XIII

406 73 35
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

Medusa, wanita cantik namun sombong yang menjadi primadona para dewa. Ia juga dikutuk oleh dewi Athena karena perbuatan dosa yang dilakukannya di kuil suci. Kutukan dewi Athena membuatnya menjadikan seorang wanita yang memiliki rambut ular. Siapa pun yang menatapnya, maka orang itu akan berubah menjadi patung.

Secara singkat aku mengingat-ingat bacaan dan juga materi sejarah yang pernah kupelajari di Stellios. Pemikiran ini juga kubagikan kepada teman-temanku yang sekarang tampak sedang berpikir keras.

Mungkin tidak sama, namun apa yang kulihat tadi di sungai memang benar seekor ular. Katak itu juga membeku bagai patung, meskipun tidak semirip patung karena mereka masih tampak seperti manusia normal, hanya saja berubah lebih pucat dari mereka yang bergerak hidup.

Salah satu dari mereka pasti bisa memahami maksudku, karena secara nyata, sihir replika itu benar-benar ada. Beberapa kali pernah membuat Delonix heboh karena sihir tersebut.

“Kasus terakhir tentang sihir replika, apa itu? Ada yang ingat?” tanya Arctur memecah keheningan.

“Mantra pemanggil,” jawab Helios.

Kami semua sejenak terdiam, hari-hari di mana mantra pemanggil kekuatan sihir hitam terus muncul di langit kota yang berbeda. Memang, Delonix nyaris dipimpin oleh seorang penyihir kuat dan jahat di masa lampau. Saat pulau besar ini hampir dikuasai dan diubah sistemnya menjadi Keratuan, beberapa orang penentang yang memiliki kekuatan besar memutuskan untuk berkumpul dan membuat sebuah organisasi.

Yah, pada akhirnya usaha mereka tidak sia-sia, perlawanan itu membuahkan hasil hingga lahirlah Delonix dengan sistem kementeriannya yang baru, seperti yang kami rasakan saat ini. Itu terjadi sekitar dua puluh lima tahun yang lalu, kudengar ayahku adalah salah satu anggota organisasi tersebut, namun aku tidak pernah mendengarnya langsung, hanya desas-desus sekolah yang kebenarannya seolah-olah diragukan.

“Oh, ya. Para penyihir yang menipu seisi Delonix. Padahal si Ratu Jahat itu sudah mati dan dibuat hancur hingga berkeping-keping.” Wiles tertawa sebal. “Jadi, semua ini sihir replika?” tanyanya, mengulang pernyataanku yang sebelumnya.

“Menurutku.” Kepalaku mengangguk-angguk. "Mungkin."

Helios beralih menatapku dari buku yang kupinjam dari Arctur. “Ular Medusa berasal dari rambutnya, dan hanya dengan melihatnya kita bisa berubah menjadi patung. Sementara masalah di sini melalui gigitannya? Bukannya mengeluarkan bisa yang beracun, justru dampaknya hampir mirip dengan kasus Medusa.”

Langit siang ini tiba-tiba berubah mendung, hujan rintik-rintik mulai terdengar di lantai beranda yang berbatu. Sesekali petir menyambar menciptakan keheningan sekali lagi di antara kami semua.

“Ah, kenapa cuacanya jadi begini,” keluh Bailey.

Aku menoleh pada Helios. “Itulah kenapa aku menyimpulkan bahwa kemungkinan ini adalah kutukan sihir replika. Ular itu tidak ada di penyaringan. Hilangnya sangat cepat dan aku yakin ia pergi ke tempatnya.”

Wizards Journey : The Cursed VillageWhere stories live. Discover now