi kayak stoberi." ucap Alan terkekeh kecil, namun yang pemilik rambut hanya diam dan melotot karena tiba-tiba Alan mencium rambutnya.

"Ck, kalau mau nyium bilang. Jangan ngode ngga jelas kayak gini. Udah ngatain rambut gue kayak bau jengkol, eh nyatanya cuma minta cium. Anjirrrrr!" Alan makin tertawa keras karena omelan-omelan yang keluar dari mulut Jihan.

"Yaudah, gue kalo mau nyium harus bilang dulu gitu?"

"Iyalah," sahut Jihan yang nampak mengerutkan mulutnya.

"Udah, jangan gitu mulutnya."

"Suka-suka gue," ketus Jihan.

"Emang kalau gue bilang, bakalan dikasih?" ucap Alan enteng sambil menarik turunkan alisnya.

"Bacott,"

"Dih,iya apa enggak. Kalo emang nggak di kasih gue milih yang tiba-tiba nyium,"

"Iya, iyaaa,"

"Iya apaaa Jihan Almaira?"

"Iya gue kasih, tapi jangan main tiba-tiba cium," ceplos Jihan yang membuat Alan semakin tertawa renyah.

"Udah woi ketawanya, udah sono lo pulang!" usir Jihan.

"Bentar, gue mau cium bibir lo," izin Alan dengan watadosnya.

"Dih, apaan?"

"Hm, katanya lo tadi mau ngasih," ucap Alan mengoda semakin menjadi-jadi sembari tertawa.

Jihan diam, tak mampu menjawab ucapan Alan.

"Kenapa diem, hm?" tanya Alan sembari memajukan wajahnya tepat di bawah dagu Jihan, sehingga ia bisa melihat muka Jihan yang sedang cemberut dari bawah.

Jihan sontak mendorong wajah Alan.

"Keras banget ibu negara,"

"Kiris bingit ibi nigiri," Jihan kembali mengulang ucapan Alan dengan tingkah menye-menye.

ANTARA ALAN DAN JIHANWhere stories live. Discover now