IV

610 120 12
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

Masakan Avior tidak pernah mengecewakan. Sekalipun kami sedang berada jauh dari rumah, namun ia selalu membuat kami puas dengan makanan yang enak. Menu malam ini yaitu kentang tumbuk dan sosis bakar. Terdengar biasa saja, namun jika berada di tengah hutan, tentunya menjadi hidangan yang cukup mewah.

"Hati-hati," ucapnya seraya memberikan satu cangkir cokelat panas untukku.

"Terima kasih."

Langit sangat cerah, sampai-sampai aku bisa melihat bintang berkilauan dari bawah sini. Ah, apakah itu sirius? Menurut ilmu astronomi, sirius merupakan bintang yang paling terang di langit malam. Anggap saja itu bintangnya, yang sedang kulihat saat ini.

Kami sangat menghargai alam termasuk benda langit. Materi perbintangan dapat ditemukan dan dipelajari di sekolah, salah satunya Ilmu Ramalan. Sementara ilmu astronomi, kami juga mempelajari apa yang juga dipelajari oleh orang-orang biasa.

Bailey, Arctur, Helios, dan Wiles sekarang sedang sibuk membereskan alat makan. Sementara itu, kulihat Corvius sedang fokus menulis sesuatu ditemani Avior.

"Apa yang kau tulis?" tanyaku penasaran.

Avior dan Corvius menoleh padaku bersamaan. "Oh, ini. Catatan perjalanan," jawab Corvius.

"Untuk apa?" tanyaku lagi. Aku hanya ingin tahu alasan mereka melakukannya.

Avior terkekeh menanggapiku yang tampak penasaran. Apakah wajahku terlihat konyol?

"Untuk evaluasi," jawab Corvius sabar dan tetap sibuk pada bukunya.

"Di perjalanan kita yang pertama, kita tidak sempat melakukan evaluasi. Jadi, kupikir membuat catatan seperti ini bisa efektif. Setidaknya memuat sesuatu yang penting, atau sesuatu yang sangat baru bagi kita," jelas Avior.

Aku menghela napas, kemudian mengangguk paham. "Kau memiliki darah jurnalis ibumu, Corvius," pujiku. Catatannya terlihat sangat rapi dan sistematis. Ya, setidaknya begitu menurut apa yang kulihat.

"Tetapi aku tidak ingin menjadi jurnalis sepertinya."

Ucapan Corvius terdengar jujur namun tidak meyakinkan. Siapa yang tahu tentang masa depan? Soal ramalan? Toh, aku tidak pernah benar-benar mendalaminya di sekolah. Menurutku, ramalan tidak selalu tepat sasaran. Ah, tetapi aku tetap berusaha karena nilai ujianku dalam pelajaran itu tidak terlalu buruk.

"Begitu."

Dari hal tersebut aku menyimpulkan bahwa seseorang yang memiliki potensi dalam suatu bidang, belum tentu berminat untuk mendalami dan menjalaninya. Ya, apa salahnya sedikit tantangan? Tidak salah juga jika kita keluar dari zona nyaman untuk mempelajari hal-hal baru.

Kau mungkin berpikir bahwa kami terlalu lambat dalam menentukan masa depan sementara hari kelulusan sudah berlalu. Di situlah hebatnya Stellios, kami yang sudah lulus diperbolehkan untuk menghirup udara bebas dari ruang belajar dan asrama sebelum kami mendapatkan surat rekomendasi bekerja yang diberikan oleh sekolah.

Wizards Journey : The Cursed VillageWhere stories live. Discover now