Hello, Who Are You?

459 73 13
                                    

~Angel With a Glasses~

By: TsubasaKEI

Don't try to make it yours!

Enjoy~

---------------------------------------------
Chapter 7: Hello, who are you?

Boboiboy merasakan kegelapan yang menyelimuti matanya perlahan luluh. Kolase hitam putih menari di belakang kelopak matanya. Ia merasakan bahan lembut—kain. Kasur kah?—di bawah jarinya ketika ia meraba-raba.

Kepalanya berdenyut keras, kalut sehabis terjerat angin puyuh. Boboiboy mengusap mata, mencoba menghilangkan pening. Samar, ia mendengar suara yang tengah beradu mulut. Mereka berusaha menjaga volume agar tetap kecil, namun tampaknya hal itu tidak berefek.

"—i sa....mu!"

"!—ku?! A..u...ti..k...t....ka—!"

Aneh. Boboiboy tidak bisa menangkap perkataan mereka dengan jelas. Dunia serasa naik turun, dan kembali ia terjebak dalam badai ditengah laut. Dirinya tenggelam, berusaha naik ke permukaan namun malah terseret kembali ke dalam air. Semuanya berdengung dalam telinganya.

Kedua orang yang tadi berbicara mendadak berhenti ketika ia mengerang. Boboiboy mendengar langkah tergesa-gesa dan tangan dingin yang menyentuh keningnya.

"Hey, Boboiboy? Kau sudah sadar? Kau bisa dengar suaraku nggak?"

"A....pa..? O..cho...?" Bibirnya kesulitan membentuk silabel. Namun ia bisa melihat bentuk-bentuk kuning itu perlahan membentuk sebuah wajah yang familar.

"O...Ocho?" Yang disebut namanya langsung memeluk Boboiboy dengan erat, berseru begitu lega.

"Boboiboy! Syukurlah! A-aku kira bakal kehilangan kamu juga! H-huaa!" Pundaknya basah dari air mata Ocho, tapi tampaknya Boboiboy belum 100% kembali sadar. Tangannya menepuk punggung Ocho, mencoba menenangkannya sementara mata madunya berusaha mencerna keadaan sekitarnya. Ia melihat kilasan ungu yang familiar.

"...Fang..?" Boboiboy berucap tidak yakin saat mendapati pemuda itu diam bersender di depan pintu. Boboiboy mengerungkan alis. "Fang... kenapa...bajumu..merah....?" Fang meraba mantelnya kaget. Menutupi noda itu dengan sia-sia.

Lalu semuanya kembali lagi.

Asap. Merah. Atok.

"Atok!" Boboiboy memaksakan dirinya untuk bangun. Kedua malaikat di ruangan terperanjat kaget.

"H-hei, hei! Jangan bangun dulu! Kau masih syok, tahu!" Ocho menahan Boboiboy tetap di kasur. Matanya melirik kebelakang meminta bantuan pada Fang. Yang dipanggil tersentak seolah tersetrum. Dari wajahnya terlihat jelas kalau Fang menolak untuk menghadapi Boboiboy. Dia membawa dirinya seperti tiang yang kehilangan fondasi; satu sentilan jari, hancurlah sudah. Rasa empati Ocho memuai.

"Hei, Fang?" Mata enggan menatap Ocho. Yep, Si adik sudah seperti anjing terlantar yang ditendang. "Bisa kau carikan roti dan air putih untuk Boboiboy? Yang hangat kalau bisa. Pasti dia lapar. Kan?"

Fang memicingkan matanya heran. Tangannya terangkat, hendak mengabulkan permintaan Ocho. Tapi sebelum bisa menjentikan jari, matanya bertemu dengan milik Boboiboy dan segala perasaan asing yang sempat surut kembali menghunjam dalam tsunami.

"Aku carikan." Fang menjawab pendek dan keluar dari ruangan. Lantai kayu berderik keras dari kepergiannya.

Ocho menghela nafas. "Dasar." Tidak disangka bahkan seorang komandan pun bisa terbirit-birit ketika terpaksa menghadapi bayi yang menangis.

Boboiboy menatapi pintu yang tertutup itu, lalu pada Ocho. Rambut pirangnya masih ikal sehabis terterpa angin puyuh. Jaket jeans-nya ia lepas dan letakan pada kursi yang menganggur dekat tv. Tayangan berita tengah diputar dengan suara kecil. Boboiboy tidak mengenali bahasa yang diucapkan si presenter. "Kita ada di mana?" Tanyanya.

Angel With a Glasses Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang