A Stalking Angel

3.6K 185 71
                                    

~Angel With a Glasses~

By: TsubasaKEI

Don't try to make it yours!

Enjoy~

---------------------------------------------
Chapter 1: A Stalking Angel

Manusia itu makhluk lemah.

Turunkan saja sepercik penyakit dan mereka akan tumbang. Pisahkan mereka dari orang yg mereka sayangi dan mereka akan menyerah dalam hidup. Beri mereka sedikit cobaan dan mereka akan mundur. Sungguh, kenapa bisa makhluk yang ditinggikan Tuhan berlaku demikian?

Seorang pemuda duduk bersandar di atas dahan pohon rindang. Tubuhnya tertudungi dedaunan dan ranting, melindunginya dari terik matahari. Yah, bukan berarti ia terganggu dengan panas, sih. Ia bukan makhluk seperti mereka; manusia.

'Pemuda' itu menguap lebar dan mengucek matanya, mengeringkan manik amethystnya yang berair, dan kembali mengawasi manusia yang sedang beraktifitas jauh di bawahnya tanpa gairah. Walaupun ia itu malaikat bukan berarti ia tidak merasa bosan melihat hal yang sama selama beberapa jam. Ia sudah berumur lebih dari satu millenia, rasanya bosan itu sudah menjadi asupannya sehari-hari. Tentu seharusnya dirinya sudah kebal menghadapi rutinitas.

Salah.

Bumi ini luas. Tuhan menciptakan banyak hal menakjubkan di sini. Sejak dulu ia bisa menemukan paling tidak satu kegiatan untuk mengisi hari-harinya yang monoton. Tidak setiap saat ia memantau, ia sudah melakukan itu sejak pertama bumi ini dibuat. Ia sempat kagum. Yang bermula dari lahan kosong lambat-laun diisi dengan berbagai macam kehidupan. Dan ia juga kagum terhadap manusia yang entah bagaimana dapat merusak kehidupan itu dengan sangat cepat. Memang, ia tidak bisa berharap banyak dari seekor kera tak berbulu.

Telinga pemuda itu menangkap suara derapan kaki menginjaki rumput lapangan yang perlahan mendekati tempatnya bersinggah. Dari semua tempat di dunia yang bisa ia kunjungi, ia memilih untuk berada di sini, di tempat bernama 'sekolah'. Tampaknya ini adalah tempat manusia muda mendengar ceramah dari manusia yang lebih tua. Tapi selain mendengar ceramah mereka terkadang suka pergi ke lapangan tempatnya berada untuk bergerak bebas setelah berjam-jam terjebak dalam posisi duduk yang sama.

Pemuda itu mengawasi beberapa manusia muda yang tampak sedang menendang bola. Ia memang tidak mengagung-agungkan manusia, tapi ada sesuatu dalam ekspresi mereka yang menangkap perhatian pemuda itu. Terlihat begitu ceria walau yang mereka lakukan hanya sebatas menendang bola. Senyum mereka begitu...bebas.

Pemuda itu menggelengkan kepalanya keras. Ia benar-benar harus berhenti berpikir seperti itu. Tidak baik untuk mendalami emosi manusia terlalu dalam, nanti dirinya bisa saja tercemar dengan sifat-sifat negatif manusia. Reputasinya sebagai 'Prajurit Tuhan' bisa ternodai, ia tidak mau kepercayaan tuhan hilang darinya. Tidak, tidak boleh.

Pemuda itu merilekskan punggungnya dan kembali melihat para manusia muda, kaki kanan menggantung bebas sementara yang kiri ia tekuk sampai menyentuh dada.

Lalu Pemuda itu mendengar suara lain. Suara kepakan sayap.

"Mukamu mengerut terus, nanti lama-lama tambah tua, lho." Ucap seseorang di belakangnya. "Eh, tunggu, kita 'kan nggak bisa tambah tua."

Pemuda itu menghiraukan humor gagal seorang bocah yang kini mendadak muncul dan dengan santainya ikut duduk di dahan tempatnya berada. Ia tetap menaruh perhatiannya pada gerombolan manusia yang tampaknya sedang mengerubungi bocah bertopi jingga di bawah sana.

"Apa yang kau lakukan di sini, Gabriel?" Pemuda itu bertanya tanpa melirik ke sampingnya.

"Hei hei, di sini namaku Ocho. Kau nggak mau manusia mendengar nama asli kita, 'kan?" Gabriel mengingatkan. "Aku cuman mau ngecek kamu saja 'kok. Dari dulu kau selalu misah terus, susah lagi dicarinya." Bocah rambut pirang itu mengeluh. Bibir dimanyunkan imut dan pipi menggembung bak tupai. Jika ada yang melihat, orang pasti terkesima dengat keimutan Ocho. Mata biru cerah dan rambut pirang pendeknya tampak cocok sekali ketika dia mengenakan kaos putih terbungkus jaket jeans. Sebuah kacamata kuning terkamuflase di rambutnya. Poros mudanya mengelabui mereka yang baru saja melihat makhluk yang sebenarnya sudah berumur ratusan juta tahun.

Angel With a Glasses Where stories live. Discover now